Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warga Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, melakukan aksi penanaman pohon pisang di jalan yang rusak sebagai bentuk protes. (Dok. Istimewa)

Paser, IDN Times - Sejumlah warga Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, melakukan aksi protes dengan menanam pohon pisang di tengah jalan, Senin (17/2/2025). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai lamban dalam menangani jalan rusak akibat aktivitas hauling batu bara.

Ketua RT 4 Desa Batu Kajang, Agus Fadzri, mengungkapkan bahwa warga sudah lama menunggu perhatian pemerintah. Namun, hingga kini perbaikan jalan tak kunjung dilakukan, padahal kondisi jalan yang berlubang telah menyebabkan banyak kecelakaan.

“Sudah banyak korban kecelakaan, tapi pemerintah belum juga turun tangan,” ujarnya kepada IDN Times, Rabu (19/2/2025).

1. Rusak akibat hauling batu bara

Kerusakan jalan ini salah satunya diakibatkan aktifitas hauling batu bara yang marak tahun lalu. (Dok. Istimewa)

Agus menjelaskan, jalan di Desa Batu Kajang mulai mengalami kerusakan parah sejak tahun lalu akibat tingginya mobilitas truk pengangkut batu bara dari Kalimantan Selatan menuju Kuaro, Paser. Jalan yang tidak dirancang untuk menahan beban berat akhirnya hancur dan berlubang.

“Beban truk terlalu berat, sementara kelas jalannya tidak memadai. Akibatnya, sekarang jalan hancur dan berlubang,” katanya. 

Ia menambahkan, kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena jalan tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, dengan lalu lintas kendaraan yang padat.

“Mau berapa korban lagi baru ada tindakan? Sudah banyak kecelakaan karena jalan berlubang ini,” tegasnya.

Sejak jalan mengalami kerusakan, Agus mengaku sudah tak terhitung jumlah pengendara yang mengalami kecelakaan. Bahkan, beberapa kali terjadi kecelakaan beruntun akibat pengendara yang berusaha menghindari lubang.

2. Jalan rusak sudah makan korban

Warga menanam pohon pisang sebagai bentuk protes dan kekecewaan terhadap pemerintah. (Dok. Istimewa)

Menanggapi keluhan warga, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Paser, Asnawi, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur untuk mempercepat perbaikan jalan tersebut.

Sebab, jalan yang rusak merupakan bagian dari jaringan Jalan Nasional, yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

“Status jalannya memang Jalan Nasional, tapi kami tidak tinggal diam. Kami sudah berkoordinasi dengan BBPJN Kaltim beberapa minggu lalu dan skema perbaikan sudah disiapkan,” jelas Asnawi.

3. Pemkab Paser koordinasi dengan BBPJN Kaltim

Kondisi jalan di Desa Batu Kajang yang rusak berat akibat hauling batu bara. (Dok. Istimewa)

Ia juga memastikan bahwa perbaikan jalan telah masuk dalam program BBPJN Kaltim, termasuk alokasi anggarannya. Namun, perbaikan masih menunggu waktu karena BBPJN Kaltim saat ini juga tengah fokus menyelesaikan instalasi jembatan bailey sebagai pengganti sementara Jembatan Sei Busui yang ambruk.

“Semoga dalam waktu dekat sudah ada pergerakan dari BBPJN Kaltim untuk perbaikan jalan ini,” pungkasnya.

Editorial Team