Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meninjau lapak jualan. (IDN Times/Prokopim).
Ketua Pasar Malam Tanjungpura (Pasmata) Bahri, menerangkan, hingga malam pembukaan, terdapat sekitar 35 pedagang yang berpartisipasi. Pihaknya juga berupaya membantu pedagang pemula agar mampu beradaptasi dengan konsep penjualan yang menarik.
Bahri menambahkan, jam operasional pasar malam dimulai pukul 17.00 hingga 23.00 WIB, dengan pengawasan langsung setiap malam untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan pengunjung.
“Mungkin belum terlihat ramai karena area ini cukup luas. Tapi kami yakin jumlah pedagang akan terus bertambah,” ucapnya.
Menariknya, Pasar Malam di kawasan ini tidak menerapkan sistem sewa lapak. Pedagang hanya memberikan kontribusi sukarela untuk kegiatan operasional agar kawasan ini tetap hidup.
“Dana itu digunakan untuk kegiatan seperti lomba karaoke dan lomba melukis, dan semuanya dipertanggungjawabkan dalam rapat bulanan,” tuturnya.
Bahri berharap, dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, kawasan Kota Tua Pontianak dapat berkembang menjadi destinasi kuliner malam yang aman, nyaman, dan mencerminkan keberagaman budaya Kota Khatulistiwa.
“Tujuan terbesar kami adalah menghidupkan kembali kawasan Kota Tua, yang nantinya akan terhubung hingga ke Waterfront. Seperti pesan Pak Wali, jika kawasan ini hidup, maka Jalan Sultan Muhammad juga akan dijadikan kawasan kuliner. Insyaallah tahun 2026 akan mulai dibangun,” tukasnya.