Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semarang) menyelenggarakan tradisi Ketuk Pintu sebelum menggelar Pasar Imlek Semawis 2575 di Kota Semarang pada 8–11 Februari 2024. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Pemuda keturunan Tionghoa Samarinda, Jennifer (18), mengatakan bahwa Imlek adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Selain mendapat angpau, dia juga bisa berkumpul dengan kerabat dan teman-teman yang jarang bertemu.
"Kami biasanya berkumpul dengan kerabat yang sudah lama tidak bertemu, lalu makan-makan bersama keluarga, bertemu om-tante, sepupu, dan kakek-nenek. Sungguh seru," ujar Jennifer.
Dia juga senang bisa mengadakan open house di rumahnya. Dia mengundang teman-temannya yang tidak hanya dari etnis Tionghoa untuk datang dan bersenang-senang bersama. Mereka bisa berbincang-bincang dan saling berbagi cerita.
Tak lupa, Jennifer juga menyebutkan makanan favoritnya saat Imlek. Menurutnya, makanan yang paling enak dan wajib ada di meja makan adalah babi guling. Dia juga menyukai lontong cap go meh dengan paduan lontong, sayur lodeh, opor ayam, dan sambal goreng ati.
Jennifer menganggap Imlek sebagai momen silaturahmi yang penting. Dia merasa bersyukur bisa merayakan Imlek dengan keluarga dan teman-temannya.
"Imlek bukan hanya tentang angpau atau makanan. Tetapi juga tentang kebersamaan dan keharmonisan. Saya berdoa semoga Imlek ini membawa damai dan sejahtera bagi kita semua. Gong xi fa cai!" tutup Jennifer.