Anggapan perkebunan kelapa sawit sebagai kantong kemiskinan di Indonesia sepertinya pantas disematkan. Setidaknya itu berdasarkan kesaksian salah seorang mantan pekerja kelapa sawit di Lahat Sumatra Selatan (Sumsel).
Sedikit yang tahu peliknya kondisi para pekerja dalam perkebunan kelapa sawit. Dari persoalan nominal gaji di bawah upah minimum regional (UMR), ketiadaan perlindungan ketenagakerjaan, kesehatan, kejelasan upah lembur, hingga status karyawan dengan perusahaan.
"Persoalan hak-hak karyawan tersebut yang akhirnya saya perjuangkan dan dipenuhi perusahaan. Hingga akhirnya perusahaan bersedia memenuhi termasuk pula mengangkat pekerja sudah tua menjadi karyawan," kata Fauzi Azwar (50) saat dihubungi IDN Times, Minggu (25/6/2023).
Fauzi tujuh tahun lamanya bekerja di perkebunan kelapa sawit di Sungai Laru Kikim Tengah Lahat Sumsel. Hingga akhirnya di PHK perusahaan. Ia dianggap terlalu aktif dalam memperjuangkan hak-hak karyawan lain.
"Saya dianggap terlalu berani melawan dan membawa dampak negatif bagi karyawan yang lain sehingga harus disingkirkan," paparnya.