Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua YLKN Balikpapan, Piatur Pangaribuan. (Dok. Istimewa)

Balikpapan, IDN Times – Yayasan Lembaga Konsumen Nusantara (YLKN) Balikpapan angkat bicara soal kisruh bahan bakar minyak (BBM) Pertamina yang diduga menjadi penyebab mogoknya banyak kendaraan di Kalimantan Timur (Kaltim). Sejak akhir Maret lalu, sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat dilaporkan mendadak mogok usai mengisi BBM di SPBU Pertamina, terutama di Balikpapan, Samarinda, Kukar, Bontang, dan Kutim.

Menanggapi keresahan warga, pekan lalu pihak kepolisian bersama Gubernur Kaltim, Rudy Masud, dan perwakilan Pertamina melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah SPBU. Hasilnya, mereka mengklaim bahwa kualitas BBM yang beredar telah sesuai standar. Bahkan, Gubernur Rudy menyebut penyebab mogoknya kendaraan bukan karena BBM, melainkan karena kurangnya perawatan dari pemilik kendaraan.

1. YLKN Balikpapan kritik sidak SPBU oleh polisi dan pejabat

Sidak ke sejumlah SPBU di Samarinda yang dilakukan Gubernur Kaltim baru-baru ini dinilai Piatur telat. (Dok. Pemprov Kaltim)

Namun, pernyataan tersebut justru menuai kritik tajam dari Ketua YLKN Balikpapan, Piatur Pangaribuan. Ia menilai para pejabat dan aparat “kesiangan” dalam menyikapi masalah. Menurutnya, sidak semestinya dilakukan saat maraknya laporan mogok, bukan setelahnya, ketika stok BBM kemungkinan sudah diganti.

"Yang harus diperiksa itu BBM yang beredar saat kejadian, bukan yang sekarang. Kalau sekarang ya pasti aman, kan stoknya sudah baru. Jangan anggap masyarakat Kaltim ini bodoh semua. Berhentilah membikin sandiwara yang tidak lucu seperti ini," ujarnya.

Piatur juga menyayangkan pernyataan pejabat yang terkesan menyudutkan masyarakat. Misalnya, menuding masyarakat yang jarang melalukan perawatan kendaraan sebagai biang mogok. Ia meminta pejabat dan aparat menunjukkan empati, bukan justru menyalahkan warga. “Cobalah pejabat ini berhenti. Masyarakat ini sudah susah,” ujarnya.

2. YLKN bersiap pidanakan Pertamina

Ilustrasi hukum (Dok.IDN Times)

YLKN menyebut kepercayaan publik terhadap Pertamina telah lama menurun. Piatur mengingatkan kembali kasus pencemaran minyak di Teluk Balikpapan beberapa tahun silam akibat kebocoran pipa milik Pertamina.

"Waktu itu mereka juga sempat membantah. Padahal jelas-jelas ada pencemaran. Akhirnya banyak petingginya yang dicopot," katanya.

Belum lagi kasus antrean BBM yang hampir selalu terjadi setiap tahun. Yang menurut Piatur sangat merugikan masyarakat Kaltim. 

Piatur menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan langkah hukum terhadap Pertamina atas dugaan penipuan kepada masyarakat.

"Kami akan laporkan ke Polresta Balikpapan. Pidana penipuannya akan kami proses. Perdata bisa menyusul. Yang jelas, polisi harus menyelidiki BBM yang membuat kendaraan warga rusak, bukan yang sekarang," tandasnya.

3. Respons Pertamina Patra Niaga

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun.(Dok Antara)

Edi Mangun, Area Manager Commrel & CSR PT. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menegaskan, Pertamina Patra Niaga senantiasa berkomitmen untuk menjaga kualitas seluruh produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang didistribusikan kepada masyarakat, sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui SK Dirjen Migas.

"Terkait adanya rencana pelaporan ke pihak kepolisian oleh Yayasan Lembaga Konsumen Nusantara (YLKN) mengenai dugaan BBM bermasalah, kami menghargai dan membuka ruang dialog serta proses klarifikasi yang konstruktif. Pertamina siap untuk bekerja sama dengan seluruh pihak, termasuk aparat penegak hukum, dalam menelusuri dan menyelesaikan permasalahan ini secara transparan dan akuntabel," kata Edi dalam keterangan tertulisnya.

Dia menambahkan, Pertamina juga memiliki mekanisme pengawasan mutu yang ketat, baik di Terminal BBM maupun di SPBU, serta prosedur penanganan keluhan konsumen melalui layanan Pertamina Call Center 135. Jika ditemukan adanya indikasi ketidaksesuaian produk, Pertamina akan segera melakukan investigasi mendalam, termasuk uji laboratorium terhadap sampel BBM terkait.

Editorial Team