TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

OIKN Gandeng Mitra Konservasi dalam Ciptakan Kota Hutan Berkelanjutan

Pembangunan Ibukota Nusantara

Kepala dan Wakil Kepala OIKN bersama para deputi OIKN (IDN Times/Ervan)

Balikpapan, IDN Times - Badan Otorita Ibukota Nusantara (OIKN) menggandeng tiga organisasi tiga lembaga swadaya masyarakat (LSM) guna menyelaraskan kelestarian alam lewat konsep sustainable forest city.  Yakni, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Yayasan Jejak Pulang, dan The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). 

Keterlibatan tiga LSM ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU), di Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Rabu 12 Juli 2023. 

“Kita ingin memulai satu langkah dari sekian juta langkah yang harus kita lakukan dalam rangka menyelamatkan ibu bumi kita," Kepala OIKN Bambang Susantono dalam keterangan tertulis, Rabu (19/7/2023).

Baca Juga: Gas Subsidi Langka di Balikpapan, Kelurahan GSB Gelar Razia

1. Keseimbangan keanekaragaman hayati

Kepala dan Wakil Kepala OIKN bersama para deputi OIKN (IDN Times/Ervan)

Bambang menyampaikan bahwa diperlukan keseimbangan keanekaragaman hayati, keseimbangan lingkungan dalam membangun IKN. Konsep kota hutan melambangkan kekayaan yang luar biasa yang perlu dipadukan dengan ilmu-ilmu modern, sehingga akan ada banyak hal yang dikembangkan dalam membangun IKN.

Menurutnya, pembangunan IKN perlu mempertimbangkan tiga isu yang dikampanyekan secara global, pertama yaitu perubahan iklim yang sangat nyata terjadi. Kedua, masalah lingkungan tentang bagaimana hidup berdampingan antara manusia, alam, dan budaya. Ketiga adalah keanekaragaman hayati.

Untuk itu, OIKN mengundang semua pihak untuk bekerja sama dalam  membangun IKN.

2. Menjaga kelestarian orangutan di hutan Kalimantan

Orangutan berangkat ke sekolah hutan di Pusat Rehabilitasi BOSF di Nyarumenteng, Kalimantan Tengah (Dok.BOSF)

BOSF sebagai salah satu organisasi nirlaba yang tugasnya  melindungi dan melestarikan orangutan, menyambut baik kerja sama dengan OIKN. Melindungi ekosistem lingkungan termasuk satwa orangutan.

“Orangutan, sebagai satu-satunya spesies kera besar di Asia memainkan peran sentral dalam menjaga keseimbangan alam di hutan Borneo yang kaya akan keanekaragaman hayati," papar Sekretaris BOSF Riana Andam Dewi. 

Ia melanjutkan, orangutan adalah makhluk yang luar biasa dan langka, namun sayangnya populasinya menurun akibat aktivitas manusia yang mengabaikan aspek kehidupan satwa.

Lebih lanjut, ia menyampaikan kerja sama dengan OIKN menjadi langkah penting bagi BOSF karena dapat meningkatkan kolaborasi dan aksi nyata dalam konservasi, perlindungan habitat, rehabilitasi orangutan, melepas-liarkan orangutan, serta rehabilitasi lahan kritis dengan peran serta aktif masyarakat sekitar.

3. IKN menjadi model pembangunan kota dengan lingkungan

Lokasi Titik Nol Ibukota Nusantara di Kalimantan Timur, Kamis (8/6/2023). (IDN Times/Sri.Wibisono)

Ketua Yayasan Jejak Pulang Juliarta Bramansa Ottay berharap kerja sama dengan OIKN dapat memberikan model bagi Indonesia dan dunia, bahwa manusia bisa menemukan pola hidup bersama dengan alam.

“Melalui kerja sama ini, besar harapan kami IKN sebagai kota Nusantara akan menjadi kota berbudaya Indonesia yang mempunyai hubungan baik dengan lingkungannya, sebagaimana diteladani oleh leluhur kita, dan yang kita impikan di masa depan,” imbuhnya.

Yayasan Jejak Pulang adalah sebuah organisasi rehabilitasi orangutan yang berdiri sejak tahun 2014 di Samboja, Kalimantan Timur. Saat ini Yayasan Jejak Pulang mempekerjakan 90 orang, di mana 90 persennya adalah warga lokal yang membantu 13 orangutan agar bisa kembali ke alam liar.

Baca Juga: Pertamina akan Pindahkan Kantor Pusatnya ke Balikpapan

Berita Terkini Lainnya