Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat Kaltim

Harmonisasi budaya dalam Kebhinekaan Tunggal Suaka

Balikpapan, IDN Times - Presiden RI Joko Widodo menemui secara khusus lima orang tokoh adat di Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (31/1/2022) pukul 13.30 Wita. Sebelumnya, Jokowi menghadiri pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Dome Balikpapan. 

Setelah pertemuan dengan warga Nahdliyin ini, Jokowi langsung melanjutkan pembahasan tentang pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara. 

“Para tokoh adat tersebut bertemu serta berdialog dengan Presiden RI dalam rangka penguatan ekstensi Ibu Kota Negara Nusantara dalam kapasitas sebagai perwakilan dari tokoh ddat,” kata Sekretaris Kesultanan Kutai Kartanegara H Awang Yacoub Luthman kepada IDN Times di Gedung VIP Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. 

Selain itu, tampak pula sejumlah tokoh lain, di antaranya Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Drs H Aji Muhammad Arifin M.Si. Dari tokoh Adat Paser, Sultan Drs Aji Muhammad Jarnawi. Untuk tokoh Adat Dayak diwakili Kepala Adat Dayak Kenyah Ajang Tedung.

Kemudian perwakilan masyarakat Suku Banjar diwakilkan Syarifuddin HR merupakan Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBB-KT) PPU dan terakhir perwakilan masyarakat Suku Bugis di PPU Andi Singkerru.

1. Sebelumnya 10 tokoh adat lakukan pertemuan dengan Bappenas

Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat Kaltim10 perwakilan tokoh adat berdialog dengan Bappenas RI sebelum bertemu presiden (IDN Times/Ervan)

Ia menambahkan, sebelumnya sebanyak 10 tokoh adat Kaltim melakukan dialog dengan rombongan perwakilan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) yakni Deputi Bidang Pengembangan Regional Taufik Hanafi dan Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Pengentasan Kemiskinan Vivi Yulaswati. 

Namun berdasarkan permintaan protokol presiden, hanya lima orang tokoh saja yang diterima oleh presiden karena alasan waktu dan tempat yang sangat terbatas. Sehingga lima orang tersebut dijadikan sebagai wakil para tokoh lainnya di mana mereka menyampaikan kesepakatan yang telah dibuat.

“Kesempatan tersebut, yakni harmonisasi budaya dalam Kebhinekaan Tunggal Suaka. Artinya, di tengah proses perbedaan ada satu perwakilan budaya yang mencerminkan budaya IKN secara utuh,” tuturnya. 

Baca Juga: DPRD PPU Minta Tenaga Ahli Bupati supaya Ditiadakan

2. Dalam wilayah IKN melebur jadi satu sebagai keterwakilan

Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat KaltimKabinda Kaltim, Brigjen TNI Danni Koswara (tengah) foto bersama enam perwakilan tokoh adat Kaltim (IDN Times/Ervan)

Di Provinsi Kaltim nanti, jelasnya, boleh saja ada perbedaan tetapi di dalam wilayah IKN tidak ada lagi  karena sudah melebur jadi satu dan dijadikan sebagai keterwakilan identitas suku Nusantara.

Namun, adat yang lama, harus dijaga agar tetap lestari.

Sementara terkait peningkatan sumber daya manusia (SDM), lanjutnya, bagi masyarakat daerah mitra atau daerah penyangga IKN dalam hal bidang pendidikan dan kesehatan, harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah. 

Agar masyarakat daerah mitra mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan baik dalam hal perangkat keras dan lunak.

“Pelayanan kesehatan dan pendidikan yang dimaksud adalah dalam hal peningkatan sarana prasarananya sehingga SDM masyarakat sekitar wilayah IKN yakni daerah mitra dapat mengimbangi kebutuhan IKN kelak,” terangnya. 

3. Para tokoh meminta presiden menstabilkan konflik agraria berbasis rujukan sejarah

Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat KaltimLima tokoh adat Kaltim menyambut kedatangan Presiden RI Jokowi sebelum dilakukan dialog (IDN Times/Ervan)

Ditambahkannya, para tokoh tersebut, juga telah bersepakat meminta kepada presiden untuk menstabilkan konflik-konflik agraria yang berbasis rujukan sejarah agraria yang sebenarnya. Berdasarkan sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan Kesultanan  Paser.

“Penyelesaian masalah agraria ini harus dilakukan secara arif dengan melibatkan masyarakat yang sudah terlanjur melakukan kegiatan-kegiatan di daerah tersebut seperti tanam tumbuh, selaku penghuni dan kegiatan lainnya,” kata pria yang pernah menduduki Ketua DPRD kukar sisa periode 2009-2014.

Para tokoh melalui lima orang wakilnya itu, juga menyampaikan kepada presiden untuk memberikan peranan dalam penguatan pembangunan di IKN dengan melibatkan tokoh adat, SDM lokal yang mampu ikut andil dalam pembangunan dan proses pelaksanaan terwujudnya IKN.

4. Proses pengembangan wilayah mitra terdekat dapat ditata dengan pemekaran kecamatan

Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat KaltimKawasan IKN di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (IDN Times/Yuda Almerio)

“Proses pengembangan wilayah mitra terdekat yakni PPU dan wilayah Kukar dapat ditata pengembangannya yang dipersiapkan mampu menjadi mitra. Salah satu penguatan pemekaran kecamatan,” katanya.

Ia mencontohkan, seperti di Kukar sudah ada wilayahnya yang terpisah karena masuk dalam kawasan IKN. Sehingga nantinya ada tiga wilayah dilakukan pemekaran kecamatan.

Kemudian wilayah PPU, Kecamatan Sepaku juga masuk IKN dan wajar dilakukan pemekaran Kecamatan.  

“Harapannya pemekaran kecamatan ini dapat lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga siap menjadi daerah mitra IKN. Tentunya pembangunan wilayah di Kukar dan PPU menjadi lebih baik lagi karena mendapat perhatian dari pemerintah pusat,” tutupnya.

5. Jokowi berikan respons positif masukan aspirasi perwakilan tokoh adat Kaltim

Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat KaltimPresiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Perwakilan masyarakat Suku Banjar juga anggota DPRD PPU Syarifuddin HR usai bertemu dengan presiden mengatakan, ada catatan penting dalam pertemuan tersebut.  Di mana Jokowi telah memberikan respons positif atas masukan aspirasi yang disampaikan oleh wakil tokoh adat Kaltim.

Di antaranya, masalah peningkatan SDM dengan mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) sehingga masyarakat lokal dapat ikut berkarya dalam pembangunan IKN nanti.

“Lalu terkait keberadaan desa dan kelurahan dalam provinsi IKN kelak dijadikan sebagai desa atau kelurahan smart sehingga posisi tidak hilang dan juga sehubungan dengan aspirasi masyarakat berupa pemekaran kecamatan di PPU dan Kukar juga mendapat respons oleh bapak presiden,” pungkasnya.        

Baca Juga: Kemarahan Meluas, Berbagai Suku di PPU Tuntut Penangkapan Edy Mulyadi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya