Hadapi Kemarau, Otorita Antisipasi Bencana Karhutla di IKN 

Berharap ada forest command center

Balikpapan, IDN Times -  Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LHSDA) Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Myrna A Safitri, mengatakan OIKN mengajak sejumlah stakeholders untuk bekerja sama untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) saat musim kemarau.

“Bahwa pada tahun ini kesiapsiagaan dan kehati-hatian perlu kita tingkatkan terkait dengan kemungkinan ancaman dari el nino. Karena itu kami memandang penting untuk kita bertemu pada hari ini,” ujar Myrna saat lokakarya Karhutla di IKN, Jumat (26/05/2023) di Hotel Novotel Balikpapan.

1. OIKN telah merumuskan langkah strategis

Hadapi Kemarau, Otorita Antisipasi Bencana Karhutla di IKN Deputi Bidang LH dan SDA Otorita Ibu Kota Nusantara Myrna A Safitri. Sumber Foto Tim Komunikasi OIKN (IDN Times/Ervan)

Myrna menjelaskan, OIKN telah merumuskan langkah-langkah strategis bersama berbagai pemangku kepentingan terkait untuk mengantisipasi ancaman tersebut. Di mana sebelumnya sejak Februari, upaya-upaya sudah membicarakan dan merumuskan langkah-langkah taktis strategis pengendalian karhutla di IKN.

“Kami telah lakukan bersama dengan beberapa stakeholders yang lain. Namun, semakin mendekati Juni hingga Agustus, upaya ini perlu kita intensifkan kembali,” tegasnya.

Dibeberkannya, saat ini terdapat tiga lokus yang menjadi perhatian OIKN. Pertama, di lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di mana kegiatan pembangunan infrastruktur sedang dipusatkan.

Kemudian kedua, di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Sementara lokus ketiga pada area di luar dua wilayah tersebut yang diketahui sebagai area rawan terbakar atau lokus kebakaran berulang pada masa sebelumnya. 

2. Lakukan kesiapsiagaan

Hadapi Kemarau, Otorita Antisipasi Bencana Karhutla di IKN Lokakarya Karhutla di IKN,Jumat (26/05/2023) di Hotel Novotel Balikpapan. Sumber Foto Tim Komunikasi OIKN (IDN Times/Ervan)

Myrna mengungkapkan, sangat menyadari bahwa para pihak yang di Kalimantan Timur (Kaltim) sudah menunjukkan upaya-upaya kesiapsiagaan tersebut, baik dari dinas terkait, OPD yang lain, BPBD, TNI, POLRI, upaya-upaya itu terus ditingkatkan. 

“Maka dalam lokakarya ini, kami mohon kesediaan ibu dan bapak untuk mengaitkan upaya pengendalian karhutla di wilayah IKN, pada strategi besar pengendalian besar di Kaltim,” lanjutnya.

Direktur Pemanfaatan Pengembangan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto menerangkan, pihaknya akan mencoba fokus di area KIPP dan Kawasan IKN khususnya untuk restorasi dan konservasi alam, termasuk salah satunya pengendalian karhutla.

Harapannya ke depan ada satu forest command center di mana di situ menjadi pusat pengelolaan hutan untuk mencegah kebakaran hutan atau perlindungan keanekaragaman hayati dan lainnya.

“Meskipun dua tahun terakhir tidak banyak kasus kebakaran hutan, OIKN bersama pihak-pihak terkait akan terus melakukan pencegahan, terlebih untuk mengantisipasi adanya kemarau panjang,” tukasnya.

Baca Juga: Wahana Salju Pertama di Samarinda Memperoleh Respons Antusias

3. Meskipun tak banyak kasus OIKN terus lakukan pencegahan

Hadapi Kemarau, Otorita Antisipasi Bencana Karhutla di IKN Ilustrasi petugas gabungan berusaha padamkan Karhutla di PPU (IDN Times/Ervan)

Menurutnya, terdapat empat strategi yang akan dilakukan untuk mencegah karhutla, pertama yakni menentukan lokus kegiatan, kedua koordinasi perencanaan tahunan bersama. Sementara ketiga koordinasi implementasi pencegahan dan penanggulangan serta terakhir monitoring, evaluasi dan pembelajaran bersama.

“Kami akan berkoordinasi dengan BMKG untuk menyiapkan early warning system karhutla di IKN,” ucapnya.

4. Juni Awal kemarau di IKN

Hadapi Kemarau, Otorita Antisipasi Bencana Karhutla di IKN Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, menjelaskan, secara umum awal musim kemarau di Kaltim terutama di sekitar IKN berada di periode Juni akhir atau awal Juli. 

Sementara, sambungnya, curah hujannya relatif lebih kering, sehingga dapat diprediksikan bahwa kemarau tahun ini akan lebih kering dan puncak kemaraunya pada Agustus-September. 

“Ini tentunya harus menjadi kewaspadaan bersama. Ketika kita akan memasuki awal musim kemarau, kemudian menjelang periode puncaknya di Agustus-September, kita sudah melakukan koordinasi yang cukup intens ini yang kita perlukan,” pungkas Miming.

Diketahui bahwa lokakarya itu dihadiri oleh Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Tandi Bua, Direktur Mitigasi Bencana BNPB Berton Panjaitan, Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Rusmadi. Perwakilan Kementerian KLHK, BMKG, BNPB, Masyarakat Peduli Api Kaltim, TNI, Polri, PT. ITCI dan tim Asian Development Bank.

Baca Juga: Jemaah Haji Samarinda akan Berangkat Lewat Embarkasi Balikpapan

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya