Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil Panen

Harusnya ada solusi bukan malah bangun rice milling

Penajam, IDN Times - Meskipun hasil produksi pertanian padi melimpah, namun petani di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) terkendala hasil panen. Mereka kesulitan memasarkan hasil panenn ke masyarakat. 

Pasalnya, Badan Urusan Logistik (BULOG) tidak bisa lagi menerima gabah kering giling milik petani.

“Hasil panen petani cukup melimpah tetapi sayang tidak semua bisa diterima oleh BULOG, sehingga petani alami kesulitan menjual hasil pertanian mereka,” kata seorang petani Sutaman kepada IDN Times, Selasa (14/6/2022).

Namun, saat ini beras impor yang masuk kabupaten PPU masih terjadi, sehingga masyarakat PPU tidak berminat membeli hasil lokal.

“Saat ini banyak gabah kering giling di lumbung kami, karena tidak bisa dipasarkan,” sebut nya.

1. Yakin Pemerintah Kabupaten PPU pasti bisa memberikan solusi terbaik untuk petani

Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil PanenPlt Bupati PPU, Hamdam saat menjawab persoalan yang dihadapi petani (IDN Times/Ervan)

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati PPU Hamdam mengatakan,  persoalan petani setempat adalah pasca panen. Di mana petani kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian. 

Hal ini dikatakannya saat kegiatan serah terima simbolis sarana produksi padi rawa yang merupakan alokasi dana APBN dan bantuan dana operasional Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dari APBD I tahun 2022 yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Babulu.

“Namun  saya meyakinkan bahwa Pemerintah Kabupaten PPU, pasti bisa memberikan solusi terbaik. Salah satu solusi jangka pendeknya yakni rencananya melalui koperasi bentuk kepengurusan Korps Pegawai Negeri (Korpri) PPU akan membantu pendistribusian padi petani untuk kebutuhan ASN PPU,” tuturnya.

Baca Juga: Memancing ke Laut, Warga PPU Malah Dilaporkan Diterkam Buaya

2. Koperasi Korpri PPU akan beli gabah atau beras-beras petani

Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil PanenPetani di Penajam Paser Utara panen padi (IDN Times/Ervan)

Nanti, tambahnya, Korpri di PPU ini akan membentuk badan usaha koperasi dan mereka bisa membeli gabah atau beras-beras petani. Untuk dikelola dan disalurkan ke seluruh ASN di Kabupaten PPU.

Tetapi ada syarat yang harus dipenuhi, agar beras itu bisa dibeli Koperasi itu.

“Untuk pemenuhan kebutuhan itu tentu ada syarat yang harus dipenuhi oleh para petani. Di mana beras yang dikonsumsi harus bisa memenuhi standar untuk dikonsumsi. Iya lah, masa ASN-ASN kita diberi beras tidak bermutu, kan kasihan nanti jadi ASN yang kurang gizi," ucap Hamdam.

Menurutnya, ini tentu menjadi tantangan bagi para petani.Bagaimana mereka bisa memproduksi beras dengan kualitas dan mutu yang baik ke depannya. Karena ternyata ini juga merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh petani di PPU.

"Harusnya menurut saya, sejak awal kita bisa carikan solusi untuk persoalan ini. Bukan malah membangun rice milling yang notabene justru akan mematikan usaha para petani di Kecamatan Babulu," katanya.

3. Petani merupakan salah satu pemegang peran penting dalam kehidupan masyarakat

Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil PanenPlt Bupati PPU, Hamdam serahkan bantuan sarana produksi padi rawa ke perwakilan petani (IDN Times/Ervan)

Ia menilai petani di daerah termasuk di Kabupaten PPU merupakan salah satu pemegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. Mengapa demikian, karena salah satu kebutuhan pokok masyarakat khususnya beras merupakan hasil dari pertanian.

"Ya para petani ini bisa dikatakan sebagai pahlawan pangan bagi masyarakat. Karena tanpa mereka tentulah kita semua akan kesulitan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan beras sehari-hari," ujarnya.

Terkait dengan bantuan sarana pertanian padi dan bantuan dana operasional bagi KTPA , Hamdam mengharapkan, dapat menjadi penyemangat bagi para petani khususnya di kecamatan Babulu. Termasuk salah satunya demi terwujudnya swasembada pangan di Kabupaten PPU.

Dituturkannya, pihaknya juga sangat berterima kasih baik kepada pemerintah provinsi maupun pusat atas bantuan-bantuan yang telah diberikan kepada petani di PPU. Bantuan ini merupakan dukungan kepada petani di daerah. Apalagi kemampuan daerah saat ini juga memang  sangat terbatas memenuhi kebutuhan petani.

4. Provinsi maupun pusat masih peduli dengan Kabupaten PPU

Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil PanenPetani di Babulu Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan )

Pemerintah terus berupaya dalam membantu kesejahteraan petani.

"Artinya bahwa pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat masih peduli dengan kita di Kabupaten PPU. Saya berharap petani bisa memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya," pesan Hamdam.

Ia mengatakan, kehadiran ibu kota negara (IKN) di PPU merupakan peluang besar sekaligus tantangan bagi para petani. Kehadiran  puluhan ribu penduduk baru di IKN akan menambah jumlah kebutuhan pangan tentunya akan disuplai dari PPU.

Hamdam berharap agar seluruh petani yang ada tetap serius menjalankan profesinya sebagai petani dan selalu mengikuti apa yang dicontohkan oleh para penyuluh- penyuluh pertanian. Karena penyuluh pertanian  telah memiliki ilmu yang memang untuk memajukan para petani.

"Salah satu contoh jika penyuluh pertanian mengatakan bahwa menanam padi melalui sistem persemaian benih lebih menguntungkan daripada dengan sistem tanam benih langsung (tabela), maka lakukanlah dengan cara itu karena sudah pasti hasilnya  akan lebih maksimal," ujarnya. 

5. Bantuan padi rawa untuk lahan seluas 1.669 hektare diberikan ke 46 kelompok tani

Hasil Melimpah, Petani PPU Terkendala Pemasaran Hasil PanenIlustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian PPU Mulyono menerangkan, bantuan padi rawa bersumber dari APBN Tahun 2022 disalurkan untuk lahan seluas 1.669 hektare. Diberikan pada 46 kelompok tani dengan paket berupa benih padi 50 kg per hektare, herbisida 3 liter dan pupuk cair 3 liter per hektare.

Untuk bibit padi rawa ini didatangkan dari Kabupaten Nganjuk Jawa Timur memang diperuntukkan untuk lokasi sawah dominan tergenang air sesuai kondisi di PPU. Ia berharap program ini dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, karena memang lahan di Kecamatan Babulu didominasi lahan rawa berair.

"Sejauh ini hasil panen kita hanya mampu menghasilkan 3 sampai 4 ton per hektare. Mudah-mudahan dengan sistem ini ke depan mampu menghasilkan panen hingga 5 sampai 7 ton per hektare nya sehingga hasil pertanian kita akan jauh lebih baik lagi kata," pungkas Mulyono.

Baca Juga: KPU PPU Minta Tambahan Anggaran untuk Pilkada 2024

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya