ITB Latih Warga IKN Budidaya Kedelai untuk Kemandirian Pangan

Dilaksanakan di Pemaluan dan Bukit Raya

Penajam, IDN Times - Tim Pengabdian Masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan pelatihan kepada warga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kelurahan Pemaluan dan Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Pelatihan ini fokus pada pengolahan dan budidaya tanaman kedelai.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program ITB yang bertujuan mencapai swasembada kedelai di tingkat rumah tangga di wilayah IKN. Melalui Program Pengabdian Masyarakat (PPM) tahun 2024, tim dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, yang terdiri dari Dr. Dadang Sumardi, Dr. Mia Rosmiati, Dr. Eri Mustari, Dr. Endang Hernawan, Ujang Dinar Husyari, SP., MP., Haydar Alfan Nur, Muhammad Fatih Rizieq, dan Yokie Lidiantoro, terlibat langsung dalam kegiatan ini.

“Kami ingin meningkatkan kemandirian pangan skala rumah tangga di Kecamatan Sepaku, khususnya di Kelurahan Pemaluan dan Desa Bukit Raya, dengan mengadopsi model urban farming serta pengolahan produk turunan kedelai,” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ITB, Dadang Sumardi, kepada IDN Times, Sabtu (7/9/2024).

1. Kegiatan didanai LPPM ITB

ITB Latih Warga IKN Budidaya Kedelai untuk Kemandirian PanganProses penanaman kedelai pada raised bed dan polybag oleh Tim PPM ITB di Desa Bukit Raya (IDN Times/Ervan)

Program ini, yang akan berjalan selama delapan bulan, mencakup pelatihan dan pendampingan dalam budidaya kedelai, pengelolaan hasil panen, serta pengolahan kedelai menjadi produk seperti tempe, tahu, kecap, tauco, dan produk turunan lainnya. Kegiatan ini didanai melalui Program Pengabdian Masyarakat ITB Skema Bottom Up 2024 dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB.

"Kelurahan Pemaluan kami pilih karena pada tahun 2023 sudah ada kegiatan pengabdian masyarakat dengan skema Top Down, yang fokus pada peningkatan produktivitas hortikultura melalui model permakultur," lanjut Dadang.

Pada program sebelumnya, masyarakat telah dilatih untuk membuat pupuk organik, pestisida nabati, dan teknik pengendalian hama tanaman. "Hasilnya, masyarakat kini mampu membuat pupuk organik dan pestisida nabati sendiri," tambahnya.

Baca Juga: Warga PPU Nekat Mengedarkan Sabu di IKN 

2. Sebanyak 73,64 persen penduduk Sepaku prasejahtera

ITB Latih Warga IKN Budidaya Kedelai untuk Kemandirian PanganTim PPM ITB dan pengelola lahan setelah mengaplikasikan model urban farming kedelai pada raised bed & polybag di Desa Bukit Raya (IDN Times/Ervan)

Keterampilan ini penting untuk mendukung budidaya kedelai yang dilaksanakan tahun 2024. Berdasarkan data 2021, sebanyak 73,64 persen penduduk Kecamatan Sepaku tergolong prasejahtera. Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari sisi gizi maupun ekonomi.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budidaya kedelai serta pengolahannya menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga sekaligus menjadi peluang usaha,” tegas Dadang.

Proses penanaman kedelai dilakukan dengan metode urban farming menggunakan raised bed dan polybag di lahan milik warga Bukit Raya, Poniah. Penanaman ini didampingi oleh lima dosen, dua mahasiswa, dan satu alumni SITH ITB.

3. Dimulai pembuatan media organik

ITB Latih Warga IKN Budidaya Kedelai untuk Kemandirian PanganPertumbuhan lima varietas tanaman kedelai dengan model raised bed di Desa Bukit Raya (IDN Times/Ervan)

Penanaman dimulai dengan pembuatan media organik yang terdiri dari tanah, kotoran kambing, batang pisang, dan sekam dengan perbandingan yang sama. Media ini ditambahkan bakteri dan jamur pembenah tanah, kapur, serta pupuk NPK. Varietas kedelai yang ditanam mencakup kedelai kuning, kedelai hitam, dan kedelai edamame dari Badan Standarisasi dan Identifikasi Produk (BSIP) Kementerian Pertanian.

"Model penanaman raised bed dan polybag sangat cocok untuk lahan terbatas, sehingga bisa diterapkan baik di pedesaan maupun perkotaan," jelas Dadang.

Dadang juga menyebutkan bahwa hasil panen dari satu tanaman kedelai dapat mencapai 15-20 gram. Untuk mendapatkan 1 kilogram biji kedelai, diperlukan sekitar 50 tanaman yang bisa dibudidayakan di lahan seluas 3 meter persegi.

4. Juga melatih pengolahan turunan kedelai

ITB Latih Warga IKN Budidaya Kedelai untuk Kemandirian PanganProses pelatihan pembutan produk turunan tempe (IDN Times/Ervan)

Selain budidaya, pelatihan pengolahan produk turunan kedelai juga dilakukan. Warga Kelurahan Pemaluan, khususnya ibu-ibu PKK, telah dilatih membuat tempe, kecap, tauco, serta produk olahan lainnya seperti stik tempe dan nugget tempe.

Poniah, pemilik lahan, menyebut metode penanaman ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat yang memiliki lahan terbatas. Hasil penanaman menunjukkan pertumbuhan yang baik, dan tanaman kedelai diharapkan dapat dipanen pada Oktober 2024.

"Biji kedelai dari panen ini akan digunakan sebagai benih untuk petani di sekitar Desa Bukit Raya," pungkas Poniah.

Baca Juga: Diduga Korupsi, Mantan Direktur Perumda Diserahkan ke Kejari PPU 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya