Makanan Khas Dayak yang Unik dan Lezat, Patut Dicoba!

Makanan khas saat pesta panen padi

Penajam, IDN Times – Indonesia kaya akan keanekaragamaan suku dan budaya dengan aneka makanan khasnya. Seperti masyarakat suku Dayak di Pulau Kalimantan yang memiliki banyak makanan khas yang unik dan lezat. Makanan khas Dayak dibuat dari bahan-bahan sangat sederhana dan biasanya hanya bisa didapatkan di daerah pelosok, sehingga patut dicoba.

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Helena Samuel Legi kepada IDN Times, Sabtu (1/8/2020) menuturkan, pada dasarnya masyarakat suku Dayak di banyak memiliki aneka ragam jenis makan khasnya.

1. Makanan khas Dayak Kenyah, Ubek disajikan jelang panen padi

Makanan Khas Dayak yang Unik dan Lezat, Patut Dicoba!Ketua DAD PPU Helena Samuel Legi (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ia mencontohkan seperti makanan khas dan tradisi masyarakat Dayak Kenyah di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang disebut Ubek yang terbuat dari ketan muda, dilolah dengan cara disangrai kemudian ditumbuk, disajikan dengan parutan kelapa muda. Makanan ini kerap disungguhkan menjelang panen padi.

“Sementara usai panen padi masyarakat Dayak Kenyah melaksanakan pesta panen padi sebagai bentuk rasa syukur kepada sang Pencipta. Makanan khasnya bernama Undrat Ao atau makan terbuat dari tepung beras yang dimasukkan ke dalam bambu tanpa daun dan santan kemudian dipanggang diatas api,” kata Helena yang juga Kepala Seksi Sejarah, Tradisi dan Kesenian pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten PPU.

Baca Juga: Kisah dari Mahakam Ulu: Tato dan Telinga Panjang Dayak Bahau

2. Saat pesta panen padi suku Dayak sajikan Undrat Ao pangan dari tepung beras

Makanan Khas Dayak yang Unik dan Lezat, Patut Dicoba!Makanan khas Dayak Kenyah Undrat Ao pangan dari tepung beras (Dok. DADPPU)

Helena menjelaskan, Undrat Ao ini dari berasal dari tepung beras, ditambahkan kelapa parut, gula putih atau gula merah.

Semua bahan dicampur hingga rata tanpa air. Kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang ukurannya hanya sebesar jempol kaki. Setelah itu, dibakar seperti membakar lemang. Undrat Ao ini hanya ditemui setahun sekali pada saat pesta panen padi.

Helena menambahkan, pada saat pelaksanaan pesta atau upacara adat, masyarakat Dayak Kenyah juga sering menyajikan makanan yang disebut Anye Uco.

Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang diuleni hingga kalis, dibentuk panjang sebesar jari telunjuk orang dewasa, kemudian digoreng.

Makanan tradisional lainnya yang sering dihidangkan pada upacara adat yakni lemang atau pito ketupat dari beras ketan dibungkus dengan daun palem

3. Makanan tradisional masyarakat Dayak yang memiliki khasiat untuk pengobatan dan kesehatan

Makanan Khas Dayak yang Unik dan Lezat, Patut Dicoba!Bunga Belusut atau Kecombrang makanan penuh khasiat (Dok.DADPPU)

Makanan tradisional khas Dayak yang memiliki khasiat pengobatan adalah makanan dari bunga belusut atau kecombrang.

Helena menuturkan, menanam belusut tidak sulit, asalkan tanah subur. Bunga belusut bisa disuling minyaknya digunakan untuk penyegar mulut dan pasta gigi. Minyak bunga kecombrang di Australia menurut Helena, bahkan dihargai setara dengan Rp600 ribu per 10 ml.

“Manfaat bunga kecombrang atau bisa disebut juga dengan nama kantan atau honje, salah satu jenis tumbuhan rempah dimanfaatkan sebagai bahan campuran bumbu penyedap makanan di Indonesia. Selain itu memiliki khasiat untuk kesehatan,” katanya.

4. Belusut miliki khasiat untuk kesehatan dan obati penyakit

Makanan Khas Dayak yang Unik dan Lezat, Patut Dicoba!Anye Uco dan Pito makanan khas suku Dayak (Dok. DADPPU)

Dikatakannya, berdasakan para orangtua suku Dayak, belusut atau kecombrang ini kaya kandungan magnesium, kalsium, fosfor, zat besi, potasium, zinc, vitamin dan mineral lainnya, serta kaya antioksidan.  

"Kecombrang disajikan oleh masyarakat buat campuran sambel dan bisa dijadikan sebagai penyedap rasa masakan," kata Helena.

Ia juga menambahkan, “Ada beberapa manfaat kecombrang bagi yang mengkonsumsinya, antara lain untuk membersihkan darah, mengatasi bau badan, sebagai pelancar ASI, mengatasi beragam masalah kulit, memperkuat tulang dan gigi, mencegah dehidrasi,  meningkatkan fungsi otak, mengobati luka, sebagai menu diet dan mampu menetralkan asam lambung,” tutur Helena.

Baca Juga: Makna Aneka Warna dan Pernak-pernik pada Pakaian Adat Dayak, Sakral!

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya