Orangtua Mahasiswa Hubei University Bersyukur Anaknya Bisa Pulang 

Teror virus corona, Xiangyang seperti kota mati

Penajam, IDN Times - Merebaknya virus corona berawal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hingga 28 Januari telah tercatat 6.057 kasus di 18 negara dan 132 orang meninggal dunia. Virus ini pertama kali menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, dan membuat beberapa kota lainnya di Tiongkok turut diisolasi oleh pemerintah.

Akibat penyebaran virus tersebut, masyarakat berusaha meninggalkan Provinsi Hubei  termasuk 12 orang mahasiwa Hubei University of Arts and Science di Kota Xiangyang. Dua diantaranya adalah mahasiswa dan mahasiswi asal Penajam Paser Utara (PPU) yang Rabu (29/1) berhasil pulang ke Indonesia dan telah kembali ke Penajam. Mereka adalah Aliyah Adawiah (19) anak dari  Ghozali dan Raihan Ghulam Nafi Ahdar (19) anak dari Pade Ello. 

1. Setelah tiba di Indonesia telah menjalani pemeriksaan

Orangtua Mahasiswa Hubei University Bersyukur Anaknya Bisa Pulang ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Orangtua Raihan Ghulam Nafi Ahdar, Pade Ello mengungkapkan, sejak mulai tersiar virus corona di Tiongkok, ibu Raihan sangat khawatir bahkan sempat menangis karena khawatir. Begitu juga dengan Pade Ello sendiri yang terus berdoa agar anaknya pulang dengan selamat.  

Dituturkannya, Raihan kini sudah ada di rumah dengan kini kondisi sangat sehat, meskipun masih kelelahan setelah melalui perjalanan cukup panjang dari RRT.

Ia juga mengaku anaknya sedikit tertekan dengan pengalamannya di daerah wabah virus corona.

"Alhamdulilah sehat - sehat saja. Kondisi anak saya cukup baik. Memang waktu tiba pertama kali di Indonesia anak saya melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan dan itu hal biasa, untuk mencegah masuknya penyakit ke Indonesia, itu merupakan protap," ujar Pade Ello.

2. Raihan Ghulam masih kelelahan akibat perjalanan panjang

Orangtua Mahasiswa Hubei University Bersyukur Anaknya Bisa Pulang Changsha Huanghua International Airport (skytraxratings.com)

Pade Ello menuturkan, dirinya belum bisa memberikan keterangan lebih banyak karena anaknya waktu ditanya masih enggan berbicara kepadanya. Pade Ello menilai mungkin ada trauma yang dirasakan Raihan akibat wabah virus corona itu, sehingga ia juga tidak mau bertanya terlalu jauh.

"Jelas kami sebagai orang tua juga sangat khawatir, apalagi anak saya sendiri yang menjalaninya. Kami berpikir yang penting dia sudah sampai di rumah dan sehat - sehat saja. Paling tidak biar dia ibadah dulu di sini supaya lebih tenang," katanya.

3. Perjuangan untuk pulang ke Indonesia

Orangtua Mahasiswa Hubei University Bersyukur Anaknya Bisa Pulang Ghozali bersama istri mengampit Aliyah Adawiyah sebelum berangkat ke Xiangyang provinsi Hubei RRT (IDN Times/Istimewa)

Bertiga, Raihan Ghulam Nafi Ahdar dan Aliyah Adawiah serta seorang kawannya dari Bekasi, Jawa Barat menempuh perjuangan dari Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, untuk bisa pulang ke Indonesia. Kota ini berada satu provinsi dengan Kota Wuhan, sumber pertama penyebaran virus corona.

Terpisah, Ghozali, ayah dari Aliyah Adawiyah mengatakan putrinya menceritakan kota Xiangyang seperti kota mati. Kampus dan jalanan begitu lengang.

Perjalanan pulang mereka bertiga dimulai hari Senin (27/1) dari asrama kampus Hubei University of Arts and Science di Kota Xiangyang, Provinsi Hubei. Kota Xiangyang ini juga diisolasi oleh Pemerintah Tiongkok, sehingga transportasi umum baik kereta maupun pesawat terbang dihentikan sementara.

Ketiga mahasiswa ini awalnya dengan bus universitas diantarkan ke stasiun kereta api Xiangyang, yang ternyata stasiun tidak beroperasi. 

"Awalnya anak saya sedikit ketakutan dan putus asa, namun setelah saya beri motivasi melalui telepon genggam akhirnya dia semangat kembali," tutur Ghozali.

Untunglah masih ada mobil sewaan yang mau mengantar mereka menuju ke Bandar Udara Internasional Changsha Huanghua di Kota Changsa, Provinsi Hunan dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan.

Dari bandara tersebut mereka bertiga akhirnya berhasil pulang ke Indonesia. Aliyah dan Raihan Ghulam dari Jakarta melanjutkan perjalanan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan tiba hari Rabu (29/1) ini. Kemudian mereka berdua langsung pulang menuju ke Penajam.

"Proses anak saya dan dua temannya pulang ke tanah air, saya akui cukup sulit karena stasiun kereta api semua ditutup di wilayah yang diisolir pemerintah itu. Kalau kembali ke asrama mereka pasti dikarantina sehingga mereka tetap berkeras untuk keluar dari Provinsi Hubei menuju ke Indonesia. Dan alhamdullilah anak saya sekarang sudah dirumah," tegas Ghozali.

Baca Juga: Teror Corona, 2 Mahasiswa Asal PPU Berhasil Pulang dari Provinsi Hubei

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya