Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKN

Agar tidak persulit sekolah berinovasi

Penajam, IDN Times - Sejumlah peneliti dan pemerhati pendidikan melakukan penelitian lapangan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dari Senin (22/4/2024) hingga Rabu (24/4/2024). Para peneliti juga memberikan pelatihan para guru ini juga menyusun peta jalan pendidikan IKN. 

Mereka ini berasal dari Universitas Negeri Surabaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), praktisi vokasi, Balai Guru Penggerak (BPG) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim, serta perwakilan Inovasi Jakarta dan Tanoto Foundation.

“Kami berharap hal ini tidak akan menghambat kepala sekolah dalam berinovasi. Jika ada inovasi yang belum diatur secara nasional, hal itu dapat diusulkan dalam Peta Jalan Pendidikan IKN,” ungkap Deputi Bidang Sosial, Kebudayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Otorita IKN Alimuddin, Selasa (23/4/2024). 

1. Sekolah masih wewenang pemerintah daerah

Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKNProses belajar dan mengajar di SMKN 1 Sepaku (IDN Times/Ervan)

Dia menegaskan bahwa para peneliti dan pemerhati pendidikan yang melakukan penelitian sepakat bahwa hubungan antara guru dan peserta didik, serta peserta didik dengan orang tua dan stakeholder lainnya harus diperhatikan.

Namun, meskipun sekolah-sekolah di wilayah IKN berada di bawah pemerintah daerah, kewenangan Otorita IKN masih terbatas saat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembahasan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Otorita IKN dengan Gubernur Kaltim, Bupati Penajam Paser Utara (PPU) serta Bupati Kutai Kartanegara. 

“Otorita IKN perlu menyediakan guru tamu dari praktisi di sekolah-sekolah di wilayah IKN. Dan kepemimpinan kepala sekolah dalam manajemen pendidikan sangat penting,” tambahnya.

2. Usai tersusun dilakukan konsultasi publik

Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKNJalannya diskusi para peneliti dan pemerhati pendidikan untuk susun Peta Jalan Pendidikan di IKN (IDN Times/Ervan)

Sementara itu, Direktur Pelayanan Dasar Kedeputian Sosbudpemas Otorita IKN Suwito berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang kurikulum, sarana prasarana yang perlu dikembangkan, serta peningkatan kapasitas kualitas guru.

Selain itu, kesimpulan dari kegiatan penelitian tersebut adalah bahwa hasil kuesioner dan survei lapangan untuk Peta Jalan Pendidikan di IKN perlu segera diolah dan dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang detail.

“Setelah penyusunan Peta Jalan Pendidikan IKN selesai, akan dilakukan konsultasi publik untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Merryen Silalahi, seorang peneliti dari Tanoto Foundation, menyampaikan hasil kunjungannya ke SDN 020 Sepaku. Dia mencatat bahwa kondisi lingkungan sangat bising karena dekat dengan proyek pembangunan IKN. Namun, Otorita IKN bersama dengan Astra telah membangun sekolah baru dengan lokasi yang lebih kondusif untuk pembelajaran.

“Meskipun SDN 020 telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar, namun sebagian kelas masih menggunakan Kurikulum 2013,” katanya.

Baca Juga: Pendidikan di IKN Gunakan Program Merdeka Belajar Plus 

3. Segera olah hasil pengisian kuesioner

Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKNJalannya diskusi para peneliti dan pemerhati pendidikan untuk susun Peta Jalan Pendidikan di IKN (IDN Times/Ervan)

Prof Yuni Sri Rahayu, perwakilan dari Universitas Negeri Surabaya menambahkan, pihaknya mengolah kuesioner dari SMKN 1 Sepaku. Namun, kompetensi guru sudah baik dan proses pembelajaran menggunakan berbagai media.

Meskipun sarana dan prasarana sekolah sudah cukup baik, lanjutnya, diperlukan peningkatan dalam manajemen pembelajaran. Sertifikasi kompetensi bagi lulusan juga menjadi kendala, sehingga perlu dikembangkan modul sesuai dengan kompetensi.

“Sekolah ini juga perlu didampingi untuk menghasilkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran, dan masih terdapat keterbatasan dalam ketersediaan air bersih di sekolah tersebut,” tambahnya.

4. Meja dan kursi siswa sangat tidak layak

Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKNSeorang peneliti didampingi perwakilan Otorita IKN lakukan pengumpulan informasi di SDN 020 Sepaku (IDN Times/Ervan)

Pada saat yang sama, Wiwik Setiawati, Kepala BGP Kaltim, yang melakukan penelitian di SMPN 2 Kecamatan Samboja Kutai Kartanegara, menyatakan bahwa kondisi sarana dan prasarana di sekolah tersebut sangat memprihatinkan.

Meja dan kursi siswa di sekolah tersebut sangat tidak layak. Meskipun ada bantuan meja dan kursi dari Pemkab Kutai Kartanegara, namun belum dapat dimanfaatkan karena harus dirakit oleh pihak penyedia yang ditunjuk.

Selain itu, pemahaman kepala sekolah dan guru terhadap peraturan, standar, dan kurikulum pembelajaran masih lemah. Instrumen pembelajaran juga belum disiapkan dengan baik oleh guru.

“Sekolah ini menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar secara formal, tetapi masih menggunakan cara pembelajaran yang lama. Penggunaan PMM juga belum maksimal. Sementara itu, bantuan chromebook belum dimanfaatkan karena menunggu teknisi dari Google,” ungkapnya.

5. Kurikulum Merdeka Belajar tidak ditindaklanjuti

Para Akademisi Meneliti Peta Jalan Pendidikan di IKNPelajar SMKN 1 Sepaku (IDN Times/Ervan)

Handoko, perwakilan dari Inovasi Jakarta yang melakukan penelitian di SDN 023 Kecamatan Loa Kulu, Kukar, mengungkapkan bahwa sekolah tersebut melayani murid dari warga transmigran asal Temanggung, Jawa Tengah, dan warga suku Dayak, tetapi tidak memiliki kepala sekolah yang tetap, hanya pelaksana tugas.

“Proses pembelajaran menarik, meskipun mereka menggunakan metode yang masih lama yaitu K-13. Ada sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar namun tidak ditindaklanjuti

Baca Juga: Menteri PUPR Pindah ke IKN Juli, Bareng Menhub dan Menkes 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya