Wabah Corona, Sekolah Libur 2 Minggu Ini Tanggapan Para Ibu di Kaltim

Anak-anak mulai bosan di rumah 

Penajam, IDN Times - Pemerintah pusat telah memutuskan untuk meliburkan sekolah terhitung sejak Senin (16/3) selama 2 minggu. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan sementara untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona yang kini meneror Indonesia. Hingga Jumat (20/3) telah ada 9 pasien terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona di Kalimantan Timur.

Libur pelajar sekolah ini dilaksanakan di berbagai daerah di Kalimantan Timur. Berikut tanggapan para ibu, saat anak-anak mereka diliburkan dari sekolah dan belajar dari rumah.

1. Anak mau UN, belajar online mengurangi konsentrasi

Wabah Corona, Sekolah Libur 2 Minggu Ini Tanggapan Para Ibu di Kaltimilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

Lutvi, seorang ibu rumah tangga di Balikpapan Utara mengaku setuju pemerintah meliburkan pelajar sekolah untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, ia juga merasa miris karena saat ini anaknya, Icha sedang dalam persiapan UN SMP.

"Miris ya, karena anak saya sudah kelas 9, sebentar lagi ujian. Ujian kan memerlukan konsentrasi, kalau di-online-kan kan jadi kurang fokus anak saya. Pikirannya asyik libur, padahal ini kan bukan liburan. Tetap harus belajar online," katanya.

Menurutnya, anak-anak belum memahami libur ini adalah untuk mencegah menyebarnya pandemi virus corona. "Anak saya larang keluar rumah. Khawatir banget. Kita harus menjaga diri," katanya.

Selain Icha, Lutvi juga memiliki anak yang berkuliah di Zhejiang University of Technology di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Akibat wabah virus corona, sang buah hati telah pulang ke Indonesia sejak awal Februari lalu. Hingga kini anak Lutvi juga menjalani kuliah online dari rumahnya di Balikpapan.

"Kembali ke kampus belum tahu kapan. Saya tunggu sampai seredanya (virus corona) di sana (Tiongkok).  Tapi, kekhawatiran ibu pasti ada," kata Lutvi.

2. Terapkan social distancing

Wabah Corona, Sekolah Libur 2 Minggu Ini Tanggapan Para Ibu di KaltimUnsplash.com/Breno Assis

Senada dengan Lutvi, Nur Fitriani, ibu rumah tangga asal Samarinda mengaku sependapat dengan pemerintah yang meliburkan sekolah karena ia yakin pemerintah telah melakukan SOP bencana untuk menyelamatkan masyarakat. 

"Sebenarnya saya tidak melarang anak saya untuk bermain di luar rumah, hanya saja pengawasan yang lebih diperketat, tapi toh nyatanya anak saya juga tahu apa yang harus dilakukan. Dia lebih memilih bermain lego di dalam rumah daripada harus keluar," ujar Nur Fitriani yang memiliki satu orang putra kelas 3 SD ini.

Sementara, menurut Ayu, ibu rumah tangga asal Balikpapan, untuk menjaga stamina keluarga, Ayu mengurangi beli makanan dari luar.

"Kalau makanan sekarang lebih saya jaga. Biasa kami sering jajan di luar sekarang saya lebih menyiapkan masakan sendiri di rumah dan membuatkan makanan sehat untuk keluarga," katanya.

Meskipun Balikpapan telah diterpa wabah virus corona, Ayu masih sesekali mengajak anaknya keluar rumah namun tidak jauh dan menerapkan social distancing atau menjaga jarak dengan orang lain.

3. Anak-anak bosan di rumah

Wabah Corona, Sekolah Libur 2 Minggu Ini Tanggapan Para Ibu di KaltimSiswi belajar di rumah (Dok.Ranoto Foundation)

Sementara, seorang ibu warga Penajam, Marlina, mengaku anak anaknya mulai merasa bosan karena harus beraktivitas di dalam rumah, dan tidak diperbolehkan keluar rumah.

"Anak - anak mulai bosan di rumah, biasanya mereka belajar di sekolah dari pagi hingga sore hari. Sekarang anak saya hanya belajar di dalam rumah, sementara sekolah hanya mengatakan untuk belajar sendiri di rumah," katanya.

Terkait dengan kebijakan pemerintah untuk meliburkan proses belajar di sekolah tersebut, lanjutnya, patut diberi dukungan karena mampu melindungi anaknya dari bahaya virus corona tersebut. Namun ia berharap anak - anak itu tetap mendapatkan pantauan dari sekolahnya.

4. Ibu bekerja galau tak ada yang menjaga anak

Wabah Corona, Sekolah Libur 2 Minggu Ini Tanggapan Para Ibu di KaltimUnsplash/CoWomen

Seorang ibu bekerja, Nurliah mengungkapkan, dirinya kesulitan untuk memantau anak - anaknya yang berada di rumah, sementara dirinya sibuk bekerja di kantor.

"Saya kesulitan memantau anak - anak saya yang ada di rumah. Beda jika masih di sekolah anak saya tentu terpantau oleh guru - gurunya dan saya jadi lebih tenang," akunya.

Senada dengannya, Yohana seorang ibu bekerja lainnya, mengakui kurang sependapat jika anak - anak diliburkan sekolah meskipun tetap belajar di rumah masing - masing.

"Bagi saya dan suami saya yang kedua harus bekerja tentu kurang setuju anak - anak diliburkan, karena kami kesulitan memantau mereka apakah anak saya masih di rumah atau keluyuran," tandasnya.

Menurutnya, lebih baik anak - anak itu diisolasi di lingkungan sekolah dan pihak sekolah menerapkan larangan masuk bagi masyarakat yang bukan warga sekolah. Tentunya terus dipantau oleh instansi terkait.

"Kami semakin khawatir kalau anak - anak tidak sekolah. Kalau mereka bosan malah buat anak - anak nekat jalan - jalan keluar rumah, sehingga kini yang kami takutkan bukan saja terkena corona tetapi bencana lain bagi anak saya akibat tidak terpantau," katanya.

Baca Juga: Dua Warga Penajam Paser Utara  Ditetapkan PDP Virus Corona

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya