Wilayah Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara Masuk Zona Merah Malaria

Tahun 2019 malaria di PPU mencapai 775 kasus

Penajam, IDN Times - Meskipun kasus penderita malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 lalu, namun daerah calon lokasi Ibu Kota Negara (IKN) tersebut masih masuk kategori wilayah/ zona merah malaria. Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinkes Kabupaten PPU, dr. EkaWardana.

"Berdasarkan data kami di Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU pada tahun 2018 ada 1.197 kasus malaria sedangkan di 2019 turun menjadi 775 kasus. Tetapi PPU masih kategori wilayah merah, " ujar Eka kepada IDN Times,  pada Kamis (27/2) di Penajam.

1. Penurunan kasus malaria karena berkurangnya masyarakat beraktifitas di dalam hutan

Wilayah Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara Masuk Zona Merah Malariadr. Eka Wardana, Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinkes Kabupaten PPU (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Ia menjelaskan, penyebab terjadinya penurunan kasus malaria di PPU tersebut karena berkurangnya masyarakat yang beraktivitas di dalam hutan pada 2019.

Masyarakat yang mencari nafkah dari hasil hutan seperti para pekerja kayu, lanjutnya, adalah penderita terbanyak malaria di PPU. Sementara rata- rata mereka yang bekerja di hutan berasal dari luar PPU.  

Baca Juga: Kiriman Tersendat, Harga Cabai Rawit di Penajam Paser Utara Melonjak

2. Pos Malaria Hutan didirikan di Puskesmas Sotek

Wilayah Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara Masuk Zona Merah MalariaPuskesmas Sotek PPU lokasi Pos Malaria (IDN Times/Ervan Masbanjar)

"Untuk menekan jumlah kasus malaria di PPU, kita sudah mendirikan Pos Malaria Hutan di wilayah Puskesmas Sotek, karena banyak masyarakat bekerja di hutan melalui Km 17 Sotek. Jadi setiap warga sebelum dan sesudah masuk hutan diperiksa oleh petugas pos tersebut," jelasnya.

Selain mendirikan dan mengaktifkan pos malaria, tambah Eka, pihaknya juga memberikan kelambu bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan atau pemukiman yang banyak penderita malaria tersebut, serta melakukan Indoor Residual Sprying (IRS) atau penyemprotan residu dalam ruangan untuk memberantas nyamuk vektor penular malaria.

Ia menegaskan, di PPU tidak ada daerah endemis malaria, namun kasus ini banyak terjadi di perbatasan antar kabupaten. Jadi kasus malaria ini penularannya terjadi dari luar daerah tapi penderitanya berobat di PPU.

3. Tahun ini akan dilakukan riset vektor malaria

Wilayah Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara Masuk Zona Merah Malariatwitter.com/WHO

Untuk diketahui, bebernya, tahun ini akan ada riset vektor malaria di wilayah IKN yang dilaksanakan oleh Balai Litbangkes Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Tujuan riset ini untuk mendapatkan situasi vektor dan upaya pengendalian vektor malaria pada rencana wilayah IKN di Provinsi Kalimantan Timur.

"Karena kasusnya terbanyak pada warga yang bekerja di hutan, maka kami menghimbau untuk menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat oles anti nyamuk, menghindari genangan air di hutan serta melakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah masuk hutan di Pos Malaria yang telah didirikan," pungkas Eka.

Baca Juga: Warga dan Kodim Penajam Paser Utara Buka Rest Area Haul Guru Sekumpul

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya