Bisnis Fesyen Lokal Balikpapan Ryndy Shop Utamakan Kualitas

Tak takut bersaing di tengah gempuran industri fesyen

Balikpapan, IDN Times - Melakoni bisnis fesyen bukan perkara mudah di tengah gempuran berbagai brand dan industri fast fashion yang kian menjamur. Itu yang dirasakan Dyah Hartati, pebisnis muda asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

Ia sendiri sudah menjalani bisnisnya sejak 2012 mulai dari berjualan online hingga kini bisa membuka tokonya sendiri. Dyah menjual berbagai fesyen muslimah maupun kasual. Bisnis fesyen miliknya yakni Ryndy Shop atau di media sosial dikenal dengan @ryndyshop yang kini sudah memiliki pengikut hingga 51,5 ribu. 

"Aku tentunya yang diprioritaskan adalah pelayanan. Aku tekankan ke anak-anak (pegawai) di toko kalau pelayanan adalah nomor satu. Kebersihan juga, bisa supaya pengunjung nyaman," ungkapnya kepada IDN Times, Sabtu (8/4/2023) 

1. Utamakan pelayanan agar customer puas

Bisnis Fesyen Lokal Balikpapan Ryndy Shop Utamakan KualitasDyah Hartati bersama pegawai Ryndy Shop Balikpapan. (IDN Times/Fatmawati)

Ya, tak hanya soal kualitas produk yang ia jual, Dyah pun tak mau main-main soal pelayanan customer-nya. Ia benar-benar menekankan pada para pegawainya untuk selalu melayani dengan baik, agar customer tidak kapok untuk kembali lagi. 

"Pelayanan ini penting. Karena tiap dari kita ingin dilayani. Apalagi customer bawa uang kan ke sini. Jika mereka puas dengan pelayanan kita, biarpun niatnya hanya melihat-lihat. Kalau pelayanan bagus mereka pasti ingin beli," tutur Dyah. 

Bagaimana pun pakaian si customer, bahkan beli atau sekedar melihat-lihat, customer harus dilayani dengan baik. "Mau pakai mobil, motor atau apa pun kendaraannya saya juga tidak akan bedakan customer saya. Tetap disapa dengan baik," katanya. 

Baca Juga: AJI Balikpapan Membuka Posko Aduan THR bagi Jurnalis 

2. Pastikan jual produk berkualitas terbaik

Bisnis Fesyen Lokal Balikpapan Ryndy Shop Utamakan KualitasRyndy Shop, toko fesyen wanita lokal Balikpapan yakin mampu bersaing di industri fesyen. (IDN Times/Fatmawati)

Secara produk, tentunya ia juga tak main-main. Dyah selalu memastikan produknya berkualitas baik. Ia tak akan menjual produk hanya karena harga murah saja, namun yang terpenting adalah kualitas. 

"Terus terang saja, aku lebih baik mahal sedikit, tapi kualitas terbaik. Aku pun pernah coba jual yang lebih murah, tapi ternyata customerku lebih suka yang lebih baik bahannya. Bukan cuma lebih nyaman dipakai, tapi juga awet," terangnya. 

Misalnya bahan kaos pun tidak mudah molor. Ia mengaku memang pasar yang sesuai dengan produknya saat ini adalah yang mengutamakan kualitas. "Harga kan orang bisa ngikutin," katanya. 

Harga hijab di Ryndy Shop dibanderol mulai Rp25 ribu, sementara pakaian seperti blouse basic dibanderol mulai Rp90 ribu. Produk-produk yang ia jual kebanyakan adalah pakaian wanita. Mulai dari kasual seperti sweter, kemeja basic dan kaos, hingga blus, tunik, dan kaftan untuk acara-acara. 

Ryndy Shop juga menyediakan celana-celana berbagai ukuran, bahkan hingga jumbo atau 5XL. "Tapi untuk yang jumbo memang cepat habisnya. Baru kelar bongkaran sudah banyak yang cari," katanya. 

3. Sudah miliki customer loyal sejak 2012

Bisnis Fesyen Lokal Balikpapan Ryndy Shop Utamakan KualitasMotif-motif cantik tersedia di Ryndy Shop. (IDN Times/Fatmawati)

Memulai usahanya sejak 2012 silam, Dyah tak hanya memasarkan secara online. Ia bahkan pernah berjualan di pusat kota seperti Lapangan Merdeka Balikpapan. Ia saat itu berjualan menggunakan mobil. 

"Dulu kan boleh ya jualan (di Lapangan Merdeka). Lalu sekitar dua tahun ada berita dilarang kan. Sebenarnya saat itu berat ya, untuk saya. Tapi mungkin itu jalan Allah ya. Suami akhirnya sewa ruko untuk aku, tapi dekat rumah aja," kisah ibu muda berusia 34 tahun ini. 

Ia pun mulai belajar untuk berjualan di ruko yang dulu di kawasan Kampung Baru Ujung, Balikpapan Barat. Yang mana kawasan tersebut cukup jauh dari pusat kota. "Ada customer aku dari Manggar bilang terlalu jauh. Dia bilang baru sekali sampai Kampung Baru cuma untuk ke Ryndy. Akhirnya ia berpikir untuk membuka toko di tempat yang sekarang," katanya.

Ryndy Shop kini berlokasi di kawasan Jalan Dr. Sutomo, Karang Rejo, Balikpapan Tengah. Ia mulai membangun toko fesyen wanita ini sejak 2015. Seiring perkembangan media sosial, tokonya makin ramai. Kendati memang ia sudah punya customer lama yang setia pada Ryndy Shop.

"Dulu banyak toko pakaian seperti ini yang bukan di pinggir jalan. Lebih banyak ikut pameran atau buka gerai di mal. Akhirnya saya sambil jualan online mulai mengembangkan toko ini," terangnya. 

4. Rajin survei tren fesyen dan kerja sama dengan influencer

Bisnis Fesyen Lokal Balikpapan Ryndy Shop Utamakan KualitasRyndy Shop selalu dipadati pelanggan, termasuk di momen Ramadan dan jelang Idulfitri. (IDN Times/Fatmawati)

Persaingan di bidang fesyen menurut dia memang cukup ketat. Ia pun kerap memasarkan produk melalui endorsmen. Selain juga memasarkan sendiri melalui media sosial. Untuk kerja sama dengan influencer tentunya sudah disiapkan bujet. 

"Dulu aku endorse, makin lama aku kerja sama dengan konten creator. Mereka yang membuat konsep, dan mengundang influencer," katanya. 

Menjadi pengusaha atau pedagang sudah jadi bagian daru dirinya. Meskipun banyak pesaing, ia tetap yakin bisa menjalankan bisnisnya ini. "Aku sudah mulai jualan dari SMP. Aksesoris, stiker, sampai baju. Aku merasa ini sudah bagian dari diriku aja. Sekarang aku fokus di fesyen. Aku juga suka belanja, jadi kalau sambil jualan pas banget kan. Belanja senang, dapat untung juga," katanya. 

Dyah biasanya paling tidak sebulan sekali berangkat ke Jakarta untuk melihat-lihat model yang sedang tren. Ia biasanya pergi ke toko-toko fesyen untuk melihat apa yang sedang laku atau banyak dicari. 

"Oh fesyen yang seperti ini. Warna yang ini, bahan ini. Jadi saya tahu apa yang hype. Lihat juga fesyen Bangkok. Apa yang tren. Dan memang tren itu berputar. Seperti Ramadan sekarang ini banyak yang cari kaftan seperti beberapa tahun lalu," ujarnya. 

Di Ramadan seperti saat ini, ia juga memperbanyak stok pakaian muslimah maupun mukena. "Karena banyak yang cari untuk lebaran dan Salat Id, kalau Ramadan ini aku juga perbanyak stok hijab," tandasnya.

Baca Juga: Pengembangan Kilang Balikpapan Capai 62 Persen, Beres Total di 2025

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya