Kasus Covid Turun 50 Persen di Balikpapan, Tetap  Waspada Mutasi Virus

Satgas yakini bukan fenomena gunung es

Balikpapan, IDN Times - Pandemik COVID-19 di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) diklaim terus mengalami tren positif belakangan ini. Jumlah pasien positif terpapar virus mengalami penurunan sebanyak 50 hingga 60 orang per hari dari biasanya mencapai 120 orang per hari. 

Penurunan pasien COVID-19 di Balikpapan menyusul Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro dan vaksinasi virus yang terus berjalan. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, ini sangat baik. 

"Apalagi keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 juga turun drastis. Angka meninggal pun turun 50 persen," sebutnya, Selasa (16/3/2021).

Namun, tak hanya PPKM skala Mikro saja yang dianggap memberi andil dalam penurunan kasus. Ini merupakan variasi dari sejumlah kebijakan, termasuk pelaksanaan vaksinasi yang mulai berjalan. 

1. Mutasi virus corona bermunculan, PPKM Mikro tetap dilaksanakan

Kasus Covid Turun 50 Persen di Balikpapan, Tetap  Waspada Mutasi VirusProses vaksinasi COVID-19 bagi lansia di Balikpapan Kaltim, Minggu (7/3/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Turunnya angka kasus tak lantas membuat kelonggaran dalam pelaksanaan PPKM Mikro. Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, menyebut, kewaspadaan harus terus dilakukan. Pasalnya virus corona belakangan juga telah bermutasi jadi lebih kuat.

"Apalagi varian baru bermunculan. Harus waspada. Ada mutasi virus B117 dan N349k yang penularannya lebih cepat. Makanya PPKM tetap harus dijalankan walau memang ada beberapa kelonggaran. Karena masih memungkinkan terjadi hal di luar perkiraan," terang Dio.

Sampai kini pola pencegahan terus dilakukan di seluruh daerah maupun dunia. Balikpapan sudah memasuki pekan keempat penerapan PPKM berbasis RT ini. Angka penularan jauh turun karena penanganan cepat dilaksanakan sejak dari tingkat RT. 

Dari data Bagian Penegakkan Satgas COVID-19 Kota Balikpapan, dari 1.684 RT se Balikpapan ada 1.202 yang berstatus zona hijau. Ini meningkat sebelumnya 1.133 RT. Zona Kuning ada 481 RT, turun dari pekan lalu 581 RT. 

Zona oranye sebenarnya sudah tidak ada, namun kemudian ada penambahan satu RT. Namun bukan karena ada penambahan kasus baru di satu rumah, tapi lantaran warga yang terkonfirmasi positif ber-KTP di RT tersebut.

"Padahal dia tinggal di wilayah lain. Jadi memang data KTP, tempat tinggal dan tempat dirawat berbeda. Jadi harusnya tidak ada zona oranye," imbuhnya.

Baca Juga: Menanti Tahap Ketiga, Persediaan Vaksin COVID-19 Balikpapan Menipis

2. Bukan fenomena gunung es, kasus memang membaik

Kasus Covid Turun 50 Persen di Balikpapan, Tetap  Waspada Mutasi VirusKegiatan PPKM mikro Balikpapan diperpanjang hingga bulan Maret. (IDN Times/Hilmansyah)

Dio menjelaskan keadaan kasus yang melandai ini memang sesuai dengan keadaan di lapangan. Karena faktanya, jumlah testing jauh meningkat, yakni mencapai 7.000-an pekan ini. Namun temuan terkonfirmasi positif jauh menurun.

"Jadi bukan fenomena gunung es. Kasus memang menurun. Ini sesuai strategi yang dilaksanakan, juga kombinasi penguatan lapangan. Di bidang pelayanan kesehatan serta pengobatan juga terus ditingkatkan. Bahkan dilakukan penambahan ICU dan tempat perawatan," sebut Dio.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi juga mengatakan, penanganan COVID-19 sudah menjadi perhatian dunia. Kebijakan pemerintah pusat dan negara turut punya andil dalam penurunan kasus di Balikpapan. 

"Apalagi Balikpapan kota terbuka. Orang bisa keluar masuk tiap saat. Jika yang masuk aman, maka maka kota ini aman juga," ungkapnya. 

3. Masih waspada kluster perusahaan, meski angka kasus turun

Kasus Covid Turun 50 Persen di Balikpapan, Tetap  Waspada Mutasi VirusPara tenaga pengajar di Balikpapan Kaltim, Selasa (2/3/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Rizal Effendi juga mengingatkan kembali pada perusahaan, karena kluster ini masih cukup banyak. Dalam penerapan PPKM Mikro ini Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) bersama Dinkes terus memantau angka kasus di perusahaan-perusahaan. 

"Tapi saat ini lebih banyak kasus orang tanpa gejala dari pada yang dirawat di rumah sakit. Kelihatan di sejumlah rumah sakit rujukan perusahaan seperti RS Pertamina Balikpapan dan Siloam Hospital Balikpapan, angka keterisian tempat tidur menurun," beber Rizal. 

Untuk diketahui, angka keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 per 15 Maret yakni mencapai 224 unit yang terisi dari total 523 unit, sehingga tersisa 299 unit. Untuk ICU, terisi 32 unit dari totak 42 unit, jadi tersisa 10 unit.

Perusahaan diawasi secara ketat, jika ada dua kasus saja, maka langsung  disurati oleh Satgas COVID-19. Wali kota bersama Disnaker Balikpapan lalu menindaklanjuti dengan meninjau perusahaan tersebut.

"Besok ada tiga perusahaan," katanya. 

Tim Disnaker dan Dinkes mengawasi kasus di perusahaan, sementara Satpol PP juga terus melaksanakan pengawasan di masyarakat. Termasuk pelaksanaan acara, kegiatan seperti pernikahan,warung, atau kafe. 

4. Vaksinasi massal dilanjutkan menyasar guru

Kasus Covid Turun 50 Persen di Balikpapan, Tetap  Waspada Mutasi VirusVaksinasi COVID-19 tenaga pengajar di Balikpapan Kaltim, Selasa (2/03/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Ditambahkan Rizal, vaksin untuk Kaltim telah tiba kemarin sebanyak 13.380 vial, yang pada malam harinya langsung didistribusikan ke kabupaten/ kota se Kaltim. Balikpapan mendapatkan jatah 1.040 vial dan langsung digunakan untuk vaksin kedua pelayan publik serta lansia. 

"Hari ini, Selasa (16/3/21) 500 guru jadi sasaran vaksin kedua. Lalu 250 dilanjutkan Kamis karena Rabu vaksin khusus lansia. Sehingga total guru yang divaksin 750 orang," beber Sekretaris Dinkes Alwiyati. Vaksin sebanyak 250 orang nanti akan bersamaan dengan vaksin atlet.

Alwiyati menjelaskan, sasaran guru ini ditentukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Guru yang diutamakan adalah guru SD dan SMP yang berada di bawah Disdikbud Kota.

"Termasuk rekan-rekan Disdikbud yang kontak langsung dengan guru-guru ini. Apalagi banyak dari Disdikbud terpapar beberapa waktu lalu," terangnya. 

Diakuinya belum semua guru bisa divaksin saat ini karena ketersediaan vaksin terbatas.

"Ada kira-kira 10 ribuan guru dan kita harus melakukan vaksin secara bertahap," terangnya.

Baca Juga: Universitas Tridharma Balikpapan Akhirnya Bicara Soal Tuduhan Ijazah

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya