Ancaman Serius DBD di Banjarmasin, Dua Warga Tewas

Kelurahan Sungai Andai kasus DBD tertinggi di Banjarmasin

Banjarmasin, IDN Times - Masyarakat Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang waspada dalam penanganan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Hingga bulan Juni lalu, pemerintah daerah melaporkan sebanyak 2 kasus korban tewas dan 65 kasus penyakit DBD terjadi di Banjarmasin. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin M Ramadhan mengatakan, Kelurahan Andai menjadi episentrum kasus DBD di mana jumlahnya mencapai 10 kasus. Jumlahnya tertinggi terjadi di Banjarmasin seperti dilaporkan pada Senin 3 Juli 2023. 

Kelurahan Sungai Andai jadi perhatian atas tingginya kasus demam berdarah di sana. 

1. Peringatan hari demam berdarah dengue

Ancaman Serius DBD di Banjarmasin, Dua Warga TewasMemeriksa jentik nyamuk di rumah warga.

Ramadhan meminta masyarakat Banjarmasin terus meningkatkan pola hidup sehat dalam mengantisipasi penyebaran penyakit DBD. Seperti dengan memutuskan lokasi perkembangbiakan sarang nyamuk DBD di Banjarmasin. 

"Dari itu semua, nyamuk bebas berkembang biak. Namun apabila ditangani dengan baik, seperti rutin menguras bak, mengubur barang bekas seperti kaleng dan memberantas jentik dan telur nyamuk, maka nyamuk tidak akan bisa berkembang biak," katanya.

Pemkot Banjarmasin mengampanyekan gerakan ASEAN Dengue Day atau hari demam berdarah se Asia Tenggara di halaman Masjid Al Hijrah, Kompleks Mutiara. Melalui acara yang digelar pihaknya itu, masyarakat mau menjaga lingkungannya sendiri. Seperti memperhatikan bak penampungan air bersih, barang bekas yang dibuang sembarangan.

Baca Juga: Pemkot Banjarmasin Perbaiki 38 Rumah Tidak Layak Huni

2. Warga diharapkan peka terhadap lingkungan

Ancaman Serius DBD di Banjarmasin, Dua Warga TewasWarga Sungai Andai, Banjarmasin menerima sosialisasi penanganan DBD.

Ramadan menyatakan, penyelenggaraan hari demam berdarah se ASEAN diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan masyarakat Banjarmasin. Agar bersama-sama memutuskan penyebaran penyakit DBD di masyarakat. 

Seperti dengan sosialisasi pertumbuhan jentik-jentik aedes aegypti  hingga menjadi nyamuk dewasa. Jenis nyamuk ini tumbuh di lingkungan air yang tergenang di pemukiman masyarakat. 

"Insya Allah mereka paham dan bisa menjadi jumantik di rumahnya sendiri. Itu yang kita harapkan," paparnya. 

Situasi musim penghujan di wilayah Banjarmasin, menurut Ramadhan, berpotensi tinggi perkembangbiakan nyamuk DBD di masyarakat. 

"Tak salahnya, warga kembali diwanti agar rutin memperhatikan lingkungannya dan menghentikan perkembangbiakan nyamuk berbahaya," ucapnya.

3. Seruan mengamalkan 3 M

Ancaman Serius DBD di Banjarmasin, Dua Warga TewasIlustrasi Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman meminta kepada masyarakat agar bersama-sama dalam melakukan pencegahan penyebaran DBD. Apabila didapati, agar segera dibawa ke dokter atau di rumah sakit agar cepat mendapat penanganan medis.

Ikhsan menyebutkan, penyakit DBD tergolong jenis penyakit berbahaya yang secara cepat bisa merengut jiwa seseorang. 

"Momentum Hari Demam Berdarah ini diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengamalkan pencegahan 3 M (menguras, mengubur, membasmi jentik). Karena kasus di Banjarmasin memang cukup tinggi ada 65 kasus," tuturnya.

Baca Juga: Hewan Kurban Masuk Banjarmasin Dijamin Kesehatannya

Topik:

  • Sri Wibisono
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya