Masuk Zona Merah COVID-19, Pilkada Kutai Timur Perlu Kerja Keras

2015 tingkat partisipasi pemilih hanya 50,22 persen

Balikpapan, IDN Times - Pjs. Bupati Kutai Timur sekaligus Ketua Satgas COVID-19 Kutai Timur (Kutim) Moh. Jauhar Efendi mengatakan persiapan Pilkada Serentak di masa pandemik ini memerlukan kerja keras.

"Harus kerja berat dan kerja keras karena berdasarkan data tahun 2015 tingkat partisipasi pemilih dalam keadaan normal hanya 50,22 persen," kata Jauhar dalam acara IDN Times Ngobrol Seru bertema 'Pilkada Aman dan Sehat di Tengah Pandemik' pada Jumat (27/11/2020).⁣⁣ 

1. Kutai Timur berstatus zona merah COVID-19

Masuk Zona Merah COVID-19, Pilkada Kutai Timur Perlu Kerja KerasPjs. Bupati Kutim, Moh. Jauhar Efendi dalam acara IDN Times Ngobrol Seru pada 27 November 2020 (Youtube/IDN Times)

Saat ini Kutai Timur menyandang status zona merah COVID-19. Tentunya akan semakin berdampak pada tingkat partisipasi masyarakat untuk mau datang ke TPS dan memberikan suara pada Pilkada Serentak tanggal 9 Desember mendatang. Untuk itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk mau menggunakan hak pilih.

"Ini memang harus kerja keras. Setiap saya turun ke lapangan, ke desa-desa melakukan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa, sekaligus saya titipkan persoalan-persoalan COVID-19 juga bagaimana agar masyarakat mau menggunakan hak pilihnya," kata Jauhar.

Baca Juga: Duh! Kasus COVID-19 Kaltim Meroket Lagi, Kutai Barat Masuk Zona Merah

2. Kutai Timur merupakan wilayah kabupaten terluas di Kaltim

Masuk Zona Merah COVID-19, Pilkada Kutai Timur Perlu Kerja KerasKampanye yang dilarang selama pandemik COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Ia menambahkan, untuk persiapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur juga telah dilakukan simulasi pencoblosan di TPS oleh KPU Kutai Timur agar berlangsung aman dan sesuai protokol kesehatan COVID-19.

Selain itu, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pihak penyelenggara pilkada serta kepolisian jika ada dugaan pelanggaran pilkada.

Untuk diketahui, lanjutnya, secara geografis, Kutim merupakan kabupaten terluas di wilayah Kaltim yakni mencapai 35.748 km persegi. Luas wilayah Kutim bahkan lebih besar daripada Provinsi Jateng dan Provinsi Jabar yang memiliki banyak kabupaten serta kecamatan.

"Di Kutai Timur hanya 18 kecamatan, bayangkan beratnya tugas yang dilakukan oleh kawan-kawan di kecamatan. Maka kami sering mengingatkan bahwa ini tugas yang mulia supaya proses demokrasi tetap berjalan," ujarnya.

3. Hanya ada 2 kecamatan yang masuk zona merah

Masuk Zona Merah COVID-19, Pilkada Kutai Timur Perlu Kerja KerasIDN Times/Humas Pemkab Kutim

Sementara untuk kasus COVID-19 di Kutai Timur, dari 18 kecamatan, hanya dua yang masuk zona merah, yaitu Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan.

"Jadi hanya dua, di Sangatta Utara itu yang paling berat, pertama wilayahnya paling kecil tapi penduduknya paling banyak," ujar Jauhar.

Ia melanjutkan, "Di Kutim ini agak spesifik karena banyak perusahaan jadi pegawai keluar masuk dan lebih dari 60 persen (kasus konfirmasi positif dari) klaster dari perusahaan." 

Upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 pun terus dilakukan. Antara lain dengan menekankan kepada semua pihak agar ketat menerapkan protokol kesehatan. Tempat hiburan dan cafe tutup pada pukul 22.00 Wita. Pihaknya juga tak segan membubarkan beberapa kegiatan masyarakat yang dinilai potensial menyebarkan COVID-19.

"Satgas tiap hari beroperasi terus, yang membandel kita segel supaya mengendalikan COVID-19 di Kutim," tegasnya.

4. Mobile PCR untuk mendeteksi warga yang terinfeksi COVID-19

Masuk Zona Merah COVID-19, Pilkada Kutai Timur Perlu Kerja KerasTim Medis Dinas Kesehatan Purbalingga mengambil sampel swab seorang staf di KPU pada tes usap massal KPUPurbalingga, Kamis (22/10/2020). Dok. KPU Purbalingga

Jauhar menuturkan, tak hanya warga biasa, COVID-19 juga mengintai para pejabat Kutai Timur. "Pak Wakapolres sudah jadi korban meninggal, Kepala Bappeda meninggal, baru tadi dapat informasi komandan pangkalan AL juga terkonfirmasi positif.  Direktur RS Kudungga sekarang menjalani isolasi di RS Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan," katanya. 

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah meminta bantuan dari pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk pendeteksian COVID-19 melalui mobile  PCR agar semakin banyak warga bisa melakukan tes.

"Kita juga minta bantuan dari pemerintah provinsi untuk mobile PCR sudah dilakukan sekitar 1.000 (orang) selama seminggu dan saya minta perpanjangan sampai tanggal 5 Desember," kata Jauhar.

Sementara perkembangan kasus COVID-19 di Kutai Timur per 27 November 2020, terkonfirmasi positif sebanyak 2.425 kasus, sedangkan 2.030 pasien dinyatakan sembuh, meninggal 37 kasus. 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Soal Vaksin Virus Corona, Begini Tanggapan Para Pedagang di Samarinda

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya