Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Profesional, Kunci Lubang Tambang Jadi Destinasi Wisata di Kaltim

instagram/agnezarchy

Balikpapan, IDN Times -  Seorang anak kembali menjadi korban tewas di lubang bekas galian tambang di Samarinda (29/5). Natasya Aprelia Dewi (12), tewas setelah terpeleset di lubang bekas tambang di Kecamatan Palaran, Samarinda Kalimantan Timur. 

Sejak tahun 2011-2019, sebanyak 34 anak telah menjadi korban meninggal di lubang bekas tambang di Kalimantan Timur, tepatnya di: Samarinda, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kutai Barat.  Menurut catatan Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) di Kalimantan Timur terdapat 1.754 lubang bekas tambang.

Lubang-lubang bekas tambang batu bara ini seharusnya direklamasi, namun ternyata banyak yang ditinggalkan begitu saja setelah selesai ditambang. Untuk mengatasi permasalahan lubang tambang di Kaltim, muncul usulan untuk menjadikan lubang bekas tambang sebagai tempat wisata.

1. Salah satu lubang tambang populer jadi tempat wisata adalah Lubang Mbah Soero di Sawahlunto

wego.co.id/Romelos

Salah satu lokasi bekas tambang batu bara di Indonesia yang telah berhasil dijadikan sebagai lokasi wisata ada di Sawahlunto, Sumatera Barat. Bernama Lubang Tambang Mbah Soero, lubang tambang ini dikemas menjadi objek wisata menarik. Tidak seperti di Kalimantan Timur, Lubang Tambang Mbah Suro ini berbentuk terowongan yang membawa pengunjung menikmati sensasi menjadi penambang di masa penjajahan Belanda.

2. Danau Biru Loa Bakung, bekas tambang batu bara yang jadi destinasi wisata di Samarinda.

flickr.com

Sementara di Samarinda, Kalimantan Timur juga telah terdapat bekas tambang batu bara yang menjadi objek wisata populer yaitu Danau Biru Loa Bakung. Danau Biru ini populer karena airnya jernih dan bisa memantulkan objek di atasnya seperti cermin. Danau ini juga sering disebut sebagai Danau Cermin. 

3. Asalkan profesional lubang tambang dapat dikemas menjadi destinasi wisata

jatam.org

Terkait lubang bekas tambang di Kalimantan Timur yang akan dijadikan lokasi wisata, menurut Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Bernaulus Saragih, M.Sc., "Tidak masalah jika dikelola secara profesional. Kalau dibandingkan di Malaysia dan Australia, bekas tambang memang benar-benar profesional, aman, dan estetika benar-benar diperhatikan dengan baik," katanya.

Bernaulus menekankan kuncinya adalah profesionalisme dalam pengelolaan bekas tambang menjadi objek wisata. Misalnya dari segi keamanan, dan adanya penyuluhan atau sosialisasi tentang prosedur keselamatan di lokasi bekas penambangan batu bara ini.

"Jika profesionalisme pengelolaan bekas tambang sebagai kawasan ekowisata masih belum sesuai dengan yang kita harapkan, kita khawatir kalau kawasan tambang dijadikan sebagai ekowisata," katanya.  

 

4. Permintaan masyarakat masih minim jadi investor mungkin kurang tertarik mengembangkan lubang tambang sebagai detinasi wisata

Dok.IDN Times/Istimewa

Bernaulus juga menyoroti tempat wisata lain yang ada di Samarinda juga belum terlalu banyak menarik minat pengunjung. "Buktinya sekarang banyak wisata alam seperti itu sepi-sepi saja. Artinya sektor wisata artifisial seperti bekas tambang belum mampu untuk menarik para investor menjadikan itu sebagai bisnis," katanya.

Bernaulus menilai bahwa jika ada demand atau permintaan yang tinggi akan lubang tambang sebagai objek wisata maka investor akan berdatangan. Jika banyak wisatawan datang investor akan mendapatkan Return on Investment (laba atas investasi). 

"Pertanyaannya apa masyarakat Samarinda memiliki sense wisata yang sudah sedemikian tinggi. Apa masyarakat Samarinda haus akan tempat wisata? Dengan tingkat pendapatan yang masih rendah rasanya masih belum. Kalau suatu masyarakat belum memiliki income per capita USD5 ribu per tahun biasanya animo wisatanya masih kurang, karena kebutuhan dasar masih sulit dipenuhi," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mela Hapsari
EditorMela Hapsari
Follow Us