Sarang Burung Walet dan Porang Jadi Komoditas Penting Ekspor Kaltim

Perlu tempat pencucian sarang burung dan bibit porang

Balikpapan, IDN Times - Sarang burung walet merupakan komoditas dengan nilai ekonomi menggiurkan. Sarang burung walet dapat diolah menjadi makanan, minuman serta kosmetik, yang diyakini berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan.

Kalimantan Timur merupakan provinsi yang menyimpan potensi untuk ekspor sarang burung walet. Sayangnya belum ada fasilitas untuk proses pencucian sarang burung walet di provinsi ini.

Balai Karantina Pertanian Kaltim pun berencana akan membangun tempat pencucian sarang burung walet di Kota Balikpapan. Sehingga dengan adanya tempat untuk proses pencucian, sarang burung walet ini bisa diekspor langsung dari Balikpapan, tidak perlu melalui daerah lain.

"Kalau ada sarang walet di rumah jangan mencoba langsung direbus atau dikukus, supaya tidak bahaya bagi kesehatan. Kaltim belum memiliki proses pencucian. Ini peluang kita, kalau ada yang investasi silahkan," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kaltim Abdul Rahman, pada Focus Group Discussion bertema Melihat Peluang dan Tantangan Ekspor Komoditi Pertanian Kaltim, di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, Kamis (9/1)

1. Tempat pencucian sarang burung walet diperlukan agar bisa langsung diekspor ke luar negeri

Sarang Burung Walet dan Porang Jadi Komoditas Penting Ekspor KaltimFocus Group Discussion bertema Melihat Peluang dan Tantangan Ekspor Komoditi Pertanian Kaltim, di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, Kamis 9 Januari 2020 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia menjelaskan pentingnya Kaltim memiliki tempat pencucian sarang burung walet. Lantaran selama tahun 2019 saja, ada sekitar 176 ton sarang burung walet yang dieskpor melalui Surabaya dan Semarang, dengan nilai Rp6 triliun.

Jika Kaltim memiliki tempat pencucian sarang burung walet sendiri maka akan ada nilai tambah bagi daerah.  "Karantina akan mengawal dan memberikan pendampingan secara teknis," kata Abdul Rahman.

Harga sarang burung walet di sekitar Rp11 juta per kilogram, sedangkan jika diekspor harganya bisa sampai sekitar Rp40 juta per kilogram.

Ia berharap akan ada investor baru untuk mendirikan tempat pencucian sarang burung walet sehingga bisa langsung diekspor ke luar negeri.

"Burung sarang walet itu dibersihkan bulu-bulunya sampai bersih, kemudian dicuci, dieskpor ke luar negeri," ujar Abdul Rahman.

Negara yang banyak mengonsumsi sarang burung walet adalah Tiongkok, Jepang, dan Taiwan. 

2. Porang bisa ditanam di lahan tidur masyarakat

Sarang Burung Walet dan Porang Jadi Komoditas Penting Ekspor KaltimKepala Balai Karantina Pertanian Kaltim Abdul Rahman dan tanaman porang (Dok.IDN Times/Istimewa)

Selain sarang burung walet, salah satu komoditas yang potensial untuk diekspor adalah porang. Provinsi Kaltim memiliki peluang besar untuk mengekspor porang, karena banyaknya lahan tidur yang tak digunakan oleh masyarakat. Lahan tidur ini dapat dimanfaatkan warga untuk menanam porang.

Tanaman porang merupakan jenis umbi-umbian yang juga dikenal dengan nama iles-iles. Porang memiliki banyak manfaat, seperti untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, serta membuat lem dan jelly, bahkan untuk membuat komponen pesawat terbang.

3. Potensi besar namun terkendala bibit

Sarang Burung Walet dan Porang Jadi Komoditas Penting Ekspor KaltimFocus Group Discussion bertema Melihat Peluang dan Tantangan Ekspor Komoditi Pertanian Kaltim, di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, Kamis 9 Januari 2020 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Porang diekspor ke Jepang, Tiongkok, dan Vietnam dengan harga sekitar Rp8 ribu per kilogram untuk porang basah, dan Rp40 ribu - Rp50 ribu per kilogram untuk porang kering.

Abdul Rahman menjelaskan, porang dibutuhkan tidak hanya di tiga negara ini tetapi di pasar internasional. "Komoditi porang menjadi peluang besar," ungkap Abdul Rahman.

Melihat potensi besar ini, pihaknya mendorong para petani di Kaltim untuk menanam porang yang tidak memerlukan lahan khusus. Porang dapat ditanam di bawah pohon kelapa sawit atau karet, juga di lahan tidur. Masalahnya, bibit belum tersedia cukup sehingga harus diupayakan penyediaan bibit porang untuk bisa ditanam oleh para petani di Kaltim.

Baca Juga: PN Balikpapan akan Terapkan Sidang Online, Bagaimana Caranya?

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya