Visi Wali Kota Balikpapan pada Pilkada 2020 Mesti Smart Futuristik  

Pilkada 2020 extraordinary karena jadi pintu gerbang IKN

Balikpapan, IDN Times - Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan 2020 akan dilangsungkan pada September 2020 mendatang. Tahapan pilkada Balikpapan ini sudah dimulai dan nama-nama bakal calon wali kota mulai beredar di tengah masyarakat.

Setelah Kalimantan Timur ditetapkan menjadi lokasi ibu kota negara (IKN), Balikpapan menjadi kota penyangga IKN yang mesti mempersiapkan diri. Figur wali kota terpilih yang bakal memimpin Kota Minyak ini pun tak boleh biasa-biasa saja, ia mesti memiliki visi dan misi smart futuristik.  

Hal ini dikatakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Dr. Aji Sofyan Effendi. Menurutnya, "Mungkin orang mengatakan bahwa PPU dan Kutai Kartanegara adalah ibu kota RI yang baru, tetapi ibu kota yang pertama justru Balikpapan. Bukan PPU dan Kukar," katanya.

Aji Sofyan menambahkan bahwa semua mobilitas barang, jasa, dan distribusi itu berada di Balikpapan bukan Samarinda.

Pembangunan IKN direncanakan tahun 2020 - 2024, kemudian pada 2024 barulah lembaga-lembaga negara beserta para ASN, TNI, Polri dan keluarganya pindah ke IKN di Kabupaten PPU (Penajam Paser Utara) dan Kutai Kartanegara. 

"Itulah mengapa perlu wali kota yang memiliki visi misi yang bisa membawa Balikpapan menjadi smart city menjadi penting," katanya.

1. Tidak cuma berbasis smart city tapi juga bersifat futuristik

Visi Wali Kota Balikpapan pada Pilkada 2020 Mesti Smart Futuristik  IDN Times/Mela Hapsari

Aji menggambarkan bahwa Balikpapan tidak akan sama seperti sebelumnya sejak Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara ditetapkan sebagai IKN.

Sudah bukan waktunya calon wali kota hanya sekedar mengikuti program yang sudah berjalan, atau bahkan memiliki program yang masih di awang-awang dan tidak jelas dapat direalisasikan atau tidak. 

"Wali Kota Balikpapan itu tentu adalah wali kota yang memiliki pemahaman yang luas dan dalam, memiliki pemahaman yang memadai tentang kekinian," jelasnya.

Calon wali kota mesti memahami betul konsep pembangunan kota di berbagai bidang yang seiring dengan kebijakan pembangunan IKN. Ada beberapa konsep "smart" yang perlu merasuk dalam program-program yang ditawarkan oleh calon wali kota.

"Wali kota yang memahami smart environment, smart governance,  smart economy dan smart living," ujar Aji Sofyan. 

Tidak hanya sekedar kota cerdas saja namun harus punya jangkauan masa depan atau futuristik karena peran Balikpapan yang akan menjadi kota penyangga IKN.

Baca Juga: Jadi Kota Penyangga Ibu Kota, Balikpapan Belajar ke Singapura 

2. Konsep smart futuristik mesti tergambar dalam visi misi serta program calon wali kota Balikpapan

Visi Wali Kota Balikpapan pada Pilkada 2020 Mesti Smart Futuristik  IDN Times/Mela Hapsari

Dilansir dari kominfo.go.id., konsep kota cerdas (smart city) diinisiasi oleh Pakar dari ITB, Suhono S. Supangkat. Ada beberapa komponen kota cerdas, yaitu: smart economy, smart people, smart governance, smart government, smart mobility, smart environment, dan smart living.

Tidak hanya mengedepankan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada warga, tetapi juga untuk mengelola sumber daya manusia, sumber daya alam sehingga warga kota hidup nyaman dan berkelanjutan.

Aji Sofyan menjelaskan, "Inti smart adalah bagaimana menciptakan masyarakat Balikpapan yang heterogen menjadi sebuah simpul kekuatan dan kebijakan terhadap kepemimpinan calon wali kota Balikpapan ke depan," katanya.

Konsep ibu kota negara yang smart metropolis menuntut Balikpapan sebagai kota penyangga agar terus berkembang menjadi kota cerdas tak ketinggalan dengan kemajuan IKN.

"Saya tidak dapat membayangkan kita akan berada di futuristik, wali kotanya masih berpikir zaman baheula. Wali kota harus punya visi futuristik dan diterapkan dalam program-program visi misi wali kota yang berorientasi pada smart society, smart government," bebernya.

3. Program prioritas tetap cerminkan komponen smart city

Visi Wali Kota Balikpapan pada Pilkada 2020 Mesti Smart Futuristik  IDN Times/Mela Hapsari

Calon Wali Kota Balikpapan juga mesti memiliki program prioritas yang mencerminkan kota cerdas. Misalnya konsep smart living salah satu indikatornya adalah pelayanan kesehatan.

Diperkirakan sekitar 1,5 juta Aparatur Sipil Negara ((ASN) dan keluarganya akan pindah ke kawasan IKN. Namun pada tahap awal, Balikpapan akan menjadi kota utama untuk pelayanan kesehatan jika fasilitas kesehatan di IKN belum siap.

Balikpapan memiliki RS Dr. Kanujoso Djatiwibowo yang perlu ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya menjelang pemindahan IKN.

Aji Sofyan  menjelaskan, "Dengan kondisi masyarakat yang sekian ratus ribu saja bukan main RS Kanujoso kewalahan. SDM belum tercukupi, pelayanan tidak optimal, dokter spesialis, perawat, bidan juga masih belum ideal. Ketambahan sekian juta orang itu bukan di PPU, nantinya akan tetap di Balikpapan starting point-nya," jelasnya.

Itulah mengapa, Aji Sofyan menilai calon wali kota Balikpapan mesti memiliki program prioritas dan strategi mengatasi permasalahan pelayanan kesehatan di Balikpapan.

"Wali kota harus bisa membuat format kebijakan untuk menyelesaikan persoalan ini, dan harus tertuang dalam visi misi, dan menjadi program prioritas," katanya.

Selain itu, kota cerdas ini menurut Aji juga dapat dilihat dari pelayanan masyarakat dari tingkat RT dan kelurahan. Calon wali kota juga mesti punya terobosan untuk melayani publik dari level RT. 

"Selama ini belum cukup smart. Indikatornya basis Balikpapan adalah RT dan kelurahan maka harus bisa membuat program agar RT dan kelurahan menjadi smart dalam indikator-indikator yang terukur," kata Aji Sofyan.

Baca Juga: Tahapan Pilkada Balikpapan Dimulai, Pemkot Gelontorkan Rp73 Miliar

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya