Mengeluh Sakit Tak Sembuh, Kakek 72 Tahun Ditemukan Gantung Diri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times- Warga Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota pada Jumat (3/4) dikejutkan dengan kejadian gantung diri. Adalah lansia berusia 72 tahun ditemukan tak bernyawa dengan tali rafia di kamarnya. Diduga penyebab gantung diri itu karena depresi lantaran sakit lambung yang tak kunjung sembuh, polisi masih menyelidiki.
1. Ditemukan pertama kali oleh keponakannya
Saksi Lena Angreani (29), keponakan korban adalah yang kali pertama menemukan sang paman pada pukul 11.30 Wita. Ketika itu dia hendak mengantarkan makan siang ke kamar. Namun, belum sampai di kamar saksi melihat korban sudah tersandar di pintu.
"Saya langsung panggil bapak saya aja," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
2. Sudah lama mengeluhkan sakit lambung yang dideritanya
Ayah dari saksi Lena yakni Daeng Lalo (62) segera bergegas mendatangi kakaknya itu dan membuka pintu. Namun sayang, korban sudah tak bernyawa lagi.
"Diperiksa tiba-tiba sudah tergantung tali rapia," jelasnya.
Daeng Lalo mengatakan, jika kakaknya itu memang mengeluhkan sakit lambung yang dideritanya. Maklum sudah dua tahun sakit itu tak sembuh-sembuh. Padahal berbagai upaya pengobatan, dari medis hingga herbal dilakukan namun hasilnya nihil.
"Sejak di sana (Makassar) sering ngeluh, bahkan dia juga pernah gantung diri," jelasnya.
3. Polisi masih menyelidiki kasus
Sementara itu Kapolsek Balikpapan Selatan Kompol Harun Purwoko mengatakan, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan, sementara jasad korban pun telah dibawa ke RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo untuk visum.
"Kasus masih kami selidiki," singkatnya menutup perbincangan.
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444
Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.