Ditolak saat Berbelanja, Nestapa Santri Berstastus ODP di Balikpapan 

Pemkot Balikpapan disebut keliru menyampaikan informasi

Balikpapan, IDN Times - Sejumlah warga salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kampung Timur mendatangi Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Balikpapan Utara untuk menyampaikan kondisi santri mereka yang dikucilkan masyarakat sekitar.

Itu terjadi setelah pimpinan pondok pesantren mereka meninggal dan Pemkot Balikpapan mengumumkan positif terjangkit virus corona. Muhammad Zain, anak kedua dari pemimpin pesantren itu pun buka-bukaan mengenai kondisi pesantren dan santri-santrinya yang telah ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan.

“Memang kondisinya di dalam ponpes tenang, namun ketika mereka keluar untuk membeli kebutuhan di sekitar pondok mereka menjadi terasingi (dikucilkan) oleh warga sekitar. Misal, ketika membeli makan atau minum kadang mereka tidak dilayani,” kata Zain dalam pertemuan di Kelurahan Gunung Samarinda Baru pada Jumat (3/4).

1. Pemkot dinilai asal memberikan keterangan mengenai pimpinan ponpes di Kampung Timur

Ditolak saat Berbelanja, Nestapa Santri Berstastus ODP di Balikpapan IDN Times / haikal

Ia juga mempertanyakan sikap Pemkot Balikpapan yang menyampaikan informasi keliru dan tidak sesuai kondisi sebenarnya. Seperti kronologis kedatangan pimpinan ponpes yang disebut melalui kapal laut, padahal sebenarnya ia datang ke Balikpapan dengan transportasi udara.

Selain itu, dirinya juga mempertanyakan terkait informasi yang disampaikan menyangkut identitas ayahnya. Disebutkan jika ayahnya itu merupakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, padahal sesuai identitas asli yang dimiliki.

"KTP dan NPWP ayah saya di Balikpapan. Dia warga asli Balikpapan," terangnya.

Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan mengenai status positif dari ayahnya itu. Terjangkit virus corona atau tidak, sebab hingga saat ini pihak keluarga belum menerima keterangan resmi terkait kondisi kesehatan terakhir ayahnya tersebut.

“Jadi kami harap kepada warga jangan terfokus dengan informasi yang beredar. Apakah positif atau negatif, rumah sakit belum memberikan keterangan resmi,” pintanya.

2. Sebanyak 17 santri dan 31 jemaah peserta itjima di Gowa negatif virus corona versi rapid test

Ditolak saat Berbelanja, Nestapa Santri Berstastus ODP di Balikpapan IDN Times / Haikal

Ia juga menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan terhadap 17 santri yang ada di ponpesnya dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) pada 1 April 2020 lalu.

Selain itu, ia juga telah menerima hasil pemeriksaan terhadap 31 jemaah asal Balikpapan yang ikut bersama dengan almarhum ayahnya ke Gowa, hasilnya juga dinyatakan negatif terjangkit virus corona.

“Ini saya terima ada 31 jemaah di luar daftar santri dan keluar semua negatif, saya juga kumpulkan informasi jemaah yang lain juga negatif dari hasil rapid test yang dilakukan,” terangnya.

3. Lurah Gunung Samarinda Baru bakal sampaikan keluhan dari pihak ponpes kepada wali kota

Ditolak saat Berbelanja, Nestapa Santri Berstastus ODP di Balikpapan IDN Times / Haikal

Lurah Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Slamet Riyadi  bakal menyampaikan keluhan dan permintaan para pengurus ponpes ke wali kota Balikpapan. Sebab setelah pimpinan pondok pesantren mereka disebut meninggal dengan status positif virus corona, respons masyarakat sekitar jadi berbeda.

Selain itu, pihaknya juga akan berkomunikasi dengan warga sekitar terkait status ODP para pengurus dan santri ponpes. Ke 17 santri yang ikut dalam kegiatan di Gowa, juga sudah menjalani isolasi di ruang tertentu di kawasan ponpes hingga 14 hari.

“Persoalannya adalah pemahaman masyarakat terkait status mereka yang ODP, supaya tidak ada tekanan sosial ketika mereka menjalani masa observasi 14 hari,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya meminta kepada masyarakat untuk memfasilitasi para warga ponpes untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, agar tidak harus meninggalkan lokasi tempat tinggalnya.

Topik:

Berita Terkini Lainnya