Kasus Stunting di Balikpapan Turun Jadi 4,7 Persen 

Merugikan tak hanya fisik namun juga kecerdasan anak

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan menyatakan telah menekan jumlah anak penderita stunting di Kota Balikpapan hingga menjadi 4,7 persen pada akhir tahun 2019 ini.

Keberhasilan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menekan angka anak penderita stunting ini disampaikan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi ketika menyampaikan sambutannya saat menjadi pemimpin upacara dalam peringatan Hari Kesehatan di Halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (25/11).

“Sesuai dengan perintah Presiden, kita pusatkan perhatian ke penyakit stunting. Karena stunting ini berbahaya dapat menyerang anak dari dalam kandungan,” kata Rizal ketika wawancarai wartawan usai memimpin upacara di Halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (25/11).

 

1. Awal tahun 2019 kasus stunting mencapai 33 persen

Kasus Stunting di Balikpapan Turun Jadi 4,7 Persen IDN Times/Maulana

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.

Presiden RI Joko Widodo dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2019 berpesan agar Pemerintah Daerah fokus untuk menyikapi jumlah kasus anak yang menderita stunting di sejumlah daerah.

Rizal menjelaskan sejak awal tahun 2019 lalu, pihaknya terus memfokuskan sejumlah kegiatan untuk menekan jumlah kasus stunting pada anak. Pihaknya berupaya melibatkan peran Puskesmas dan Gerakan Masyarakat hidup Sehat (Germas) dalam melakukan upaya promotif dan preemtif dalam memberikan informasi terkait upaya pencegahan kasus stunting pada anak.

Stunting ini berbahaya, karena menyerang dari dalam kandungan. Selain itu, stunting mempengaruhi perkembangan otak anak, sehingga kalau terkena stunting cenderung tidak cerdas,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Dr. Sri Juliarti, M.Kes. atau biasa disapa dr. Dio mengatakan berdasarkan data jumlah kasus stunting terus menurun di Kota Balikpapan. Pada awal tahun jumlah kasus stunting di Kota Balikpapan tercatat mencapai 33 persen. 

“Di awal tahun sempat 33 persen, turun menjadi 18 persen dan sekarang sudah turun hingga 4,7 persen atau hanya sekitar 741 dari 10 ribu anak yang ada di Kota Balikpapan,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Cegah Stunting pada Anak, Calon Ibu Wajib Tahu! 

2. Fokus penanganan pada anak umur dibawah 2 tahun

Kasus Stunting di Balikpapan Turun Jadi 4,7 Persen IDN Times/Maulana

Dalam program penanganan kasus stunting di Kota Balikpapan, dr. Dio menerangkan pihaknya fokus untuk menangani kasus stunting pada anak di bawah 2 tahun.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kerawanan pada perkembangan otak anak yang terserang stunting, sehingga dapat dicegah dapat untuk terus berkembang ketika memasuki masa dewasa.

“Kita fokus untuk penanganan pada anak 0 sampai 2 tahun, jadi ada kesempatan untuk membangun otaknya,” ujarnya.

3. Tingkatkan peran PKK dan Germas

Kasus Stunting di Balikpapan Turun Jadi 4,7 Persen IDN Times/Maulana

Untuk menekan perkembangan jumlah stunting di Kota Balikpapan, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan meningkatkan peran PKK untuk mempromosikan kepada masyarakat tentang upaya pencegahan stunting pada anak. 

Termasuk meningkatkan program Germas untuk memberikan informasi dalam setiap kegiatan kepada sejumlah kelompok masyarakat dalam mengantisipasi perkembangan stunting

“Kita tingkatkan kerja sama dengan PPK dan kelompok masyarakat, untuk mencegah perkembangan stunting,” ungkap dr. Dio.

 

Baca Juga: KPU Balikpapan Lakukan Penghapusan Aset Pemilu 2019

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya