Luasan Hutan Berkurang, Kalimantan Terancam Krisis Air 

Program pembangunan harus selaras dengan lingkungan

Balikpapan, IDN Times - Luasan tutupan hutan di wilayah Kalimantan semakin menurun setiap tahunnya, hal ini menunjukkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Ekoregion Kalimantan belum menunjukkan fenomena pemanfaatan yang mendukung upaya pelestarian.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup diperlukan guna memastikan pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik, khususnya di wilayah Kalimantan.

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nunu Anugrah  mengatakan, pembangunan berkelanjutan harus menciptakan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi, ekologi, dan sosial sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat tetap terjaga.

“Pembangunan di daerah harus dilakukan dengan memperhatikan faktor kelestarian lingkungan, sehingga ekosistem yang ada dapat tetap terjaga,” katanya usai menghadiri Raker Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ekoregion Kalimantan Tahun 2019 di Balikpapan, Kamis (11/7)

 

1. Peningkatan indeks lingkungan hidup menjadi rencana strategis nasional

Luasan Hutan Berkurang, Kalimantan Terancam Krisis Air IDN Times/Maulana

Nunu  menjelaskan wilayah Kalimantan berkontribusi besar dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan nasional. Setidaknya sekitar 29 persen sumber daya hutan berada di Pulau Kalimantan.

Ia menjelaskan perlu perhatian khusus untuk meningkatkan indeks lingkungan hidup wilayah ini, sehingga kelestarian lingkungan yang ada dapat tetap terjaga dengan baik.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 63,71 persen Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) telah beroperasi di Kalimantan sejak tahun 2017.

“Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Ekoregion Kalimantan belum menunjukkan fenomena pemanfaatan yang mendukung upaya pelestarian. Hal ini terlihat dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), yang menjadi salah satu sasaran strategis dalam rencana strategis (Renstra) KLHK Tahun dari 2015 hingga 2019,” jelasnya.

Menurut Nunu,  nilai rata-rata IKLH Ekoregion Kalimantan Tahun 2018 adalah 71,33. Nilai ini lebih tinggi daripada target IKLH Nasional yang berada di angka 65,14. Nunu bertekad pihaknya akan berusaha mempertahankan capaian ini.

Baca Juga: 5 Manfaat Hutan Hujan, Berpengaruh Langsung ke Kehidupan Kita Lho

2. Isu ketersediaan air juga menjadi penting di wilayah kalimantan

Luasan Hutan Berkurang, Kalimantan Terancam Krisis Air IDN Times/Maulana

Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah ketersediaan air juga menjadi isu yang penting di wilayah Kalimantan.

Nunu menerangkan, berdasarkan SK Menteri LHK No. 297/Menlhk/Setjen/PLA.3/4/2019 tentang Daya Dukung dan Daya Tampung Air Nasional, suply air di wilayah Kalimantan dapat mendukung hingga 792.178.476 jiwa jumlah penduduk.

Namun isu masalah pencemaran lingkungan menjadi salah satu faktor menurunnya kualitas air seiring dengan tutupan hutan yang semakin berkurang.

“Jumlah luasan hutan yang semakin berkurang dan pencemaran lingkungan menjadi sebab menurunnya kualitas air yang ada,” tuturnya. Namun Nunu tidak menjelaskan total luasan yang berkurang.

3. Harus ada pengendalian pembangunan berbasis lingkungan

Luasan Hutan Berkurang, Kalimantan Terancam Krisis Air IDN Times/Maulana

Perkembangan pemukiman dan pembangunan menjadi hal yang harus  dikendalikan untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.

Nunu menjelaskan pihaknya menyusun kajian untuk memastikan sejumlah program dapat dijalankan dengan tetap memperhatikan fungsi-fungsi lingkungan hidup sehingga terbangun komitmen dari para pihak yang terlibat, dan dapat merumuskan program yang selaras dengan rancangan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024.

Baca Juga: 5 Fakta Hutan Hujan Sumatra yang Kini Kondisinya Memperihatinkan

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya