Hadiah Kecil Penghantar Ilmu untuk Anak-Anak Nelayan Balikpapan

Perhatian orangtua sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak

Balikpapan, IDN Times - Dunia pendidikan menjadi salah satu sektor yang aktivitasnya turut terganggu oleh pandemik COVID-19.  Anak-anak menjadi lebih sering belajar dari rumah via online. 

Dikutip dalam laman resmi Ditpsd.kemdikbud.go.id, berimbas kepada terjadinya krisis pembelajaran atau learning loss, dan kesenjangan pembelajaran antara daerah yang maju dan daerah tertinggal.

Bahkan hasil studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak mampu memahami bacaan sederhana, termasuk memahami matematika dasar akibat adanya krisis pembelajaran akibat pandemik ini.

Namun, di Balikpapan ada satu kisah inspirasi dalam mengajar membaca pada anak-anak di masa pandemik saat ini. Simak selengkapnya di bawah.

1. Ingin mencari kegiatan untuk menghabiskan waktu

Hadiah Kecil Penghantar Ilmu untuk Anak-Anak Nelayan BalikpapanAnak-anak nampak fokus belajar bersama (dok. Imelda Agoes)

Di wilayah pesisir, tepatnya di kawasan Manggar Baru, Balikpapan Timur ada sebuah pojok baca yang dikhususkan untuk anak-anak usia 5 tahun atau pra sekolah dasar. 

Yaitu Pondok Belajar Pinggir Pantai. Tempat belajar ini dibentuk oleh pasangan suami-istri Rahmat Setya Hidayat dan Putri Muharromiah. 

Berawal dari kebingungan menghabiskan waktu selama work from home (WFH). Kala itu Rahmat bertanya kepada istrinya mengenai kegiatan yang bermanfaat dilakukan selama di rumah.

Karena di dekat rumah mereka banyak anak-anak, tiba-tiba terlintas saja terlintas keinginan mengajar mereka.

"Awalnya ngobrol sambil main-main dulu, lama-kelamaan ya, keterusan kita ajarinnya," kata Putri, saat dihubungi IDN Times.

Dua tahun berselang, Putri dan suaminya masih giat mengajar anak-anak tersebut hingga saat ini.

Baca Juga: Solaria Resto Membuka Outlet di Bandara Sepinggan Balikpapan

2. Menarik perhatian anak dengan memberikan hadiah bermanfaat

Hadiah Kecil Penghantar Ilmu untuk Anak-Anak Nelayan BalikpapanSalah satu anak yang belajar bersama Putri di Pondok Belajar Pinggir Pantai (istimewa)

Saat ini Putri memiliki enam murid. Sebenarnya saat pertama pondok belajar ini didirikan, ia bisa mengajar lebih banyak anak. Hanya saja karena sang suami dan adiknya, Pitra Annisa yang sering membantunya mengajar, kembali bergelut dengan aktivitas mereka, ia pun kewalahan.

Terlebih karena kondisi kesehatannya, Putri jadi membatasi jumlah anak yang belajar bersamanya. 

Diakuinya, mengajak anak-anak untuk belajar memang bukanlah hal gampang. Biasanya perkara gawai menjadi persoalan utama.

Namun, kata dia, jika anak-anak yang ada di lingkungan tempat tinggalnya rata-rata belum terkontaminasi pada perkembangan teknologi sekarang. 

Salah satu cara untuk menarik perhatian mereka untuk belajar adalah dengan memberikan hadiah. Seperti alat tulis dan mainan. 

"Jadi materi yang aku pakai itu ada enam buku per enam step. Aku siapkan hadiah-hadiah kecil setiap mereka ganti buku. Hadiahnya random saja, semampunya dompet," kata dia sambil tertawa.

Tetapi apa yang dilakukan Putri dan suaminya sangat menginspirasi. Mereka mengajar anak-anak tanpa mengharapkan imbalan sedikit pun. Selain itu mulai pondok belajar, meja, dan buku bacaan untuk anak-anak pun inisiatif mereka sendiri. 

"Semuanya free. Kadang ada orangtua yang kasih Rp50 ribu atau bahkan kasih ikan setelah ayahnya pulang melaut. Di sekitar rumahku memang rata-rata mata pencariannya nelayan," jelas dia. 

3. Perlu perhatian orangtua terhadap tumbuh kembang dan belajar anak

Hadiah Kecil Penghantar Ilmu untuk Anak-Anak Nelayan BalikpapanBeberapa anak sedang belajar menulis (istimewa)

Selain membaca, Putri juga mengajar anak-anak menulis dan berhitung. Untuk membaca, agar anak-anak didiknya cepat lancar biasanya dia menitipkan satu buku bacaan setiap harinya untuk dibaca anak-anak tersebut saat di rumah.

"Dan esok harinya, mereka harus menceritakan ke saya isi dari buku tersebut," ujarnya.

Untunglah sejauh ini tak ada kendala yang rasakan. Hanya dirinya cukup prihatin, masih ada orangtua yang menurutnya kurang perhatian pada tumbuh kembang anaknya.

Nampak ketika anak-anak selesai belajar ia selalu memberikan catatan kecil di setiap buku anak-anak tersebut. Berharap itu bisa menjadi perhatian ibu atau bapak si anak di rumah.

"Namun ada beberapa orangtua yang sepertinya tidak membaca itu, atau mengecek kembali buku anak," keluhnya. 

Baca Juga: Penimbunan 1,4 Ton Solar Subsidi Dibongkar di Balikpapan dan PPU

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya