Progres Kilang Minyak Terbesar di Balikpapan Mencapai 47 Persen

Ditargetkan mulai beroperasi pada Oktober 2023

Balikpapan, IDN Times – Pengerjaan konstruksi kilang baru dari Pertamina Balikpapan oleh Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan menunjukkan progres yang signifikan. Sebagai salah proyek strategis nasional, pengembangan tangki utama sebesar 90.000 MB ini akan menjadi wadah crude oil Recidual Fluid Catalytic Cracking (RFCC). Ini sudah berjalan hampir 47 persen pada akhir tahun 2021.

Pencapaian itu dinyatakan melebihi target jika dilihat dari proses pemasangannya yang tidak mudah. Proyek ini ditargetkan selesai pada Oktober 2023 mendatang.

1. Indikasi masalah keterlambatan dapat diatasi

Progres Kilang Minyak Terbesar di Balikpapan Mencapai 47 Persen(dok. Humas Pertamina)

Agar proyek ini mencapai target, PT Pertamina (Persero) sudah mengambil langkah untuk menyelesaikan persoalan yang dapat memperlambat pengerjaan proyek. President Director & CEO Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan masalah lahan seluas 313 hektare beserta perizinannya. Lalu masalah engineering, kata dia, juga hampir terselasaikan.

“Tadi disampaikan, malah office yang di Korea akan ditutup, karena sudah selesai engineering-nya,” terangnya.

Dirinya mengaku jika masalah keterlambatan biasanya sering terjadi pada produksi alat, yang membutuhkan waktu cukup lama. Apalagi saat kasus pandemik meninggi, terpaksa pasokan bahan dihentikan. Tetapi, Nicke kembali menegaskan, jika permasalahan itu juga bisa teratasi dengan melakukan akselerasi.

Baca Juga: Ganti Rugi Lahan Pembangunan Rumah Sakit di Balikpapan Jadi Polemik

2. Tingkat kesulitan pengerjaan kilang Pertamina Balikpapan

Progres Kilang Minyak Terbesar di Balikpapan Mencapai 47 PersenKilang minyak PT Pertamina. (Dok. Pertamina)

Proses yang berjalan lancar bukan berarti tanpa hambatan. Nicke mengatakan jika pengerjaan proyek kilang ini juga sempat mengalami kesulitan. IDiketahui bahwa pengerjaannya dilakukan di antara kilang-kilang yang masih beroperasi. Artinya dibutuhkan tenaga lebih banyak agar proyek kilang baru ini tak mengganggu kerja dari kilang yang lain.

Ini juga berhasil diatasi Pertamina dengan solusi menyerap banyak tenaga kerja. Pertamina bekerjasama dengan 4 penyedia jasa konstruksi dengan total sebanyak 10.800 pekerja.

Dirincikan, sebesar 43 persen pekerja lokal Balikpapan terakumulasikan ke dalam 99 persen sebagai tenaga dalam negeri. Nikce menyebutkan bahwa ini merupakan hal yang membanggakan. Sebab SDM lokal sudah terbukti mampu dan memiliki skill yang dibutuhkan.

“Tentunya ini adalah penyerapan tenaga kerja Indonesia yang lumayan besar. Ini pastinya sangat membanggakan apalagi bisa pencapaian bisa melebihi target,” ujar Nicke.

3. Upaya penghematan pengeluaran

Progres Kilang Minyak Terbesar di Balikpapan Mencapai 47 PersenIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelum produksi aktif nantinya berjalan, rupanya Pertamina telah melakukan re-engineering dengan memastikan jenis crude oil atau minyak bumi yang akan diolah. Dari situ nantinya crude oil yang dikumpulkan dari berbagai negara akan dicampur di Terminal Lawe-lawe. Saat ini terminal tersebut dalam pengembangan unit. Ini nantinya yang akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik.

Setelah ditelaah, hasil dari minyak terbaik itu membawa dampak baik karena Pertamina tidak perlu membeli unit tambahan dalam proyek ini. Sehingga berdampak baik pada pengeluaran modal yang semula dihitung sebesar US$ 9 billion, turun menjadi US$ 7 billion.

“(equipment) sudah ada di sini semua, nanti yang terbesar (reaktor) akan datang di akhir Februari. Bahkan yang di sini semua sudah terpasang,” jelasnya, saat mengunjungi lokasi pengembangan proyek Pertamina kemarin, di RDMP Jo Balikpapan.

4. Objek tujuan RDMP Balikpapan

Progres Kilang Minyak Terbesar di Balikpapan Mencapai 47 PersenIlustrasi Kilang minyak PT Pertamina. (Dok. Humas Pertamina)

Sebagai proyek terbesar di Indonesia, ada tiga objek tujuan dari RDMP Balikpapan. Ketiganya adalah meningkatkan kapasitas yang semula 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari. Kemudian menaikkan kompleksitas kilang dan meningkatkan kualitas produk menjadi Uero V.

Saat ini,  dua RFCC Feed Tank baru yang masing-masing berkapasitas 61.123 m3 untuk umpan unit RFCC utama juga sudah mulai digunakan sejak akhir Desember 2021. Sementara itu beberapa pengerjaan lainnya seperti boiler, unit Lawe-lawe juga sedang dalam progres.

Baca Juga: Anak Perempuan Bawah Umur di Balikpapan Diperkosa Kakak Kandung

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya