Fenomena "Pampangan" Ancaman Sampah di Sungai Martapura Banjarmasin

Datang saat musim penghujan datang

Banjarmasin, IDN Times - Fenomena "Pampangan" adalah pencemaran yang terjadi di Sungai Martapura Kalimantan Selatan (Kalsel) selama musim penghujan tiba. Suatu kondisi di mana permukaan sungai dipenuhi dengan pelbagai macam sampah, dari ranting, plastik, gulma,  hingga eceng gondok. 

Penumpukan sampah di Sungai Martapura terjadi saat curah hujan tinggi. Seperti pantauan IDN Times di lapangan pada Rabu 1 Januari 2023 di mana sampah-sampah memenuhi sepanjang perairan Sungai Martapura di Banjarmasin Kalsel. 

1. Fenomena sampah kiriman yang rutin terjadi

Fenomena Pampangan Ancaman Sampah di Sungai Martapura BanjarmasinFenomena "Pampangan" adalah pencemaran yang terjadi di Sungai Martapura Kalimantan Selatan (Kalsel) selama musim penghujan tiba, Rabu (1/2/2023). (IDN Times/Hamdani)

Salah seorang motoris perahu kelotok Sungai Martapura bernama Nurdin mengatakan, fenomena pampangan ini sudah kerap terjadi di sepanjang Sungai Martapura. Sampah masyarakat dari sepanjang sungai terbawa hanyut hingga ke kota lain sepanjang sungai. 

Menurutnya, hal tersebut yang menjadi persoalan baik tentang lingkungan hingga kelancaran arus transportasi Sungai Martapura. 

Seperti baru-baru ini, dasar perahu kelotok masyarakat kandas oleh tumpukan sampah yang berada di dasar sungai. Masyarakat pun hanya bisa berharap proses pengerukan sungai nantinya dilakukan Pemkot Banjarmasin. 

"Sudah sering terjadi, nanti juga akan dibersihkan oleh petugas. Tapi harus nunggu mereka dan saat air pasang," tuturnya. 

Baca Juga: Pinjaman Online yang Menjadi Opsi Pilihan bagi Mahasiswa Banjarmasin

2. Terjadi hingga pertengahan bulan

Fenomena Pampangan Ancaman Sampah di Sungai Martapura BanjarmasinFenomena "Pampangan" adalah pencemaran yang terjadi di Sungai Martapura Kalimantan Selatan (Kalsel) selama musim penghujan tiba, Rabu (1/2/2023). (IDN Times/Hamdani)

Terkait persoalan sampah ini, Kepala UPTD Pemeliharaan Sungai dan Drainase Dinas PUPR Banjarmasin Syafiq Huwaida menyebutkan, fenomena pampangan ini biasanya terjadi hingga pertengahan bulan Februari ini. Saat intensitas curah hujan mulai turun menuju musim kemarau. 

Kesimpulan ini berdasarkan pengalaman daerah dalam menangani persoalan sampah di Sungai Martapura dan sekarang ini sudah menyebar ke Sungai Kuin. 

Sejauh ini, Syafiq menilai persoalan sampah Sungai Martapura sudah menjadi permasalahan serius. Pemerintah daerah belum memiliki perangkap yang cukup memadai dalam menjerat sampah-sampah kiriman dari daerah lain. 

Pemkot Banjarmasin membersihkan secara manual sampah tersebut dan mengandalkan bantuan kapal sapu-sapu. 

3. Pemasangan perangkap sampah yang mengganggu arus transportasi sungai

Fenomena Pampangan Ancaman Sampah di Sungai Martapura BanjarmasinFenomena "Pampangan" adalah pencemaran yang terjadi di Sungai Martapura Kalimantan Selatan (Kalsel) selama musim penghujan tiba, Rabu (1/2/2023). (IDN Times/Hamdani)

Dalam penanganan sampah ini, Pemkot Banjarmasin berencana memasang peralatan trash boom. Sejenis penghalang terapung yang digunakan untuk menampung sampah atau puing terapung, atau rumput laut, ganggang, atau benda terapung lainnya di badan air.

Tetapi permasalahannya, trash boom secara otomatis mengganggu jalur transportasi perahu masyarakat di Sungai Martapura. Seperti diketahui, masyarakat Kalsel mengandalkan sungai sebagai salah satu alat transportasi antar wilayah. 

"Jika dipaksakan memasang trash boom, maka konsekuensinya tidak bisa lagi dilalui oleh kelotok. Sulit terealisasi. Intinya kita cuma bisa mengurangi saja agar tidak mengganggu transportasi dan jangan terjadi penumpukan yang lama," pungkasnya.

Baca Juga: Menteri Koperasi dan UKM ke Banjarmasin Memuji Program Bahuma

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya