Gasing Kutai Seni Permainan Tradisional yang Mulai Terlupakan

Pandemik COVID-19 menjadi kendala dalam masalah ini

Kutai Kartanegara, IDN Times - Norsyamdani (39) adalah seorang pegiat permainan tradisonal asli Kutai di mana jadi salah satu etnis asli masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim). 

Dani sapaan akrab warga Mangkurawang Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini mengaku upayanya dalam melestarikan permainan tradisional bisa dikatakan terlambat. Masyarakat modern sudah terlanjur kecantol dengan kecanggihan gawai ponsel yang tersedia  banyak fasilitas.  

“Dengan membentuk komunitas permainan tradisional, ini sebagai bentuk upaya kami untuk terus mempertahankan warisan leluhur,” kata pengrajin permainan gasing di Kukar Dani,  kepada IDN Times, Sabtu (3/9/2021).

1. Sejarah permainan gasing di Kutai

Gasing Kutai Seni Permainan Tradisional yang Mulai TerlupakanPermainan tradisional gasing di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Nina)

Dani mencontohkan salah satu permainan tradisional lokal gasing di mana warga Kutai menamainya dengan sebutan begasing. Permainan tradisional yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mulawarman yang mengadopsi dari para pedagang asal Melayu. 

Permainan ini memang sangat lazim di bumi nusantara. Permainan yang bisa berputar pada satu titik persis pergerakan angin puting beliung. 

Dilansir dari Wikipedia, gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Bukan saja merupakan permainan yang dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, gasing juga kerap digunakan untuk berjudi dan meramal nasib.

“Asal mula gasing muncul di Kukar itu kemungkinan karena adanya pengaruh dari pedagang Melayu. Permainan ini pun mulai digemari oleh masyarakat desa hingga di kerajaan secara menyeluruh,” terang Dani. 

Baca Juga: Kisah Kakek Tua Penjaga Hutan Agroforestri di Kukar

2. Jenis gasing Kutai dan cara bermainnya

Gasing Kutai Seni Permainan Tradisional yang Mulai TerlupakanPermainan tradisional gasing di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Nina)

Masyarakat Kutai memiliki pelbagai jenis permainan gasing tergantung sistem cara permainannya. Mulai dari jenis buah pelele, tungkul, pendada, buong, perangat, dan terakhir adalah gasing bengor.

Dari keenam gasing tersebut, menjadi icon ciri khas gasing asal Kutai.

“Gasing yang paling viral di zaman dulu itu yang masih dimainkan sama kerajaan adalah gasing tungkul, ini gasing agak tinggi dari yang lainnya,” ungkap Dani.

Cara bermain gasing pun berbeda beda. Dalam penjelasannya, Dani menyebutkan tiga sistem permainan gasing di Kutai, yakni beragaan, adu tumbuk, beregu atau adu pukul beregu, dan bekurai atau disebut dengan ketahanan berputar gasing. 

“3 jenis permainan ini juga harus menggunakan jenis gasing yang sesuai. Misalnya betumbuk itu pakenya gasing pelele,” jelas Dani 

3. Gasing tergerus zaman

Gasing Kutai Seni Permainan Tradisional yang Mulai TerlupakanPengrajin permainan gasing di Kutai Kartanegara Norsyamdani. (IDN Times/Nina)

Dani mengatakan, Kukar memiliki sejarah panjang di mana di tempat tersebut terdapat kerajaan hindu pertama di Indonesia. Namun dengan semakin canggih zaman, perlahan budaya khas situ mulai semakin pudar.

Dalam kasus ini, ia menuding minimnya upaya Pemkab Kukar dalam mempertahankan seni permainan rakyat ini. 

“Pemkab memang menghargai budaya, tapi sayangnya, untuk sampai ke tingkat keseriusan itu belum terlihat. Entah mungkin terlalu banyak yang mereka pikirkan. Hingga permainan rakyat ini tidak diprioritaskan," ujarnya.

“Gasing ini yang kemungkinan bakal punah, makanya saya sangat memelihara gasing tradisional di Kukar. Saya berharap gasing ini tetap lestari di Indonesia,” imbuhnya. 

Pemkab Kukar diminta berpikir kreatif menjaga kelestarian permainan tradisional. 

“Bahkan kalau bisa, ada perbup yang dibuat khusus untuk kesenian tradisonal, seluruh sekolah wajib memiliki ekstrakurikuler permainan tradisional, semua OPD, setiap hari Jum'at bisa lakukan permainan sebagai ganti olahraga modern. Gasing kan juga olah raga. Kalau ini dilakukan, permainan ini banyak diminati," tutur Dani. 

4. Bupati Kukar keluhkan pandemik COVID-19 dalam menjaga permainan tradisional

Gasing Kutai Seni Permainan Tradisional yang Mulai TerlupakanKantor Pemkab Kutai Kartanegara. (IDN Times/Nina)

Ditemui di tempat berbeda, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan, pemerintah daerah komitmen dalam menjaga keberlangsungan permainan tradisional. Salah satunya dengan memperkenalkan permainan tradisional ini pada masyarakat nasional hingga manca negara. 

Permasalahan saat ini, menurut Edi adalah pandemik COVID-19 melanda seluruh negeri. Pemkab Kukar pun terpaksa menunda sejumlah even tradisional tingkat internasional yang beberapa kali sudah digelar. 

“Kami sudah terus upayakan kok, bahkan kami buat evennya, kemarin kan ramai banget itu sebelum pandemik. Ini tertunda karena pandemik,” ujarnya.

Demikian soal pembinaan seni tradisional ini yang sudah dimasukkan dalam materi ekstrakurikuler sekolah-sekolah di Kukar. 

“Ya lagi lagi karena pandemik, jadi untuk keseluruhan sekolah belum bisa dilakukan,” pungkasnya.

Baca Juga: Project Kick Off Pembangunan Tangki Timbun dan Terminal BBM Kukar

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya