Ini Pesan Terakhir Kru Rimbun Air sebelum Pesawat Crash
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pesawat Rimbun Air PK OTW dilaporkan jatuh di Bilorai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Papua, Selasa (14/9/2021). Tim evakuasi menemukan tubuh pesawat yang rusak parah di mana para awaknya dilaporkan meninggal dunia.
Pesawat Rimbun Air diawaki tiga kru, yakni Pilot Mirza, Kopilot Fajar, dan Iswahyudi selaku teknisi. Sosok Iswahyudi di sini merupakan warga Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim).
Ia sudah cukup lama bekerja sebagai teknisi mesin pesawat Maskapai Rimbun Air yang khusus melayani jasa pengiriman kargo di Papua. Sebelumnya, ia sempat pula bekerja sebagai teknisi mesin pesawat dan helicopter di salah satu perusahaan di Papua dan Nugini.
1. Pesan terakhir mendiang Iswahyudi
Ditemui di rumah duka di Jalan Al Makmur Balikpapan Kota, istri almarhum Dewi Agustina mengatakan, komunikasi terakhir dengan suaminya saat malam hari sebelum jatuhnya pesawat, Senin (13/9/2021). Ia tak menyangka menjadi percakapan terakhir dengan almarhum yang terkenal sebagai sosok pendiam.
"Malam itu dia telepon katanya habis pijat. Setelah itu ngobrol seperti biasa, nanyain anak. Terus bilang besok mau terbang lagi," katanya, Kamis (16/9/2021).
Komunikasi lewat telepon tersebut tidak bisa berlama-lama mengingat Iswahyudi harus bekerja pagi harinya.
"Kalau mau terbang memang seperti itu. Dia pasti istirahat lebih cepat," terangnya.
Baca Juga: Pertamina Tambah Titik Distribusi Gas Subsidi di Kaltim
2. Memperoleh kabar jatuhnya pesawat dari tetangga
Dewi mengaku awalnya tidak mengetahui kabar jatuhnya pesawat ditumpangi suaminya tersebut. Berita nahas tersebut malah disampaikan tetangga dan teman-temannya.
"Seharian saya memang tidak memantau berita. Jadi saya malah tahu ada kecelakaan pesawat dari tetangga dan teman," tuturnya dengan bibir bergetar.
Ia sempat tak percaya suaminya menjadi salah satu awak pesawat Rimbun Air yang crash di Papua. Dewi pun mencoba berkali-kali menghubungi ponsel Iswahyudi di mana nomor telepon dituju tidak aktif.
Dewi menyebut, pertemuan terakhir dengan suami adalah dua minggu lalu. Jika sesuai jadwal, sang suami semestinya sudah berada di Balikpapan pada tanggal 19 September nanti.
"Jadwalnya off-nya tanggal 19 September nanti," ujar Dewi lirih.
3. Iswahyudi merupakan sosok pendiam dan bertanggung jawab
Seorang keluarga almarhum menyebutkan, Iswahyudi sudah cukup lama bekerja sebagai mekanik pesawat dan helikopter. Dulunya, ia pernah bekerja sebagai teknisi sebuah perusahaan pesawat carter di Balikpapan dan Papua Nugini.
"Dia juga pernah mengalami kecelakaan di Ternate, saya lupa kapan," ujar kerabat yang menolak menyebut nama ini.
Ipar almarhum, Muhammad Rifki menambahkan, Iswahyudi adalah sosok yang ringan tangan membantu keluarga dan tetangga. Di waktu liburan, dihabiskan dengan menekuni hobinya memancing dan bermain futsal.
"Biasanya kalau libur dia mancing dan bermain futsal," terang Rifki.
Lebih lanjut, almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan masih balita masing-masing berusia 5 tahun dan 2 tahun. Jenazah korban rencananya tiba di Balikpapan pada Jumat 17 September 2021.
4. Faktor cuaca diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat
Wakil Komandan Yonif Mekanis 521/DY Mayor Inf Edi Dipramono menuturkan cuaca di Sugapa memang tidak bersahabat selama sepekan ini. Faktor ini diduga menjadi penyebab pesawat Rimbun Air jatuh sesaat lepas landas dari Bandara Papua.
Setelahnya, terdengar suara keras oleh pihak bandara yang berada di landasan. Diduga pesawat jatuh usai menabrak gunung.
Baca Juga: Balikpapan Barat Dianggap Masih Rawan Peredaran Narkoba