Kasus DBD di Kaltim Tembus 1.551 Orang, 7 Orang Meninggal Dunia

Evaluasi dilakukan dalam penanganan DBD 

Samarinda, IDN Times - Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim), mengungkapkan bahwa jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang positif di daerah tersebut telah mencapai 1.551 orang, dengan tujuh di antaranya meninggal dunia.

"Setiap minggu kami melakukan evaluasi kasus DBD di Kaltim. Saat ini, jumlah kasus baru per 100.000 penduduk adalah 40,68, dengan tingkat kematian sebesar 0,46 persen," kata Jaya dilaporkan Antara di Samarinda pada hari Senin (19/2/2024).

1. Kasus DBD tertinggi di Kaltim terjadi di Berau

Kasus DBD di Kaltim Tembus 1.551 Orang, 7 Orang Meninggal DuniaIlustrasi pasien terjangkit DBD. IDN Times/ Riyanto

Jaya menyebutkan bahwa kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Berau dengan 683 kasus positif, diikuti oleh Kutai Kartanegara dengan 512 kasus positif, Kutai Barat dengan 218 kasus positif, Paser dengan 200 kasus positif dan empat kematian, Kutai Timur dengan 220 kasus positif, serta Bontang dengan 86 kasus positif dan satu kematian.

"Selain itu, Samarinda mencatat 203 kasus positif dan satu kematian, Balikpapan dengan 84 kasus positif, Penajam Paser Utara dengan 167 kasus positif dan satu kematian, serta Mahakam Ulu dengan empat kasus positif," tambahnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa dari tujuh orang yang meninggal karena DBD, yang terbanyak adalah anak-anak. Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan pencegahan dengan membersihkan lingkungan dari tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD.

Baca Juga: Petugas KPPS di TPS Samarinda Alami Kelelahan Fisik setelah Pemungutan

2. Upaya fogging untuk menekan penyebaran penyakit DBD

Kasus DBD di Kaltim Tembus 1.551 Orang, 7 Orang Meninggal DuniaIlustrasi fogging untuk mengantisipasi wabah DBD. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Dinkes Kaltim aktif menggelar fogging, pemasangan abate, dan penyuluhan kepada masyarakat. "Kami berharap kasus DBD di Kaltim bisa terus menurun dan tidak ada lagi kematian," ujarnya.

Dinkes Kaltim juga bekerja sama dengan Biofarma untuk memfasilitasi vaksinasi DBD bagi 11.000 siswa berusia 6-12 tahun yang merupakan kelompok umur paling rentan terkena DBD dan berisiko kematian tinggi.

"Kami menggunakan vaksin terbaru dengan teknologi dari Takeda Jepang, dan distributornya adalah Biofarma. Pemerintah telah menganggarkan hampir Rp10 miliar untuk pembelian vaksin tahun lalu, dan tahun ini akan kami tingkatkan," jelas Jaya.

3. Vaksinasi DBD untuk tingkatkan Imunitas bagi anak-anak

Kasus DBD di Kaltim Tembus 1.551 Orang, 7 Orang Meninggal DuniaPasien DBD saat jalani perawatan di RSUD Caruban. IDN Times/ Riyanto

Tujuan dari vaksinasi DBD adalah untuk meningkatkan imunitas anak-anak sehingga tidak mengalami gejala berbahaya ketika terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor DBD.

Selain vaksinasi, Dinkes Kaltim juga melakukan pengendalian vektor dengan melepaskan nyamuk Wolbachia, yang telah diberi bakteri Wolbachia untuk menghambat penularan virus dengue.

Baca Juga: Muay Thai di Samarinda, Kebugaran Tubuh dan Kesehatan Mental

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya