Yulistianus Alami Tekanan, BEM Unmul Advokasi Korban Pemukulan

Korban pemukulan Paspampres acara MTQ Samarinda

Samarinda, IDN Times - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda mengadvokasi Yulistianus Agung, mahasiswa Fakultas Hukum Unmul, yang menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan oleh personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Kejadian ini berlangsung pada acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXX 2024 di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (8/9/2024).

"Saat ini korban berada di bawah pengawasan rekan-rekan BEM Unmul karena kondisinya masih sangat tertekan akibat tekanan dari berbagai pihak. Korban saat ini sedang beristirahat," ujar Presiden BEM Unmul Maulana, saat dihubungi IDN Times, Rabu (11/9/2024).

1. Korban masih dalam situasi tertekan pasca-pemukulan

Yulistianus Alami Tekanan, BEM Unmul Advokasi Korban PemukulanMahasiswa melakukan dialog Sidang Rakyat (Dok. Istimewa)

Maulana menambahkan, kondisi psikologis Yulistianus masih belum stabil pasca-penganiayaan tersebut. Apalagi setelah video pemukulan itu viral di media sosial, Yulistianus menghadapi tekanan yang semakin besar dari pihak luar.

"Karena situasi ini, kami membatasi interaksi korban dengan pihak-pihak luar untuk sementara waktu," ungkap Maulana.

BEM Unmul menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kasus ini. Maulana menyayangkan tindakan represif yang diduga dilakukan oleh Paspampres terhadap mahasiswa Unmul.

"Kami akan mengawal kasus ini. Sangat disayangkan jika tindakan represif seperti ini terjadi, terlebih terhadap mahasiswa," tegasnya.

Baca Juga: Viral Video Paspampres Pukul Warga, Korban Mahasiswa Unmul

2. BEM Unmul membantah pernyataan Kodam Mulawarman

Yulistianus Alami Tekanan, BEM Unmul Advokasi Korban PemukulanKepala Penerangan Kodam VI Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto, Senin (15/1/2024). Foto istimewa

Lebih lanjut, Maulana membantah pernyataan Kodam Mulawarman yang menyebut Yulistianus mengakui kesalahannya karena menerobos pengamanan Paspampres untuk berswafoto dengan Presiden Joko Widodo.

Kepala Penerangan Kodam Mulawarman Kolonel (Kav) Kristianto bahkan menyebut Yulistianus berniat menjadi personel TNI setelah lulus dari Fakultas Hukum Unmul.

"Tidak benar. Saya memiliki video lengkap yang membuktikan bahwa korban hanya menghampiri dan disambut oleh Presiden tanpa menerobos pengamanan," ujar Maulana.

3. Kronologis peristiwa pemukulan

Sebuah video yang memperlihatkan seorang anggota Paspampres diduga memukul seorang warga viral di media sosial. Insiden ini terjadi ketika seorang warga yang terlihat hendak berswafoto dengan Presiden Jokowi dicegah oleh seorang pria berbadan tegap yang diduga anggota Paspampres.

Dalam video yang beredar, pemuda tersebut terlihat mendekati Presiden Jokowi sambil memegang ponsel untuk berswafoto. Setelah berfoto, ia mundur sambil mengucapkan terima kasih.

Namun, sesaat kemudian, seorang pria menghentikannya dan terdengar berkata, "Heh, kamu jangan begitu ya!" sambil mendorong pemuda tersebut menjauh. Tak lama setelah itu, pemuda tersebut terlihat meringis kesakitan sambil memegang perutnya dan mengeluh, "Saya dihantam."

4. Pihak istana masih membantah adanya pemukulan

Menanggapi insiden ini, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, memberikan klarifikasi. Ia menyebutkan bahwa pengamanan Presiden terdiri dari beberapa lapisan, termasuk Paspampres di ring 1, serta TNI-Polri di ring 2 dan 3.

"Kami telah berkoordinasi dengan Paspampres dan memastikan tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh mereka. Saat ini, kami sedang melakukan pengecekan lebih lanjut dengan Tim Pengamanan Wilayah," ujar Yusuf.

Selain itu, Yusuf juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. "Kami mohon maaf atas kejadian ini dan sangat mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ingin menyambut Presiden Jokowi. Ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami di Istana Kepresidenan," pungkasnya.

Baca Juga: Komandan Paspampres Bantah Anggotanya Pukul Warga Saat Amankan Jokowi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya