10 Potret Samarinda Jadul vs Terkini, Jangan Lupakan Sejarah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times-Mata kamera bisa menjadi saksi sejarah. Dari benda inilah sejumlah bangunan, momen dan peristiwa dapat terekam lantas jadi pengingat pada masa mendatang. Sejarawan lokal Samarinda, Muhammad Sarip pun sepakat dengan hal tersebut.
“Abadikan momen itu penting demi sejarah,” ujarnya kepada IDN Times pada (29/10/2020) sore.
Menurut Syafii Maarif dalam buku Keterkaitan antara Sejarah, Filsafat, dan Agama (1997, halaman 4) menyebut sejarah merupakan suatu
penalaran kritis dan kerja yang cermat untuk mencari kebenaran; suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal-usul segala sesuatu; suatu pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Tanpa mengenal sejarah, seseorang akan kehilangan arah dan acuan
dalam melaksanakan kebijaksanaannya.
“Karena sejarah adalah jembatan penghubung masa silam dan kini, dan sebagai petunjuk arah ke masa depan,” tulisnya.
Itulah alasan begitu penting merekam sejarah. Berikut sejumlah potret di Samarinda pada masa lampau periode 1900-1990. Sejumlah perbedaan begitu tampak. Sebab perubahan itu keniscayaan.
1. Dulu Samarinda punya pecinan, namun setelah zaman berganti kawasan itu tak ada lagi. Letaknya berada di kawasan tepi Sungai Mahakam, Jalan Yos Sudarso
2. Foto kedua tak ada lagi kawasan pecinan di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota. Bangunan di sisi kanan masih ada, sementara sebelah kirinya tak ada lagi deretan rumah
3. Potret Samarinda pada 1935 yang benar-benar asri. Bangunan masih jarang. Gambar ini merupakan koleksi dari Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda
4. Perbedaan yang begitu tampak. Kini Samarinda sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat. Sesak dengan rumah-rumah, meski demikian Sungai Mahakam tetap sama
5. Potret gedung nasional di Jalan Panglima Batur, dulunya Stamboel Straat. Dulunya pejuang Kota Tepian kerap menggunakan bangunan ini untuk diskusi mengenai perjuangan. Salah satunya Abdoel Moeis Hassan yang juga Gubernur Kaltim kedua
Baca Juga: UMP 2021 Tak Naik, Disnakertrans Kaltim: Sudah Sesuai Petunjuk Menaker
6. Masa bersalin, kondisi gedung nasional tak lagi terawat tampak atapnya berlubang dimakan usia. Sementara lumut perlahan-lahan menggerogoti cat-cat bangunan renta tersebut
7. Jika warga Samarinda peka, hingga sekarang tikungan pertama di Jalan Bhayangkara sebelum Polsek Kota Samarinda, dulunya markas Polresta Samarinda, tak alami banyak perubahan
8. Bila diperhatikan, hanya gedung-gedung di Jalan Bhayangkara, Samarinda ini yang berubah. Sedangkan tikungannya tidak
9. Gambar ini juga dipotret oleh Hilgard O'Reilly Sternberg saat jalan-jalan ke Samarinda pada 1990. Dia adalah profesor asal Universitas California
10. Bangunannya sudah berubah, terutama di bagian atap. Persisnya bertambah satu tingkat
Demikianlah 10 potret kota di Samarinda dari masa silam dan sekarang. Banyak perubahan terjadi. Namun ini Sungai Mahakam tetap sama.
Baca Juga: Gubernur Isran Minta Warga Tes PCR sebelum Pelesiran ke Luar Kaltim