Dua RSUD di Kaltim Kekurangan Pakaian Hazmat untuk Penanganan Corona

Catat, pakaian hazmat hanya sekali pakai, bukan berkali-kali

Samarinda, IDN Times – Dua dari lima rumah sakit rujukan khusus menangani virus corona di Kaltim kekurangan pakaian hazmat. Perlengkapan pelindung diri ini lazim digunakan tatkala menangani penyakit menular. Demikian dikatakan Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi Muhammad Ishak saat dikonfirmasi IDN Times pada Rabu (11/3).


“Sebagian besar yang kurang itu memang baju pelindung diri (hazmat),” terangnya.

1. Dua rumah sakit yang kekurangan hazmat ada di Bontang dan Paser

Dua RSUD di Kaltim Kekurangan Pakaian Hazmat untuk Penanganan CoronaAndi Muhammad Ishak, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim (IDN Times/Yuda Almerio)

Lebih lanjut dijelaskannya, dua rumah sakit yang kekurangan pakaian hazmat tersebut ialah RSUD Panglima Sebaya di Paser dan RSUD Taman Husada di Bontang. Sementara untuk tiga rumah sakit lainnya tak mengalami hal tersebut yakni RSUD Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan, RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) di Samarinda. Satu lagi itu RSUD Aji Muhammad Parikesit, Tenggarong, Kutai Kartanegara yang baru saja menjadi rujukan.

“Jadi Kaltim punya lima rumah sakit rujukan,” ujarnya.

2. Pakaian pelindung diri hanya sekali pakai, bukan berkali-kali

Dua RSUD di Kaltim Kekurangan Pakaian Hazmat untuk Penanganan CoronaIlustrasi virus corona. IDN Times/Sukma Shakti

Dia menerangkan, baju pelindung diri itu hanya dikenakan sekali, tidak berkali-kali jadi wajar jika terjadi kekurangan. Yang bisa dipakai lebih dari sekali itu hanya kacamata dan sepatu, lainnya seperti sarung tangan, baju dan masker itu cukup digunakan sekali ketika pemeriksaan setelahnya tak pakai lagi.

“Bahaya kalau digunakan berkali-kali, penularan virus bukan lewat udara tapi air liur dan lendir,” tegasnya.

Baca Juga: Pemkab PPU Kaltim Bentuk Tim Kesiapsiagaan Hadapi Virus Corona

3. Puluhan pakaian hazmat bakal digunakan selama 14 hari masa observasi

Dua RSUD di Kaltim Kekurangan Pakaian Hazmat untuk Penanganan CoronaPersonel Satgas Mobile COVID-19 membawa pasien terjangkit virus Corona (COVID-19) saat simulasi penanganan pasien terjangkit Covid-19 di Desa Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (9/3/2020) (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj)

Mengenai kebutuhan, lanjutnya, itu bervariasi bergantung kebutuhan rumah sakit rujukan. Namun pastinya, selama 14 hari pakaian harus diganti dan biasanya ada enam petugas yang menangani pasien positif virus corona.

“Dikalikan saja dengan 14 hari dan enam petugas, jumlah itu yang harus digunakan selama dua pekan. Jadi ada 84 pakaian APD,” tuturnya.

4. Hazmat penting demi menghindari penyebaran virus lewat air liur, saat berkomunikasi dengan pasien

Dua RSUD di Kaltim Kekurangan Pakaian Hazmat untuk Penanganan CoronaIlustrasi virus Corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Dia menambahkan pakaian hazmat tersebut memang penting, lebih-lebih saat petugas memeriksa kesehatan pasien. Paling ditakutkan, ialah saat berkomunikasi dengan pasien kemudian virus menyebar lewat air liur.

“Itu memang protapnya (prosedur tetap),” pungkasnya.

Baca Juga: Dinkes Kaltim Kekurangan Alat Pelindung Diri Hadapi Virus Corona

Topik:

  • Irwan Idris
  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya