Bandara APT Pranoto Tutup 26 Hari, Tenant Bakal Rugi Ratusan Juta 

"Musibah" diyakini bisa menjadi anugerah pada masa mendatang

Samarinda, IDN Times - Penutupan Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda tinggal menghitung hari. Pada 20 November hingga 15 Desember 2019 bandara akan ditutup sementara. Hal tersebut disebabkan oleh pengerjaan pemasangan airfield lighting system (AFL) di runway sepanjang 2.250 meter dan proyek perbaikan taxiway bandara.

Akibat penutupan itu sejumlah tenant di bandar udara bakal ikut merugi."Sudah pasti rugi tapi kami tetap harus mendukung penuh perbaikan bandara," kata Pimpinan Blue Sky Premier Lounge, Tommy, pada Selasa (12/11).

1. Dari musibah menjadi anugerah pada masa mendatang

Bandara APT Pranoto Tutup 26 Hari, Tenant Bakal Rugi Ratusan Juta Bandara APT Pranoto Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Dirinya tak menampik akibat penutupan selama 26 hari itu, pihaknya tak memperoleh pemasukan. Dalam satu hari pihaknya bisa memperoleh Rp13 juta dan bila dikalkulasikan selama 26 hari diperkirakan Rp338 juta melayang.

Namun ia menyadari, perbaikan yang dilakukan itu merupakan langkah baik bagi bandara dan nantinya juga berdampak positif, termasuk pada bisnisnya. Maklum yang menjadi kendala penumpang selama ini ialah tak berangkat karena asap atau tak ada lampu di lintasan pacu.

Setelah airfield lighting system (AFL) terpasang, bandara APT Pranoto dapat beroperasi lebih lama dan memungkinkan adanya penambahan penerbangan malam hari. Selama ini, bandara APT Pranoto tutup pada pukul 19.00 Wita. Artinya, peluang meraup keuntungan untuk tenant juga bakal meningkat.

"Walaupun ada "musibah" tapi juga anugerah ke depannya," terangnya.

Baca Juga: Bandara APT Pranoto Samarinda Tutup 26 Hari, Penerbangan Pindah Lokasi

2. Melihat situasi dan kondisi bandara sebelum memutuskan membuka atau menutup gerai

Bandara APT Pranoto Tutup 26 Hari, Tenant Bakal Rugi Ratusan Juta IDN Times/Yuda Almerio

Tommy menerangkan, untuk waktu penutupan pihaknya melihat situasi dan kondisi. Bila ada kebijakan buka, ya pihaknya tetap berjalan seperti biasa. Meski demikian, Blue Sky Premier Lounge ikut aturan saja karena tak ada operasional (bandara) juga. 

"Kami pantau-pantau saja dulu. Liat situasi juga, kami juga berharap pengerjaan bisa cepat," tuturnya.

Terpisah, Kepala Seksi Jasa Bandara APT Pranoto Dedi Maulana mengatakan, untuk tenant atau penyewa gerai yang ada di bandara harusnya menyesuaikan saja. Terserah mau membuka gerai atau tidak, namun persoalannya saat membuka itu siapa yang menjadi konsumen. Pihaknya hanya memberikan pengumuman mengenai penutupan bandara, tapi tetap keputusan ada di tangan pengelola tenant.

"Kami sudah memberikan informasi penutupan, kemungkinan sebagian besar akan tutup," jelasnya.

3. Bandara bukan entitas bisnis dan tak pernah memikirkan untung-rugi

Bandara APT Pranoto Tutup 26 Hari, Tenant Bakal Rugi Ratusan Juta IDN Times/Yuda Almerio

Dia menambahkan, di Bandara APT Pranoto Samarinda ada 20 gerai. Saat bandara tutup operasionalnya untuk sementara tentu tak ada aktivitas, dengan demikian akan berpengaruh terhadap pendapatan bandara lewat penyewa gerai itu.

Namun demikian, Dedi menyebut bila pendapatan bandara berasal dari penerimaan bukan pajak (PNBP). Dampak memang tak bisa ditolak dengan berhentinya operasi bandara, tapi ia menegaskan sekali lagi bahwa bandara bukan entitas bisnis.

"Kami gak pernah memikirkan untung rugi," pungkasnya.‎

Baca Juga: Bandara APT Pranoto akan Tutup, Maskapai Setuju Meski Terancam Merugi

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya