Belasan Permainan Tradisional Mulai Punah di Kaltim, Ini Penyebabnya

Masih ada gak yang kenal dengan sentokan atau asin naga?

Samarinda, IDN Times - Zaman bersalin, dunia kini kian dipermudah dengan adanya digitalisasi. Semua sektor disasar. Termasuk gim atau permainan. Masing-masing lebih karib dengan gim yang tersemat dalam gawai. Dan seiring waktu berjalan permainan tradisional makin dilupakan.

“Benar saat ini sejumlah permainan tradisional di Kalimantan Timur (Kaltim) dan secara khusus di Samarinda saat ini sulit ditemukan eksistensinya, kalau tidak mau disebut hampir punah atau bahkan sudah benar-benar punah,” ujar Muhammad Sarip, Sejarawan Lokal Samarinda saat dikonfirmasi pada Jumat (4/6/2021).

1. Ada belasan permainan tradisional di Kaltim yang mulai tak dikenal oleh anak-anak zaman sekarang

Belasan Permainan Tradisional Mulai Punah di Kaltim, Ini PenyebabnyaMuhammad Sarip, sejarawan lokal Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Dari catatan Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim setidaknya ada 15 jenis permainan tradisional di Benua Etam yang mulai hilang tak dikenal misalnya begasing, paku lele, engrang, main kelereng, asinan, lompat tali, asinan/asin naga, petak umpet, telepon kaleng, cangklok, ular naga, bekel, sentokan, meriam bambu, dan cina boy.

Sementara dari informasi yang dihimpun Sarip, gim tradisional yang nyaris tak pernah dimainkan oleh anak-anak ada balogo, bapedak, babenteh, basumpitan, benteng, ajakan tukup hingga dakuan.

Dulu sebelum gawai dan permainan digital terkenal, permainan ini kerap menemani anak-anak. Sarip pun sepakat dengan hal tersebut.

“Kecanggihan teknologi memalingkan anak-anak generasi z dan alfa kepada gim berbasis elektronik, digital dan virtual,” imbuh alumnus Sertifikasi Kompetensi Penulis Sejarah Kemendikbud 2020 itu.

Baca Juga: Diduga Jual Miras, Belasan THM di Sambutan Samarinda Disegel Satpol PP

2. Permainan modern lebih digemari oleh anak-anak

Belasan Permainan Tradisional Mulai Punah di Kaltim, Ini PenyebabnyaIlustrasi permainan tradisional (permainan-tradisional.com)

Tak hanya itu, lebih lanjut dia menyatakan, ada juga permainan tradisional yang punah karena kelangkaan atau hilangnya material alat permainan. Misalnya, baladuman. Permainan meriam bambu ini tidak bisa lagi dipraktikkan karena dua komponennya mulai sukar didapat yakni bambu dan minyak tanah.

Kalaupun bambu bisa dicari ke pedalaman, tapi minyak tanah siapa yang jual? Tanur minyak tanah sudah tergantikan oleh kompor gas. Begitu pula permainan batembakan dan basumpitan yang menggunakan bambu sebagai senapan angin dan sumpit.

“Barangkali senapan mainan modern lebih menarik dan praktis bagi anak masa kini,” katanya.

3. Organisasi perangkat daerah terkait harus membantu melestarikan permainan tradisional

Belasan Permainan Tradisional Mulai Punah di Kaltim, Ini PenyebabnyaIlustrasi telepon kaleng (aboutcirebon.id/istimewa)

Sarip menambahkan, kemajuan zaman memang tak bisa dilawan. Teknologi kian berkembang. Cepat atau lambat permainan tradisional bisa benar-benar punah. Gim tradisional yang ketinggalan zaman tersebut hanya akan lestari dalam wujud cerita teks di pustaka cetak, rekaman visual rekonstruksinya, dan/atau koleksi benda peninggalannya di museum.

Sebagaimana halnya tarian dan kesenian khas daerah, permainan tradisional bisa dilestarikan. Satu di antara caranya ialah instansi pendidikan tingkat kota dan tingkat provinsi berbuat sesuatu.

“Mungkin bisa diinstruksikan pada pengajar Penjaskes atau ketika jam senam massal tiap Jumat, permainan tradisional yang mengandung unsur olahraga dan ketangkasan tanpa alat yang sukar dicari, diajarkan kembali kepada para siswa. Misalnya main benteng, asin naga, asin biasa, babenteh,” pungkasnya.

Baca Juga: Tak Bayar Pajak Sewa, Enam Ruko di Citra Niaga Samarinda Disegel

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya