Curhat Ibu soal Belajar Online, Tak Efektif hingga Harus Ekstra Sabar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times – Tatkala pandemik virus corona menyerang, semua aktivitas dibatasi bahkan dihentikan. Mulai dari sekolah hingga perkantoran. Kegiatan bisa dilanjutkan lewat online atau dalam jaringan. Biasa disingkat daring.
Khusus pendidikan, tak semua orangtua sepakat dengan belajar daring dari rumah. Sebab kendalanya selalu ada. Dini Arruan pun sependapat. Lebih-lebih dia juga harus bekerja di kantor, otomatis tak ada yang mengawasi langsung putrinya belajar. Pendampingan sangat diperlukan sebab anaknya itu masih kelas 4 SD.
“Akhirnya tugas dari guru selesai malam, sebenarnya guru tak masalah. Tapi tetap saja penyelesaiannya lambat sebab teman-temannya sudah selesai duluan,” ujar warga Kabupaten Berau ini saat dikonfirmasi pada Rabu (22/4) siang.
1. Tak semua warga punya gawai dengan akses WhatsApp
Kendala lainnya ialah, kata dia, tak semua warga punya gawai dengan aplikasi WhatsApp. Padahal, belajar online ini 80 persen koordinasi lewat WA. Distribusi tugas juga lewat aplikasi tersebut. Lantas bagaimana dengan mereka yang tak punya bisa mengakses WA?
Itulah sebab, seharusnya sebelum kebijakan ini diterapkan ada solusi yang diberikan sehingga pelaksanaannya bisa maksimal.
“Sementara metode belajar lain, ada pula guru yang meminta menonton TVRI. Hanya saja itu tak efektif. Kalau kota besar mungkin cocok, kalau di daerah gak bisa. Pertemuan teleconference sejauh ini belum ada,” pegawai swasta ini.
2. Di rumah susah fokus karena terlalu santai
Dini juga menyebut bila tak semua mata pelajaran yang diberikan lengkap. Olahraga dan bahasa Inggris itu tak diperoleh. Itu sebab dia berharap pandemik ini cepat selesai sebab anak-anak rindu kembali sekolah.
“Intinya di rumah lebih santai jadi susah fokus, beda dengan sekolah,” tegasnya.
3. Siaran dari TVRI dirasa tak efektif karena hanya satu jam saja
Setali tiga uang, warga Samarinda, Leni Purnama Sari juga demikian. Duduk di kelas 1 SD, putrinya harusnya bisa maksimal belajar di sekolah. Namun karena situasi tak mendukung, mau tak mau harus bersabar. Senada, sejauh ini belajar online koordinasi lewat WA, termasuk pemberian tugas. Dan untuk siaran dari TVRI dirasa tak efektif karena hanya satu jam saja.
“Pernah sih sekali pakai aplikasi Zoom setelahnya tak pernah lagi. Kapan ya, kalau gak salah tiga minggu lalu,” tuturnya.
4. Anak selalu bertanya kapan bisa sekolah kembali
Leni mengaku, belajar di rumah itu ada untung dan tidak. Manfaatnya ialah, dia bisa lebih fokus dengan anak sebab dia tak ada pekerjaan lain. Hanya saja harus ekstra sabar. Apalagi jika anaknya sering bertanya kapan lagi ke sekolah.
“Iya, anak saya rindu sama teman-temannya. Gak nangis sih, cuma tanya terus. Untungnya dia ngerti sama virus ini karena sebulan lalu terus-menerus disebutkan sama gurunya,” pungkasnya.
Baca Juga: Pandemik Virus Corona Ancam Rehabilitasi Orangutan Kalimantan