Fase Relaksasi di Samarinda, Angka Okupansi Hotel Belum Signifikan

Berharap fase relaksasi mendongkrak gairah sektor perhotelan

Samarinda, IDN Times - Terhitung 11 hari fase relaksasi peraturan beraktivitas di Samarinda diterapkan. Urusan ekonomi perlahan-lahan menanjak walau tertatih. Utamanya perhotelan yang sejak dua bulan terakhir terpuruk karena pandemik virus corona atau COVID-19.

“Belum sepenuhnya membaik karena sektor perhotelan gak hanya tergantung okupansi saja, event (pagelaran atau seminar) juga. Karena biasanya sepaket dengan peserta yang menginap,” ujar General Manager Hotel Harris Samarinda Vincent Gunawan saat dikonfirmasi pada Kamis (11/6) siang.

1. Okupansi perhotelan perlahan menanjak walau tak signifikan

Fase Relaksasi di Samarinda, Angka Okupansi Hotel Belum SignifikanIlustrasi hotel (Pexels.com/pixabay)

Meski demikian dia tak menampik pelan-pelan tingkat kunjungan atau okupansi perhotelan kembali naik, walau tak terlalu signifikan. Sempat mendapat pesanan 50 kamar saat ibu kota Kaltim dilanda banjir dan Lebaran, kini kondisi kembali lesu. Sebab melihat kondisi terkini, saat fase relaksasi berlaku penerbangan tetap alami kesulitan. Tidaak seperti dahulu. Demandnya memang tak ada, jadi tak bisa langsung melesat.

“20 sampai 30 kamar itu sudah standar. Gak bisa sampai 50, kecuali ada event. Tapi syukurnya di grup kami, Harris Samarinda masih lumayan,” tuturnya.

2. Ketaatan masyarakat dengan protokol kesehatan memengaruhi ekonomi

Fase Relaksasi di Samarinda, Angka Okupansi Hotel Belum SignifikanSwiss-Belhotel Borneo Samarinda di Jalan Mulawarman (Dok.Swiss-Belhotel Samarinda/Istimewa)

Harapan saat ini memang tertuju kepada pemerintah lewat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Langkah mereka dinanti untuk memutus rantai penyebaran corona. Tetapi untuk urusan taat dengan protokol kesehatan warga juga punya peranan penting. Taat menjaga pola hidup sehat dan menggunakan masker.

“Semua itu punya dampak berganda, bagaimana bisnis mau membaik jika masyarakat tak taat,” tegasnya.

Baca Juga: Pengamat Nilai Pemkot Samarinda Harus Pertegas Kebijakan soal COVID-19

3. Berharap fase relaksasi mendongkrak gairah sektor perhotelan

Fase Relaksasi di Samarinda, Angka Okupansi Hotel Belum SignifikanSwiss-Belhotel Borneo Samarinda di Jalan Mulawarman (Dok.Swiss-Belhotel Samarinda/Istimewa)

Setali tiga uang, General Manager Secretary Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Natalia tak menolak pandemik virus corona memang berikan dampak yang kurang baik bagi sektor perhotelan dan pariwisata. Sebab tak hanya Samarinda yang merasakan tetapi seluruh dunia juga. Besar harapan fase relaksasi ini perhotelan kembali bergairah.

“Karena sekarang warga lebih dilonggarkan, tak seperti sebelumnya. Bisa travelling dan menginap di hotel,” kata Natalia.

4. Swiss-Belhotel Borneo Samarinda sempat tak beroperasi dua bulan karena COVID-19

Fase Relaksasi di Samarinda, Angka Okupansi Hotel Belum SignifikanIlustrasi hotel (Pexels.com/rawpixel.com)

Swiss-Belhotel Borneo Samarinda merupakan satu dari sekian tempat menginap yang harus menutup operasionalnya untuk sementara. Terhitung dua bulan dan baru 5 Juni lalu dibuka kembali bagi warga. Pandemik COVID-19 menjadi alasan terbesar untuk mengambil tindakan tersebut.

“Kami sudah menyediakan semuanya. Mulai dari wadah cuci tangan, hand sanitizer hingga protokol kesehatan lainnya. Waktu dua bulan kami tak diam, lebih banyak membenahi hotel agar pengunjung juga merasa aman,” pungkasnya.

Baca Juga: Lagi Puasa, 19 Remaja di Samarinda Ini Malah Kedapatan Ngamar di Hotel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya