Gubernur Isran Tetap Kukuh Pembangunan Ibu Kota Baru di Bukit Soeharto
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Kalimantan Timur (Kaltim) memang belum sah dipilih sebagi calon ibu kota baru pengganti Jakarta. Karenanya, Gubernur Kaltim, Isran Noor bakal mempresentasikan Benua Etam sebagai ibu kota negara baru, dalam konsultasi regional penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang akan berlangsung di Hotel Novotel Balikpapan pada 21-22 Agustus 2019.
1. Pokoknya di Bukit Soeharto
Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kutai Kartanegara (Kukar) yang sebelumnya menjadi kandidat kuat lokasi ibu kota negara baru dikabarkan tak akan masuk radar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Padahal, Tahura Bukit Soeharto terbilang strategis karena posisinya berada di tengah antara kota pendukung, Samarinda dan Balikpapan kemudian daerah penyangga lainnya Kukar, Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU).
“Pokoknya di kawasan Bukit Soeharto, tapi tidak di situnya (lokasi Tahura). Pembangunan ada ke wilayah timur dan ke barat nantinya," ucap Isran saat ditemui di lantai dua Kegubernuran Kaltim, Senin (19/8).
Baca Juga: Pemprov Kaltim: Tahura Bukit Soeharto Lebih Potensial Jadi Ibu Kota
2. Meluruskan pandangan tentang kawasan Bukit Soeharto
Dia menilai, selama ini sebagian orang salah pandang mengenai kawasan Bukit Soeharto, sebagai wilayah hutan lindung. Sebenarnya ada dua perusahaan kayu pernah menggarap kawasan Bukit Soeharto.
"Itu hutan produksi. Yang hutan lindung itu di Sungai Wain ke arah selatannya. Di Bukit Bengkirai. Itu memang hutan lindung,” sebutnya.
Mantan ketua umum DPP PKPI tersebut enggan mengumbar janji kepada pemerintah pusat. Menurutnya, bila Kaltim terpilih jadi ibu kota negara, maka penilaian itu datangnya dari hasil kajian Kementerian PPN/Bappenas. “Saya sampaikan apa adanya, kalau Kaltim memang siap,” tegasnya.
Kendati demikian, Isran menegaskan, jika dirinya tak akan memaksa pemerintah pusat hanya untuk menjadikan Kaltim sebagai ibu kota negara. Apabila tidak terpilih, maka Pemprov Kaltim harus siap legawa dan mendukung provinsi terpilih.
“Enggak masalah, di mana pun mau ditetapkan, mau enggak mau, (ibu kota negara) itu harus dibangun,” terangnya.
3. Kaltim selalu siap menjadi ibu kota dengan kelebihannya
Dia menambahkan, Kaltim memiliki semua sumber yang dibutuhkan untuk menjadi ibu kota negara. Dimulai dari sisi lingkungan, Kaltim bisa dibilang baik, pun demikian urusan lahan, Benua Etam bisa menyiapkan.
Soal bencana, gempa misalnya, Kaltim jauh dari itu karena tak masuk dalam radar cincin api, yang erat kaitannya dengan kawasan potensi gempa. Lalu mengenai keamanan, Kaltim tidak berbatasan dengan negara lain dan menjadi poros tengah bagi Indonesia.
“Kaltim didukung infrastruktur yang baik, ada dua kota dengan bandara bertaraf internasional yang nantinya dihubungkan dengan jalan tol,” pungkasnya.
Baca Juga: Jika Kaltim Jadi Ibu Kota Negara, Ini yang Bikin Millennial Waswas