Identitas Peserta Sayembara Desain IKN Dirahasiakan demi Objektivitas

Sayembara IKN ditutup dengan 700 pendaftar

Samarinda, IDN Times - Registrasi Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu kota Negara untuk merancang bentuk kawasan ibu kota negara (IKN) ditutup 18 Oktober, namun sempat diperpanjang hingga 21 Oktober lalu.

Dari masa sejak dibukanya pendataran Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu kota Negara itu sebanyak 700 arsitek turut serta berlomba. Nantinya, para ahli racik bentuk dan desain itu akan bersaing dalam memperebutkan posisi jawara dan hadiah total senilai Rp5 miliar. 

Jumlah pendaftar mencapai 700 arsitek ini melampaui harapan dewan juri hanya memprediksi sayembara ini akan diikuti sekitar 300 peserta saja.

"Nanti semua konsep desain dan rancangan bangunan akan diseleksi oleh dewan juri hingga akhir November nanti. Semoga hasilnya sesuai harapan," ucap Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Prof  Masjaya yang juga salah satu juri sayembara desain IKN, pada Kamis (24/10) di Hotel Bumi Senyiur, Jalan Diponegoro.

1. Berharap poin kearifan lokal jadi poin penilaian

Identitas Peserta Sayembara Desain IKN Dirahasiakan demi ObjektivitasRektor Unmul Prof Masjaya (IDN Times/Yuda Almerio)

Kata dia, dalam seleksinya nanti para pemberi nilai akan menimbang berdasarkan aspek perencanaan dan rancangan. Yang tentunya hal tersebut sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP) dan proses penilaian juga.

Meski penilaian yang diberikan sesuai standar yang telah ditentukan, tetapi guru besar Unmul itu juga menginginkan unsur kearifan lokal dari Kaltim masuk dalam butir penilaian.

"Tapi tetap itu pemerintah punya wewenang, ini hanya bentuk aspirasi masyarakat saja," katanya.

Terlepas dari status sebagai juri, Masjaya begitu sepakat dengan ide memasukkan unsur kearifan lokal dalam aspek penilaian. Ingat dari sisi sejarah, Kerajaan Hindu tertua di Indonesia berasal dari Kutai di pedalaman hulu Sungai Mahakam tepatnya di Muara Kaman, Kutai Kartanegara.

"Saya harap itu bisa dipertegas oleh kementerian (terkait) untuk dijadikan penilaian," tambahnya.

Baca Juga: 80 Peserta Sayembara Urban Desain Tinjau Lokasi Ibu Kota Negara

2. Identitas para peserta dirahasiakan

Identitas Peserta Sayembara Desain IKN Dirahasiakan demi ObjektivitasPara dewan juri sayembara IKN (IDN Times/Mela Hapsari)

Menurut Masjaya, demi menjaga kemurnian nilai ada baiknya tak perlu mengungkap identitas dan perusahaan yang turut serta dalam kompetisi tersebut. Dengan kata lain menjaga agar penilaian objektif.

"Sebagai juri hal tersebut tidak boleh luput," tegasnya.

Tak hanya itu, tambahnya lagi, salah satu kriteria penilaian ialah bisa merancang kawasan IKN seluas 180 ribu hektare dengan baik, tanpa melupakan kawasan penyangga di sekitar ibu kota negara. Misalnya, Samarinda dan Balikpapan. Tak hanya itu urusan lingkungan juga harus diperhatikan.

"Standarnya itu 50 persen (berbasis lingkungan). Kalau boleh mencapai 70 persen," tuturnya.

3. Tiga terbaik akan diseleksi dari 700 pendaftar

Identitas Peserta Sayembara Desain IKN Dirahasiakan demi ObjektivitasKawasan Sepaku, Penajam Paser Utara (IDN Times/Mela Hapsari)

Sebagai informasi, 13 orang dipercaya menjadi juri Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara, termasuk Rektor Universitas Mulawarman Prof. Masjaya, serta praktisi Arsitek dan Urban Desain Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat.

Sementara kepala dewan juri adalah Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Imam Santoso Ernawi kemudian wakilnya ialah praktisi Urban Desain Andy Siswanto.

Secara resmi, sayembara itu buka pada 2 Oktober lalu di Balikpapan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kompetisi itu terbuka bagi seluruh  warga Indonesia dengan total hadiah mencapai Rp5 miliar dan khusus juara pertama bisa dapatkan Rp2 miliar.

Tahapannya pun cukup panjang, setelah pendaftaran ditutup, kemudian peserta memasukkan karya itu pada 18-29 November. Lalu pada 2-6 Desember melakukan evaluasi persyaratan administrasi.

Selanjutnya, pada 9-11 Desember penjurian tahap satu kemudian berlanjut dengan penjurian tahap dua pada 11-13 Desember. Selanjutnya, 16-20 Desember proses penetapan pemenang. Pada 23 Desember penetapan pemenang kemudian yang terakhir 27 Desember ialah pemberian hadiah.

Pada Senin (21/10) lalu sebanyak 80 peserta lomba telah berkunjung ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara untuk melihat langsung lokasi calon ibu kota negara yang baru.

"Lima karya desain dulu, setelahnya akan dipilih (seleksi) kembali menjadi tiga terbaik," pungkas Masjaya.

Baca Juga: Sayembara Desain Ibu Kota Baru Diperpanjang, Berhadiah Rp5 Miliar!

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya