Isolasi Tiga Pasien Virus Corona, Pakaian Hazmat di RSUD AWS Menipis

Pihak rumah sakit masih menunggu respons kementerian terkait

Samarinda, IDN Times – Alur distribusi pakaian hazmat terkendala, sejumlah rumah sakit rujukan di Kaltim alami kekurangan. Sebelumnya, ada dua rumah sakit yang tak memiliki pakaian hazmat, yakni RSUD Panglima Sebaya di Paser dan RSUD Taman Husada di Bontang.

Kini, RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) di Samarinda juga mengalami hal senada. Sementara itu, dua rumah sakit lainnya RSUD Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan dan RSUD Aji Muhammad Parikesit, Tenggarong, Kutai Kartanegara belum mengalami kekurangan pakaian hazmat.

“Terakhir dikirim (Kementerian Kesehatan) hari Minggu (15/3) lalu. Stok tidak cukup,” aku dr Nurliana Adrianti Noor, kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD AWS saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kaltim pada Senin (16/3).

1. Pihak rumah sakit masih menunggu respons dari Kementerian Kesehatan terkait pakaian hazmat

Isolasi Tiga Pasien Virus Corona, Pakaian Hazmat di RSUD AWS MenipisSalah satu ruangan isolasi RSUD AWS Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Padahal saat ini, rumah sakit pelat merah ini sedang mengisolasi tiga pasien dalam pengawasan (PDP) sejak Jumat (13/3) malam. Informasi dihimpun IDN Times, dari ketiganya, baru satu yang dinyatakan negatif. Sisanya masih menunggu hasil tes dari lab Puslitbang Kementerian Kesehatan. Ketiganya harus menunggu masa observasi selesai selama 14 hari. Pihaknya pun sudah mengajukan tanya dengan lembaga terkait untuk urusan pakaian hazmat.

“Kami harap jawaban secepatnya. Lebih cepat lebih baik. Thermoscan tinggal dua. Ini darurat. Kami sangat terbentur ketersediaan APD,” paparnya.

2. Pakaian hazmat hanya bisa digunakan sekali, setelah memeriksa pasien langsung dibuang

Isolasi Tiga Pasien Virus Corona, Pakaian Hazmat di RSUD AWS MenipisIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Wajar saja pihak rumah sakit mendesak untuk permintaan pakaian hazmat. Sebab perlengkapan ini biasa digunakan oleh petugas medis tatkala menangani virus corona. Dengan alat pelindung diri itu, sang medikus terhindar dari pandemi bernama COVID-19 ini. Saban hari, petugas rumah sakit harus memeriksa keadaan pasien dalam pengawasan. Dan dalam sehari setidaknya ada 13 pakaian hazmat diperlukan. Perlu diingat, pakaian itu hanya bisa digunakan sekali, setelahnya dibuang.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Kaltim, drg Soeharsono menuturkan, urusan APD menjadi kewenangan rumah sakit untuk pengadaan. Nantinya, biaya yang dikeluarkan terkait APD itu, diklaim untuk biaya pasien.

“Yah kemungkinan keberadaan APD sangat minim di pasaran," ungkapnya. 

3. Diskes Kaltim sudah mengusulkan penambahan pakaian hazmat ke Kementerian Kesehatan

Isolasi Tiga Pasien Virus Corona, Pakaian Hazmat di RSUD AWS MenipisRSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Pihaknya pun mengaku sudah mengusulkan hal tersebut ke Kementerian Kesehatan. Dan hingga kini belum ada respons terkait pakaian hazmat tersebut lantaran sedang kekurangan juga.

“Jadi APD kami juga mendapat kiriman terbatas. Stok lama, sebenarnya itu untuk kasus flu burung dulu,” pungkasnya.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya