Mengenal Tiga Industri Kreatif di Kaltim yang Punya Potensi Ekspor

Samarinda, IDN Times - Benua Etam punya potensi besar mengembangkan industri kreatif. Mulai dari kerajinan tangan atau kriya, fesyen dan makanan. Besar harapan sektor ini mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
“Saat ini sedang kami dukung agar terus bisa mengekspor ke luar negeri,” ujar Muhammad Yadi Robyan Noor, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kalimantan Timur (Disperindagkop UKM) Kaltim saat dikonfirmasi pada Rabu (10/2/2021) petang.
1. Samarinda menjadi daerah terbanyak miliki UKM di Kaltim
Informasi dihimpun IDN Times, tiga sektor industri kreatif tersebut terbagi-bagi lagi menjadi ragam bagian. Pertama usaha kerajinan tangan. Mulai dari berbasis tekstil, kulit kayu, anyaman, kertas, kaca, dan logam. Lalu yang kedua, usaha furniture hingga perhiasan dan barang berharga. Selanjutnya ada juga industri fesyen berupa usaha pembuatan pakaian, barang dari kulit, serta alas kaki. Terakhir, industri makanan. Mulai dari restoran atau kafe hingga usaha makanan dan minuman lainnya. Sementara total UKM di Kaltim ada 307.343.
“Yang terbesar ada di Samarinda sebanyak 158.624. Kemudian ada Balikpapan 105.060 UMKM dan yang ketiga Bontang adalah 27.076,” sebutnya.
2. Jika UKM punya kemampuan, pasti didukung agar naik level
Dengan potensi sebesar itu, pihaknya berusaha keras mendongkrak agar sektor ekonomi kreatif ini semakin dikenal. Itu sebab pemasaran dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk kerja sama kemitraan dari daerah lain. Mulai dari Jawa Tengah (Jateng) hingga Jogjakarta. Meski demikian selama pandemik COVID-19, UKM di Benua Etam juga alami gempuran. Syukurnya sektor ini terbantu oleh ekspor luar negeri.
“Intinya yang mampu memenuhi kapasitas, akan kami kawal untuk naik kelas,” kata mantan kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kaltim ini.
3. Sepanjang 2020 UKM Kaltim sumbang Rp428,2 miliar
Tak tanggung-tanggung selama COVID-19 menggempur Kaltim sepanjang 2020 lalu, UKM mencatatkan aktivitas ekspor positif. Nilainya bahkan mencapai USD 30 juta lebih atau setara Rp428,2 miliar. Sayangnya hany ada 15 UKM yang sanggup memenuhi kriteria ekspor. Jika lebih dari pendapatan Kaltim tentu lebih banyak.
“Pengembangan ekspor ini sangat menarik, treatment-nya memang tinggi, tapi harganya juga bisa sampai sepuluh kali lipat,” pungkasnya.
Baca Juga: Meski Pandemik COVID-19, Ekspor UKM Kaltim Sukses Menembus Tiga Benua