PDP Corona 8 Tahun Meninggal, Dua Rumah Sakit Tutup Layanan Kesehatan

Sebanyak 24 petugas RS di Bontang juga harus dikarantina

Samarinda, IDN Times - Bontang sempat dibikin heboh oleh kematian pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 berusia 8 tahun. Maklum saja kota ini hanya punya 3 kecamatan dan 15 kelurahan, sehingga kabar meninggalnya pasien ini menyebar cepat. Belum lagi hasil rapid testnya positif virus corona.

Dikonfirmasi mengenai kabar tersebut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak tak menampik. Dan pasien anak itu sudah dikebumikan sesuai standar protokol pemakaman COVID-19 persisnya di kawasan Bontang Lestari. Statusnya pun naik menjadi PDP.

“Sampel swab-nya juga sudah diambil,” ujar Andi dalam keterangan pers via aplikasi Zoom pada Sabtu (25/4) petang.

1. PDP anak 8 tahun positif virus corona versi rapid test, sementara orang tuanya negatif

PDP Corona 8 Tahun Meninggal, Dua Rumah Sakit Tutup Layanan KesehatanPelaksana tugas Diskes Kaltim, Andi Muhammad Ishak dalam keterangan persnya (IDN Times/Yuda Almerio)

Informasi dihimpun IDN Times, sebelum mengembuskan napas terakhir pada Jumat, 24 April 2020 tepatnya pukul 02.05 Wita, pasien anak ini pernah dirawat pada 6-23 April 2020 di Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB).

Ia termasuk pasien rutin sebab memiliki ragam penyakit penyerta. Lantaran sakitnya tak membaik, dia kemudian dirujuk ke RSUD Taman Husada.

Hasil diagnosis dari rumah sakit daerah itu, ditemukan sejumlah komplikasi pada anak mulai dari gagal ginjal, gangguan paru, pernapasan, anemia, epilepsi hingga keterlambatan tumbuh kembang anak.

“Rencananya hendak dirujuk ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) di Samarinda, namun AWS meminta dilakukan rapid test kepada anak. Dan ternyata hasilnya positif sementara orang tuanya negatif. Diketahui orang tuanya punya riwayat perjalanan dari Jakarta,” jelasnya.

Kondisi kesehatan pasien terus memburuk, meski usulan rujukan telah mendapat setuju. Namun sayang takdir berbicara berbeda. Pada Jumat dini hari pasien anak ini tutup usia.

Setelahnya, kabar itu tersebar luas di masyarakat Bontang. Bahkan disebut-sebut dua rumah sakit yang sempat merawat PDP anak ini ditutup.

Baca Juga: Satu PDP Warga Penajam Paser Utara Meninggal Dunia di Samboja

2. RSIB langsung menutup sejumlah layanan kesehatan dan mengkarantina pegawainya

PDP Corona 8 Tahun Meninggal, Dua Rumah Sakit Tutup Layanan KesehatanIlustrasi. Pasien Virus corona - Petugas berjalan ke arah mobil ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, Bahauddin menolak jika disebut rumah sakit tutup sebab hingga saat ini tetap beroperasi.

Hanya saja, demi antisipasi sejumlah layanan RSIB ditutup sementara terhitung 23 April-7 Mei 2020. Mulai dari ruang instalasi gawat darurat (IGD), rawat inap, poli spesialis anak, poli spesialis radiologi, IGD kebidanan dan poli kandungan.

Tak hanya itu, penyemprotan disinfektan sesuai pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dilakukan.

Sedangkan RSUD Taman Husada menerapkan pembatasan pelayanan poliklinik dan menutup rawat jalan sebagai upaya pencegahan COVID-19.

“RSIB juga sudah meminta 24 pegawainya yang diduga kontak dengan PDP yang meninggal dunia untuk isolasi mandiri,” sebut Bahauddin dalam keterangan tertulisnya yang diterima IDN Times pada Sabtu malam.

3. Ada 30 petugas medis positif virus corona versi rapid test

PDP Corona 8 Tahun Meninggal, Dua Rumah Sakit Tutup Layanan KesehatanIlustrasi pakaian hazmat (IDN Times/Candra Irawan)

Dia juga menambahkan, dalam rangka deteksi dini penyebaran COVID-19, dilakukan rapid test secara bertahap terhadap 112 petugas medis di Bontang.

Hasilnya ada 30 orang dinyatakan reaktif atau positif virus corona. Mereka kemudian dikarantina di Hotel Grand Mustika, sedangkan keluarga petugas melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Tapi, rapid test tak ada hubungannya dengan kasus PDP delapan tahun tersebut. Waktu tes persis sama dengan kedatangan pasien,” pungkasnya.

Baca Juga: Angkutan Tak Beroperasi, 3 Mahasiswa  Jakarta Terjebak di Balikpapan

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya