Penjual Gorengan di Kaltim Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga Kedelai

Menu andalan tahu dan tempe masih tersedia!

Berau, IDN Times - Pengrajin tempe dan tahu di Kaltim belum merasakan dampak dari melonjaknya harga kedelai. Itu terbukti dari penjual gorengan yang masih menjual dua menu favorit ini.

“Kami masih aman saja, belum ada kelangkaan pasokan,” ujar Abdul Malik, penjual gorengan di Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau kepada IDN Times pada Senin (4/1/2021) sore.

1. Penjual gorengan belum alami kesusahan pasokan tahu dan tempe meski harga kedelai naik

Penjual Gorengan di Kaltim Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga KedelaiPenjual gorengan di Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau belum alami kelangkaan pasokan tahu dan tempe (IDN Times/Yuda Almerio)

Sejatinya saat ini 90 persen pengrajin tempe di Indonesia sedang waswas dan mogok produksi. Bila ditotal ada 160 ribu pengusaha. Jumlah tersebut menyebar ke seluruh Nusantara berdasarkan data dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Aksi mogok itu dipicu oleh tingginya harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe. Harga kedelai belakangan mengalami lonjakan drastis. Normalnya, harga kedelai berada di kisaran Rp6,5 ribu per kilogram (kg), kini naik menjadi menjadi Rp9,5 ribu per kg.

“Gak tahu ya kalau produsennya. Tapi alhamdulilah selama ini kami tak alami kesusahan sampai sekarang. Saya sehari untuk biasa beli Rp30 ribu untuk 15 tempe. Kalau tahu lebih banyak, biasanya Rp70 ribu. Isinya lebih dari 30 tahu,” terangnya.

2. Tempe dan tahu jadi sangat membantu penjual gorengan

Penjual Gorengan di Kaltim Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga KedelaiPenjual gorengan di Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau belum alami kelangkaan pasokan tahu dan tempe (IDN Times/Yuda Almerio)

Selama delapan tahun berjualan gorengan ini dirinya mendapat untung dari tahu dan tempe. Kedua menu ini memang banyak dicari. Harga jualnya juga lebih murah dibanding dengan yang lainnya. Bahkan dirinya mengaku jika keuntungan yang diperoleh dua kali lipat dari harga beli.

“Tempe dan tahu ini sangat membantu sekali. Kami gak tahu lagi jika pasokan tersendat,” imbuhnya.

Baca Juga: DPR: Naiknya Harga Kedelai Jadi Peringatan Dini untuk Pemerintah

3. Sebulan lalu tahu di Samarinda sempat susah didapatkan

Penjual Gorengan di Kaltim Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga KedelaiRafiah, penjual gorengan di Jalan Teratai, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau (IDN Times/Yuda Almerio)

Penjual gorengan lainnya, Rafiah, yang kerap berjualan di Jalan Teratai juga mengungkapkan hal senada. Hingga saat ini dirinya belum alami kesusahan dalam mendapatkan tempe atau tahu. Sehari bisa habiskan 10 tempe dan tahunya bisa 50. Dari penjualan dua penganan dari kedelai ini dirinya bisa untung dua kali lipat.

“Semua lagi naik memang, tapi kami masih menerima pasokan. Alhamdulillah aman saja,” aku perempuan 45 tahun ini.

Setali tiga uang, Andi, penjual gorengan di Jalan Pramuka, Samarinda juga belum alami kelangkaan. Sehari-harinya dia masih bisa dapatkan pasokan tempe dan tahu. Hanya saja sebulan lalu tahu yang sedikit susah didapatkan.

“Kami bersyukur saja. Mudahan tak ada kelangkaan,” harapnya lalu menutup perbincangan.

Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik, Produsen Keripik Tempe di Tulungagung Resah

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya