Tiga Hari Jelang Iduladha, Penjualan Sapi Kurban Masih Sepi
Samarinda, IDN Times-Tiga hari menjelang Iduladha, namun penjualan hewan ternak untuk kurban, sapi maupun kambing di Samarinda masih sepi. Sejumlah pedagang mengaku bila calon pembeli hanya sebatas bertanya mengenai harga jual, jenis maupun asal hewan kurban.
“Padahal tahun lalu ramai, apalagi H-3. Dalam sehari bisa jual 5 sapi,” ucap Mawan.
1. Dahulu bisa jual 100 sapi, sekarang sepi
Walau begitu dia yakin, penjualan kembali ramai seperti sebelumnya. Dahulu bisa jual sampai 100 ekor sapi, sekarang tak sampai, hanya puluhan saja. “Rezeki tidak ke mana, masih ada waktu,” ujarnya kemudian tersenyum.
Dia menuturkan, semua sapi yang dijualnya berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Jenisnya beragam, mulai dari limousine, bali dan simetal. Harganya mulai dari Rp 11-20 juta. Semuanya diangkut menggunakan kapal dari Bone lewat Balikpapan kemudian jalur darat menuju Samarinda.
“Sertifikat lengkap jadi masyarakat jangan takut membeli,” tegasnya.
2. Dari Bone menuju Kota Tepian
Mawan bukanlah penjual junior. Dia sudah menekuni bisnis ini sejak 10 tahun lalu. Saban tahun, bapak dua anak itu selalu datang ke Samarinda jelang hari raya kurban dari Bone, Sulawesi Selatan. “Biasanya dua bulan atau sebulan sebelum Iduladha,” akunya.
Meskipun terkesan buang tenaga dan dana, namun Mawan tak merasa demikian. Sebab selain bisa silaturahmi dengan keluarga di Samarinda dia juga bisa jalan-jalan. Sementara anak istrinya tak turut serta. Soal keuntungan jangan tanya karena semua pedagang menginginkan hal yang sama.
“Untung pasti ada, kalau tidak bisnis ini sudah lama saya tinggalkan,” akunya kemudian terkekeh.
Sayang Mawan enggan memberi tahu besaran keuntungan. "Yang penting cukup untuk pulang dan bisa gaji anggota (rekan yang membantunya berdagang)."
3. Dijamin lengkap dengan sertifikat, warga tak perlu khawatir
Sementara itu pedagang sapi lainnya, Misno dari gerai sapi dan kambing Restu Ibu Sinar Abadi di Jalan AW Sjahranie mengatakan hal senada, bila 2019 penjualan hewan kurban sepi peminat. Tahun lalu mendekati Iduladha, penjualan sapinya nyaris menyentuh 200 ekor penjualan.
“Tahun ini hanya 85 ekor saja dalam tiga minggu, biasanya lebih,” sebutnya.
Sejak 1999, Misno menekuni bisnis jual-beli sapi. Lokasinya pun tak pernah pindah dari Jalan AW Sjahranie. Sapi-sapi yang dijualnya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur kemudian Sulawesi. Sementara jenisnya ialah limousine, bali, ongole sumba dan simetal.
Sebelum memulai bisnis jual ternak, dia adalah pengusaha kontraktor. Lantaran merasa berjualan sapi lebih menguntungkan, maka dia banting setir.
“Untuk surat-suratnya selalu lengkap, sebab sapi-sapi yang dimilikinya di karantina sebelum dikirim ke Samarinda. Tak hanya itu, sertifikat kelaikan juga ada,” jelasnya.
Misno menerangkan sapi-sapi yang dijualnya beragam dari sisi berat dan harga. Nilai untuk satu sapi dengan berat 55-60 kilogram (kg) Rp14 juta. Paling mahal itu limousine harganya bisa mencapai Rp 70 juta. Sapi yang dijual di tokonya punya kualitas bagus, harganya pun belum berubah dari tahun lalu dan lengkap dengan sertifikat. “Jadi warga tak perlu khawatir,” pungkasnya.