Nostalgia Lebaran Generasi X: Dulu Hangat, Sekarang Digital

Balikpapan, IDN Times - Takbir berkumandang, merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Suara lantunan asma Allah menggema dari masjid dan musala, menciptakan atmosfer yang begitu syahdu.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillaahil hamd.
Bagi saya yang kini nggak lagi anak muda, momen ini membawa kenangan manis era 80-an. Zaman ketika teknologi digital masih sebatas impian dan ucapan Lebaran disampaikan langsung-tanpa pesan broadcast WhatsApp atau unggahan di media sosial. Mau ngucapin selamat? Harus datang dan ngomong langsung ke orangnya.
Jujur, capek sih. Apalagi kalau harus menghadapi saudara yang suka bercanda garing. Tapi di situlah letak kehangatannya. Interaksi manusia terasa nyata, tanpa gangguan notifikasi atau distraksi layar gadget.
1. Flashback perbandingan Generasi X dan Generasi Alpha
Sekarang, dunia sudah berubah. Generasi Alpha, anak-anak yang lahir di era digital, lebih akrab dengan layar daripada tatap muka. Mereka terbiasa menyapa lewat chat, bahkan ngobrol lintas kota dan negara tanpa harus bertemu langsung. Sementara kita, Generasi X, masih mengenang masa kecil ketika silaturahmi artinya benar-benar bertatap muka.
Lebaran bagi kami bukan sekadar momen kemenangan, tapi juga kesempatan menikmati tiga hal istimewa: makanan enak, baju baru, dan tentu saja, angpao lebaran!
Dulu, rendang dan gulai ayam bukan makanan sehari-hari. Bisa menyantapnya saat Lebaran adalah kebahagiaan tersendiri. Bahkan rumah nenek yang jauh pun terasa dekat, asal ada iming-iming makanan enak. Simpel banget keinginan kami waktu itu, karena memang hidup jauh lebih sederhana.