Suhu Laut Menghangat, Ribuan Penguin Kecil Ditemukan Mati 

Sepertinya akan terus berlanjut selama musim semi  

Samarinda, IDN Times - Penguin kecil atau little blue penguin merupakan spesies penguin terkecil di dunia. Satwa yang berasal dari Selandia Baru tersebut hidup di tepi pantai, di mana sarang mereka ada di dalam lubang-lubang bawah tanah atau bebatuan.

Burung dengan nama ilmiah eudyptula minor, memiliki arti penyelam yang handal.

Warga lokal menyebutnya dengan korora, bisa ditemukan di pulau-pulau terpencil di Selandia Baru. Nah, baru-baru ini media setempat melaporkan sejumlah kematian massal burung penguin kecil, yang terdampar di Ninety Mile Beach.

Menurut keterangan penduduk setempat, penguin-penguin itu terbaring berjajar di tepi pantai, sayap mereka terkulai dan bulu berwarna biru mengilat ciri khas mereka pudar karena pasir pantai. Kondisi ini membuat khawatir sejumlah pihak. Pemerintah setempat telah mengumumkan status burung ini sebagai "at-risk declining".

Mulanya para peneliti mengira para penguin ini mati akibat terinfeksi penyakit atau virus semacam flu burung. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata lebih menyedihkan.

Berikut temuan dari tim peneliti seperti yang dilaporkan The Guardian.

1. Berawal dari kebingungan warga lokal melihat ratusan penguin kecil mati terdampar

Saat warga setempat mengumpulkan bangkai penguin yang terdampar di North Island, mereka begitu terkejut dan bingung. Karena kematian massal ini tidak hanya terjadi di satu tempat.

Sebanyak 183 penguin mati terdampar di Ninety Miles Beach dan di minggu yang sama ditemukan pula 100 penguin mati di dekat Cable Bay. Sebelumnya di awal Mei, warga juga mendapati bangkai penguin di Ninety Miles Beach sebanyak 109, serta 40 bangkai di Tokerau Beach pada pertengahan Mei.

Graeme Taylor, penasehat utama Department of Conservation (DoC), meyakini bahwa sudah ada lebih dari 500 atau bahkan sudah mendekati 1.000 penguin mati terdampar sejak awal Mei 2022. Angka ini mungkin tidak akurat karena sebagian penguin sudah dikubur langsung oleh warga setempat.

2. Saat ditemukan, kondisi tubuh penguin sangat kurus

Suhu Laut Menghangat, Ribuan Penguin Kecil Ditemukan Mati penguin kecil yang terdampar (twitter.com/Jeff Rice)

Setelah menerima laporan dari warga setempat, tim dari DoC dan Ministry of Primary Industries memutuskan untuk mencari tahu penyebabnya. Taylor menyimpulkan bahwa para penguin kecil ini mati kelaparan.

Kondisi ini diketahui setelah membedah tubuh penguin. Seluruh bangkai penguin itu sangat kurus. Seharusnya mereka berbobot antara 800 sampai 1.000 gram, tapi berat mereka turun hingga separuhnya. Tidak ditemukan juga lemak ataupun jaringan otot.

"Ketika mereka berada di tahap seperti ini, mereka tidak akan bisa menyelam. Pada akhirnya para penguin ini mati begitu saja, bisa karena kelaparan atau hipotermia. Karena tidak adanya lemak dalam tubuh yang bisa menjaga mereka tetap hangat," kata Graeme Taylor.

Baca Juga: 10 Potret Keindahan Kota Balikpapan, Cantik dan Menawan 

3. Meningkatnya temperatur air laut akibat perubahan iklim

Suhu Laut Menghangat, Ribuan Penguin Kecil Ditemukan Mati ilustrasi penguin mengejar ikan (pixabay.com/Dmitry Abramov)

Taylor juga yakin bahwa para penguin ini juga bukannya kelaparan akibat overfishing. Lebih tepatnya, perubahan iklim membuat temperatur air berubah menjadi lebih hangat. Ikan-ikan kecil, udang dan cumi yang menjadi makanan penguin kecil ini tidak cocok dengan suhu ini.

Sehingga ikan-ikan itu akan menyelam lebih dalam lagi untuk mencari air dengan suhu yang lebih dingin. Akibatnya, para penguin kecil ini akan kesulitan mencari makanan di tempat yang bisa dijangkau.

Karena penguin kecil meskipun penyelam handal, mereka hanya mampu menyelam sampai kedalaman 20-30 meter. Mereka tidak bisa menyelam lebih dalam dari itu. Dengan kata lain, suhu air laut yang menghangat menjauhkan penguin kecil dari makanannya.

4. Kematian massal penguin kecil sebenarnya hal yang biasa terjadi tapi tidak sesering ini

Suhu Laut Menghangat, Ribuan Penguin Kecil Ditemukan Mati ilustrasi suhu air laut meningkat (freepik.com/wirestock)

Di Selandia Baru, kematian massal burung-burung ini biasa terjadi sekali dalam 10 tahun atau lebih. Namun, ada yang membedakan kematian massal tersebut dengan yang terjadi baru-baru ini, yaitu frekuensi.

Dalam 3 tahun ini, frekuensi kematian massal burung-burung itu mengalami peningkatan. Seiring dengan meningkatnya temperatur air laut tertinggi sepanjang sejarah selama 3 tahun berturut-turut.

Data yang dirilis oleh peneliti memperlihatkan temperatur laut mencapai level tertinggi dalam sejarah, memecahkan rekor selama 6 tahun berturut-turut. Jika terus seperti ini, populasi penguin kecil akan terancam, di samping ancaman predator alami seperti anjing, kucing, musang, cerpelai, kendaraan, kapal, dan jaring-jaring ikan.

5. Pengamat burung laut memperkirakan kematian massal masih akan terjadi selama musim semi

Suhu Laut Menghangat, Ribuan Penguin Kecil Ditemukan Mati Ilustrasi penguin yang sedang berenang (unsplash.com/mana5280)

Ian Armitage, penasehat organisasi Birds New Zealand, yang rutin melakukan patroli pantai untuk memantau jumlah kematian burung laut, mengatakan jumlah penguin yang ditemukan mati tahun ini tidak biasa. Armitage juga memperkirakan kematian serupa masih akan terjadi lebih banyak lagi.

"Kejadian ini mungkin belum berakhir dan masih akan berlanjut selama musim semi. Akan banyak lagi penguin kecil ditemukan," kata Armitage.

Jika temperatur air laut terus menghangat seperti ini, spesies ini akan tersingkir di wilayah North Island. Skenario terburuknya adalah spesies ini akan terancam punah karena tidak memiliki kesempatan untuk pulih dan membangun kembali koloni.

Kejadian ini adalah satu di antara sekian banyak efek buruk perubahan iklim yang semakin parah. Manusia adalah yang paling bertanggung jawab terhadap dampak global akibat perubahan iklim ini.

Baca Juga: 9 Potret Memikat Air Terjun Tanah Merah, Wisata Alam Unik di Samarinda

Refalution Photo Community Writer Refalution

"Tidak harus jadi hebat untuk memulai, tetapi mulailah untuk menjadi hebat." - Zig Ziglar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya