Kalangkala: Buah Langka dari Kalimantan yang Unik dan Bikin Penasaran!

Samarinda, IDN Times - Pernah dengar buah kalangkala? Mungkin namanya masih asing di telinga banyak orang di luar Kalimantan. Tapi buat masyarakat setempat, buah ini adalah salah satu harta karun alam yang makin sulit ditemukan.
Sayangnya, keberadaannya kini terancam karena habitatnya yang mulai rusak. Penasaran kenapa buah ini begitu istimewa? Yuk, kenali lebih dalam!
1. Tumbuh di pedalaman hutan Kalimantan

Berbeda dari mangga atau durian yang bisa dengan mudah ditemui di kebun atau halaman rumah, kalangkala hanya tumbuh liar di hutan Kalimantan. Tinggi pohonnya bisa mencapai 10-20 meter, jadi enggak heran kalau orang jarang menanamnya di pekarangan. Meski begitu, ada beberapa desa yang mulai membudidayakan pohon ini demi melestarikannya.
Saat musim berbuah, satu pohon kalangkala bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan buah, loh! Tapi jangan bayangkan bisa langsung dimakan seperti buah lain, karena ada cara khusus untuk menikmatinya.
2. Lebih mirip sayuran daripada buah

Uniknya, kalangkala enggak dikonsumsi langsung seperti buah pada umumnya. Buah ini lebih sering digunakan sebagai pelengkap makanan, mirip seperti sayur. Sebelum dimakan, kalangkala harus difermentasi dulu selama beberapa jam agar dagingnya melunak dan siap disantap.
Setelah difermentasi, warna buah ini akan berubah menjadi lebih pucat dengan tekstur lembut seperti alpukat. Bedanya, kalau alpukat enak dimakan pakai gula atau susu, kalangkala justru lebih cocok disantap dengan garam! Rasanya unik banget, sampai-sampai bikin orang yang baru pertama kali coba jadi bingung. Tapi buat yang sudah terbiasa, rasanya bisa bikin ketagihan. Bahkan, orang Banjar percaya kalau kalangkala bisa meningkatkan nafsu makan.
3. Biji dan daunnya punya segundang manfaat

Enggak cuma buahnya, biji kalangkala juga punya manfaat luar biasa. Secara tradisional, biji ini sering dijadikan obat alami untuk mengatasi bisul. Caranya gampang, cukup dihaluskan sampai berbentuk pasta, lalu ditempelkan ke kulit yang terkena bisul. Khasiatnya dipercaya bisa mempercepat penyembuhan.
Menariknya, penelitian oleh Muhlisoh dan Asni Hasaini menemukan bahwa biji kalangkala punya potensi sebagai antimikroba. Ekstraknya terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, yang sering jadi penyebab luka dekubitus. Ini membuka peluang buat biji kalangkala jadi bahan alami dalam pengobatan komplementer. Tapi tentu saja, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan manfaatnya secara maksimal.
Selain biji, daun pohon Kalangkala juga punya kegunaan menarik. Beberapa daerah di Kalimantan memanfaatkannya sebagai pewarna alami. Warna hijau tua yang dihasilkan sangat cocok untuk mewarnai kain tradisional atau makanan khas. Jadi, pohon kalangkala enggak cuma jadi sumber buah, tapi juga bahan alami yang multifungsi!
4. Yuk jaga kelestarian lingkungan

Kalangkala adalah salah satu kekayaan alam Kalimantan yang unik dan penuh manfaat. Sayangnya, keberadaannya semakin langka akibat eksploitasi hutan dan minimnya upaya budidaya.
Semoga dengan mengenal buah ini lebih jauh, kita bisa lebih menghargai dan berkontribusi dalam menjaga kelestariannya. Kalau suatu hari berkesempatan ke Kalimantan, jangan lupa coba buah eksotis ini, ya!