Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
antarafoto-borneo-fc-samarinda-menang-lawan-madura-united-fc-1763825273.jpg
Pelatih Borneo FC Samarinda Juan Fabio Lefundes (kanan) memberikan arahan kepada anak asuhnya Douglas Coutinho (kedua kiri) dan Mario Peralta (kiri) saat melawan Madura United FC dalam lanjutan pertandingan BRI Super League di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (22/11/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Samarinda, IDN Times - Pelatih Borneo FC Samarinda, Fabio Lefundes, menegaskan bahwa gaya kepemimpinannya—baik di ruang ganti maupun di lapangan—bukanlah soal kemarahan, melainkan bentuk kedekatan emosional dan dorongan agar para pemain mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Penegasan itu disampaikan usai kemenangan dramatis Borneo FC atas Madura United dengan skor 1-0 pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2025/2026 di Stadion Segiri, Samarinda, Sabtu (22/11/2025) malam.

“Rivaldo lahir tahun 2003, anak saya juga lahir tahun itu. Saya selalu bilang ke anak saya: saya marah bukan karena benci, tapi karena saya sayang,” ujar Lefundes dalam website Borneo FC.

1. Fabio menekan pemainnya agar bermain maksimal

Pesepak bola Borneo FC Samarinda Mariano Peralta (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Madura United FC Fransiskus Alesandro Nimo Olepue (kiri) dalam lanjutan pertandingan BRI Super League di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (22/11/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Ia menambahkan, nada tinggi atau tekanan dalam latihan bukanlah bentuk frustrasi, melainkan investasi mental bagi para pemain. “Saya marah karena saya ingin mereka tampil maksimal. Ketika mereka maksimal, mereka akan mendapat lebih banyak kesempatan dan hasil yang lebih baik,” katanya.

2. Mental juara bagi Borneo FC

Pesepak bola Borneo FC Samarinda Douglas Coutinho (tengah) berselebrasi dengan rekannya Maicon De Souza (kanan) dan Joel Vinicius (kiri) usai mencetak gol ke gawang Madura United FC dalam lanjutan pertandingan BRI Super League di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (22/11/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Bagi mantan pelatih Persita Tangerang tersebut, tugasnya di skuad Pesut Etam bukan hanya menyusun strategi, tetapi juga membentuk mental juara. “Saat saya datang, saya punya peran besar untuk membawa level mereka setinggi mungkin,” tegasnya. Rivaldo Pakpahan menjadi contoh nyata dari filosofi tersebut.

3. Memperoleh panggilan timnas

Rivaldo Pakpahan, pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. (Dok. PSSI)

Berkat performanya yang konsisten, pemain muda itu kembali mendapat panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23. “Kenapa dia dipanggil timnas? Karena dia memberi hasil maksimal di tim ini. Dia pemain luar biasa,” ucap Lefundes.

“Saya bilang ke dia, saya akan rindu kamu ketika kamu di timnas. Semoga kamu tampil bagus di sana,” tutupnya penuh harap.

Editorial Team